19 Juni 2023
08:34 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
JAKARTA - PT PLN (Persero) terus mengoptimalkan pemanfaatan geopolimer dari abu sisa pembakaran batubara PLTU yang juga dikenal dengan nama Fly Ash Bottom Ash (FABA), khususnya pada industri pengolahan bahan baku konstruksi.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa pemanfaatan geopolimer itu bisa mereduksi emisi karbon hingga 44% dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan baku material pengganti semen yang lebih ramah lingkungan.
Karenanya, Darmawan menyebut pihaknya terus menjalin kolaborasi aktif dengan pihak-pihak terkait dalam melakukan terobosan maupun inovasi teknologi terkait pelestarian lingkungan, utamanya soal pemanfaatan FABA.
"PLN akan terus melakukan terobosan dan inovasi teknologi sebagai komitmen perseroan dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dekarbonisasi di sektor kelistrikan, khususnya PLTU, adalah bagian dari upaya tersebut," tuturnya lewat keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (18/6).
Baca Juga: IP Berdayakan Eks Napiter Manfaatkan Pupuk Berbahan Baku FABA
Sementara itu, Direktur Geopolimer Indonesia Januarti Jaya Ekaputri menjabarkan salah satu kontributor utama pada emisi gas rumah kaca adalah aktivitas industri, khususnya operasional industri semen.
"Kontributor utama adalah industri, khususnya industri semen dengan produksi yang punya kontribusi 52% terhadap emisi pada sektor industri," kata Jaya.
Dia pun menegaskan bahwa pemanfaatan FABA bisa menjadi solusi untuk menekan emisi karbon. Alternatif itu, sambung Januarti, harus mendapat dukungan penuh dari seluruh pihak.
Lewat peningkatan teknologi dan pengembangan kajian, Januarti optimis FABA bisa mengambil peran penting dalam sirkular ekonomi dan dekarbonisasi pada industri semen dan beton.
"Perlu dicarikan solusi yang lebih ramah lingkungan karena tingginya emisi karbon. Jika penggunaan semen bisa disubstitusi dengan geopolimer yang berbahan baku FABA, maka mampu menurunkan emisi hingga 44%," sebutnya.
Baca Juga: PLN Gandeng Pemkab Tangerang Manfaatkan FABA
Tak hanya pada industri semen, Peneliti Pusat Kajian Sumber Daya Bumi Non-Konvensional Unversitas Gadjah Mada Himawan Tri Bayu Murti Petrus menjelaskan pengelolaan FABA yang komprehensif bisa menyasar berbagi sektor.
Himawan mengatakan ada baiknya FABA tidak ditimbun begitu saja, melainkan lebih dimanfaatkan untuk mendorong perekonomian maupun pelestarian lingkungan dari aktivitas industri.
FABA yang dihasilkan di Indonesia, lanjutnya, terbukti masuk dalam kategori aman karena tidak mengandung zat radioaktif berbahaya.
Artinya, FABA di tanah air punya potensi besar untuk dikembangkan lebih masif mengingat ada struktur rantai kimia yang lebih ramah lingkungan.
"FABA produksi Indonesia justru lebih ramah lingkungan karena memiliki rantai kimia yang tidak berbahaya. Sehingga Indonesia bisa meningkatkan utilisasi FABA ini untuk jadi bahan baku ekonomis," pungkas Himawan Tri.