c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

29 September 2023

12:23 WIB

PLN Akan Segera Melantai di Bursa Karbon Indonesia

PLN menargetkan menjadi trader karbon terbesar di Bursa Karbon Indonesia IDXCarbon

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

Editor: Fin Harini

PLN Akan Segera Melantai di Bursa Karbon Indonesia
PLN Akan Segera Melantai di Bursa Karbon Indonesia
Ilustrasi. PLTU Paiton di Probolinggo, Jawa Timur. ANTARA/Budi Candra Setya

JAKARTA - PT PLN (Persero) berencana melantai ke bursa karbon Indonesia (IDXCarbon). Perusahaan Listrik Negara itu mengklaim akan menjadi trader terbesar dengan membawa setara hampir 1 juta ton CO2.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan pihaknya turut berupaya menurunkan emisi karbon dan melakukan transisi energi. Menurutnya, itu diwujudkan dengan berperan aktif di bursa perdagangan karbon Indonesia.

"Kami terus mendukung pemerintah untuk mengembangkan ekosistem perdagangan karbon. Beberapa pilot project telah kami lakukan sehingga hari ini, sistem perdagangan karbon bisa dilakukan," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (29/9).

Baca Juga: Ada Bursa Karbon, Ini Dampak Ke Emiten Batu Bara dan Emiten Hijau

Darmawan meyakini PLN bisa memimpin perdagangan karbon di Indonesia. Untuk itu, salah satu langkah yang perlu diambil adalah mendapatkan Sertifikat Penurunan Emisi (SPE) pertama di Indonesia melalui mekanisme non konversi dengan mekanisme internasional.

"Kita akan segera melantai di bursa karbon dengan penurunan emisi terbesar," kata Darmawan.

Tidak hanya terdaftar di bursa, PLN juga melakukan perdagangan karbon secara langsung. Dia menyebutkan bahwa ada 3 dari 4 aspek perdagangan karbon yang telah dijalankan.

Itu terdiri dari perdagangan emisi secara langsung, offset emisi secara langsung, dan perdagangan offset melalui bursa.

Baca Juga: Resmikan Bursa Karbon, Jokowi Optimis RI Jadi Poros Karbon Dunia

Dirut PLN menambahkan bahwa PLN sudah memiliki platform PLN Climate Click, yakni platform digital untuk memantau perdagangan karbon dan tata kelola dekarbonisasi. Platfrom ini mencakup aktivitas perdagangan karbon, baik perdagangan emisi dan offset emisi.

"Ketika PLN masuk bursa beberapa waktu ke depan, kami akan langsung menjadi pemilik SPE dengan penurunan emisi terbesar. Kami juga akan meluncurkan aplikasi PLN Climate Click yang sudah siap digunakan untuk carbon trading yang belum dimiliki perusahaan lain," imbuh Darmawan.

Berdasarkan data dari Kementerian ESDM dan PT PLN (Persero), terdapat 99 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara, yang berpotensi ikut perdagangan karbon tahun ini. Jumlah ini setara dengan 86% dari total PLTU batu bara yang beroperasi di Indonesia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar