c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

16 Februari 2024

14:10 WIB

PLN EPI Manfaatkan Limbah Tepung Aren Untuk Cofiring PLTU

Limbah tepung aren yang dibiarkan menumpuk puluhan tahun akan menghasilkan gas metana yang jauh lebih berbahaya dibandingkan CO2.

Penulis: Yoseph Krishna

PLN EPI Manfaatkan Limbah Tepung Aren Untuk Cofiring PLTU
PLN EPI Manfaatkan Limbah Tepung Aren Untuk Cofiring PLTU
PLN EPI Manfaatkan Limbah Tepung Aren Untuk Cofiring PLTU. Dok. PLN

CIAMIS - PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) telah mengambil serbuk limbah aren dari Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat untuk uji bakar cofiring di PLTU Indramayu.

Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko menerangkan pemanfaatan limbah pengolahan tepung aren itu dikarenakan limbah yang telah ditumpuk puluhan tahun tersebut berpotensi menghasilkan gas metana yang jauh lebih bahaya dibandingkan CO2.

"Dalam hal emisi gas rumah kaca, metana berkali-kali lipat lebih berbahaya dibandingkan CO2," ucapnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (16/2).

Antonius menjelaskan uji bakar sendiri merupakan fase awal sebelum dilakukan implementasi cofiring di PLTU. Nantinya, hasil uji bakar akan melalui analisa terlebih dahulu sebelum diputuskan apakah serbuk limbah tepung aren bisa dimanfaatkan langsung atau harus diolah lebih dahulu untuk implementasi cofiring.

"Terlebih, dalam rantai pasok biomassa selalu melibatkan masyarakat sekitar jadi akan ada sirkular ekonomi. Dampak lainnya, tentu saja adalah pengurangan emisi untuk mencapai NZE seperti yang dicanangkan pemerintah," kata Antonius.

Pada kesempatan itu, Camat Cijeungjing Iyus Sunardi menyebutkan di wilayahnya terdapat belasan pabrik pengolahan tepung aren yang menghasilkan limbah dan ditumpuk begitu saja di dekat area pabrik hingga setinggi lebih dari 10 meter.

Selama ini, pihaknya berupaya menangani limbah pengolahan tepung aren dengan menggandeng berbagai pihak. Sayangnya, penanganan limbah masih belum maksimal mengingat masih ada belasan titik tumpukan limbah di Dusun Sarayuda, Desa Kertaharja.

"Oleh karena itu kami sangat bersyukur dan mengapresiasi PLN EPI, PLN Nusantara Power, dan mitranya yakni PT Pondok Hijau Energi. Semoga, ini menjadi solusi penanganan limbah pengolahan tepung aren yang sudah jadi persoalan selama puluhan tahun," tambah Iyus.

Iyus pun merasa senang dengan inisiatif PLN EPI. Pasalnya bukan hanya persoalan limbah saja yang bakal tertangani, tetapi juga ada aktivitas ekonomi tambahan dengan keterlibatan masyarakat dan UMKM, hingga kontribusi pada pengurangan emisi.

"Jika masyarakat diberdayakan, ada perputaran ekonomi rakyat di pedesaan sekaligus turut mencegah pemanasan global, semoga program ini akan sustain," imbuh dia.

Lebih lanjut, Antonius menuturkan pihaknya tengah menggarap program Socio Tropical Agriculture-waste Biomassa (STAB) di samping pemanfaatan lahan kritis bagi penanaman pakan ternak dan sumber biomassa.

Program STAB itu, sambungnya, dilakukan dengan memanfaatkan limbah pertanian dan perkebunan, seperti limbah padi, limbah bagasse tebu, limbah sagu, hingga limbah pengolahan tepung aren. STAB sendiri diluncurkan bersama Kemenko Marves pada perhelatan COP28 di Dubai akhir tahun lalu.

Dalam perjalanannya, PLN EPI melihat ada sumber biomassa untuk cofiring PLTU yang berasal dari penanaman lahan kritis hingga limbah pertanian maupun perkebunan, ditambah lagi adanya dampak positif dari sisi lingkungan.

"Termasuk juga penciptaan lapangan kerja dan ekonomi kerakyatan baru di pedesaan. Ini sekaligus sumber energi terbarukan baseload karena digunakan bersamaan di PLTU," pungkas Antonius.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar