c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

02 September 2023

13:14 WIB

PIS-Pelindo Kerja Sama Pengembangan Jakarta Integrated Green Terminal

Kapasitas penampungan Jakarta Integrated Green Terminal diproyeksi mencapai 6,3 juta barel.

Penulis: Yoseph Krishna

PIS-Pelindo Kerja Sama Pengembangan Jakarta Integrated Green Terminal
PIS-Pelindo Kerja Sama Pengembangan Jakarta Integrated Green Terminal
Lokasi Jakarta Integrated Green Terminal di Kalibaru, Jakarta Utara yang akan dikembangkan Pertamina International Shipping bersama PT Pelindo. Dok. PIS

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melalui anak usaha PT Pertamina International Shipping (PIS) menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) terkait pengembangan Jakarta Integrated Green Terminal di Kalibaru.

JIGT direncanakan dibangun pada lahan seluas 50 hektare milik PT Pelindo. Terpilihnya lahan itu dikarenakan lokasi yang cukup strategis untuk hub alur perdagangan di Asia.

Tak hanya itu, lokasi JIGT juga berada di area bebas penduduk, berbatasan dengan tepi laut, serta memiliki tambatan lepas pantai yang nantinya bisa menampung kapal-kapal berukuran besar.

CEO PIS Yoki Firnandi menyebut kapasitas penampungan di JIGT bisa mencapai 6,3 juta barel dalam rangka pemenuhan kebutuhan energi, khususnya di area Jabodetabek, dengan peningkatan ketersediaan bahan bakar untuk masa yang akan datang.

"Kapasitas penampungan tiga kali lebih besar dari Terminal Integrated Jakarta di Plumpang," imbuh Yoki lewat siaran pers, Sabtu (2/9).

Dia juga menjelaskan keunggulan dari terminal energi bersih JIGT, seperti pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam konteks kelistrikan, hingga pengelolaan limbah dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan.

Adapun untuk pembangunan JIGT terdiri dari beberapa tahap, dimana tahun ini diawali dengan proses reklamasi yang akan dilanjutkan dengan Front End Engineering Design (FEED) pada 2024 dan konstruksi awal hingga penguatan struktur tahun 2025 mendatang.

Begitupun dengan pengoperasian terminal, fase pertama yang akan berlangsung 2027-2035 ialah operasional storage bahan bakar BBM. Kemudian untuk fase kedua 2035-2040 ialah pembangunan dan operasional storage LNG, FAME, dan Used Cooking Oil (UCO), serta fase terakhir 2040 ialah pembangunan dan operasional storage hidrogen.

"JIGT turut disertai dengan penerapan teknologi modern terkini, sistem yang terdigitalisasi dan automasi yang memastikan operasional terminal lebih safe dan efisien," tambahnya.

Sementara itu, Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha (SPPU) Pertamina A. Salyadi menambahkan Depo BBM Plumpang saat ini mengcover 15% suplai BBM nasional. Di sisi lain, terminal tersebut telah beroperasi nyaris 50 tahun yang notabene perlu ada peningkatan kapasitas dan kapabilitas untuk menjawab kebutuhan energi masa depan.

"Jadi, JIGT Kalibaru akan hadir menjawab kebutuhan energi tersebut sekaligus bukti komitmen transisi dan bauran energi," kata Salyadi.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menegaskan JIGT Kalibaru merupakan mega proyek infrastruktur yang jadi cerminan bahwa pemerintah punya komitmen kuat terhadap transisi energi.

Tak sebatas menjaga ketahanan energi nasional dan energi berkelanjutan di masa yang akan datang, Tiko meyakini JIGT bisa mendorong daya saing indeks logistik Indonesia di kancah global.

"Dengan teknologinya yang super modern dan terdigitalisasi, dengan segala keunggulannya JIGT bisa menjadi global benchmark dan katalis untuk Jakarta yang lebih ramah lingkungan," ujar dia.

Lebih lanjut, Direktur Strategi Pelindo Prasetyo mengatakan JIGT nantinya akan menjadi pintu gerbang ekosistem perdagangan energi lewat koridor Singapura-Indonesia yang memiliki porsi 30%-35% alur perdagangan global minyak dan LNG.

Potensi itu ia sebut bisa memberi nilai yang optimum guna mengembangkan bisnis dalam rangka menjaga ketahanan energi nasional. Untuk itu, dia berharap penandatanganan kesepakatan bersama PIS bisa menjadi awal yang baik dalam menjamin energi yang berkelanjutan di tanah air.

"Ke depan, JIGT akan mengadopsi energi dan sistem yang ramah lingkungan. Ini yang akan menjadi kebutuhan utama," tandas Prasetyo.



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar