c

Selamat

Sabtu, 27 April 2024

EKONOMI

26 Juli 2021

20:38 WIB

Pipa Transmisi Gas Bumi Gresem Siap Beroperasi

Pembangunan pipa transmisi sepanjang 275 km berkapasitas 330 MMSCFD ini, menelan biaya sekitar US$276 juta

Penulis: Zsasya Senorita

Editor: Fin Harini

Pipa Transmisi Gas Bumi Gresem Siap Beroperasi
Pipa Transmisi Gas Bumi Gresem Siap Beroperasi
Ilustrasi pipa gas. ANTARAFOTO/Dok

JAKARTA – Kementerian ESDM mengumumkan pipa transmisi Gresik-Semarang (Gresem) siap beroperasi. Pembangunan infrastruktur ini menjadi salah satu upaya pemerintah meningkatkan pemanfaatan gas yang ditargetkan mencapai 22% bauran energi nasional pada 2025 dan 24% pada 2050.

Guna meningkatkan penggunaan gas dalam negeri, pemerintah juga mendorong peningkatan alokasi gas bumi untuk kebutuhan domestik, serta penetapan harga gas bumi yang terjangkau.

“Dengan telah siap beroperasinya Pipa Transmisi Gresem, bersamaan dengan onstream-nya lapangan gas bumi Kepodang dan Jambaran Tiung Biru, siap untuk dialirkan dan digunakan oleh konsumen di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah,” papar Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Soerjaningsih di Jakarta, Senin (26/7).

Dalam keterangan resminya, Soerja menyebutkan Pipa Gresem sepanjang 275 km, diameter 28 inci dengan desain kapasitas 330 MMSCFD ini, menelan biaya sekitar US$276 juta.

Sebagai bagian dari Pipa Gresem, juga akan diselesaikan pembangunan pipa dari Tambak Rejo ke Tambak Lorok oleh PT Pertamina Gas. Infrastruktur ini menjadi penghubung pipa transmisi Gresem dengan pipa transmisi Kalimantan Jawa (KALIJA) Tahap I yakni Kepodang-Tambak Lorok, yang dioperasikan PT Kalimantan Jawa Gas.

Dengan demikian, Pipa Gresem ini terhubung dari Stasiun Gas Gresik, Jawa Timur sampai Stasiun Gas Tambak Lorok, Jawa Tengah. Soerja pun berharap, fasilitas ini menjadi salah satu kunci tumbuh pesatnya industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 

“Selain industri yang memanfaatkan gas bumi sebagai bahan baku, pembangkit listrik dan kebutuhan jargas (jaringan gas bumi untuk rumah tangga.red) di Lamongan dan Bojonegoro juga dapat segera memanfaatkan gas bumi sebagai bahan bakar yang lebih rendah emisi,” sambungnya.

Selain kebutuhan Jargas Lamongan dan Bojonegoro di Jawa Timur, pipa Gresem menjadi salah satu infrastruktur penghubung untuk dilakukannya commissioning fasilitas treatment dan produksi lapangan Jambaran Tiung Biru. Gas akan dipasok oleh PGN dari Lapangan Gas Kepodang yang mengalir melalui pipa gas bumi ruas Kepodang-Tambak Lorok dan masuk pipa gas bumi ruas Gresik-Semarang.

“Dengan dimanfaatkannya gas pipa Gresem ini maka akan tersedia energi yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan yang dapat meningkatkan perekonomian daerah dan menguatkan ketahanan energi nasional,” tandas Soerja.

Sebelumnya, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan menerangkan PGN telah meresmikan Jumperline Tambak Lorok yang dapat mengalirkan gas dari Lapangan Kepodang sekitar 10-20 BBTUD ke sektor kelistrikan.

Jumperline tersebut juga dapat menyalurkan gas ke mother station CNG Semarang sekitar 3 BBTUD dan melayani potensi pasar baru yang masih jauh dari infrastruktur pipa di Jateng atau sebagai quick win sebelum pipa distribusi gas meluas.

“Jika proyek interkoneksi infrastruktur ini tercapai, diharapkan pengelolaan permintaan dan pasokan di Pulau Jawa lebih andal, fleksibel, dan tentunya efisien. Konsep ini akan disinergikan dengan strategi pemerintah dalam pengelolaan infrastruktur dan distribusi gas bumi nasional,” tandas Heru beberapa waktu lalu.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar