27 Juli 2023
19:31 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
JAKARTA - Kepala Departemen Riset dan Informasi Pasar PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) Roby Rushandie mengungkapkan bahwa pasar obligasi Indonesia sepanjang semester I/2023 menunjukkan performa yang positif.
"Indonesia Composite Bond Index (ICBI) naik sebesar 6,48% year to date (ytd) ke level 367,1162," kata Roby dalam kegiatan Bond Market Update yang diselenggarakan oleh PHEI, Kamis (27/7).
Dia menjelaskan, kenaikan ICBI didorong oleh indeks return obligasi pemerintah (INDOBeXG-TR) yang naik 6,61% ytd.
Selain itu, lanjut dia, indeks return obligasi korporasi (INDOBeXC-TR) yang naik 4,64% ytd.
Roby menambahkan, kurva yield PHEI-IGSYC juga menunjukkan pola bullish dengan penurunan rata-rata yield terbesar dialami kelompok tenor menengah atau 5-7 tahun, yakni 59,95 bps ytd.
Menyusul di belakang, sambungnya, adalah kelompok tenor panjang atau lebih dari tujuh tahun yang turun 57,25 bps ytd, dan tenor pendek atau kurang dari lima tahun turun 21,17 bps ytd.
Berpotensi Lanjutkan Fase Recovery
Roby menuturkan, pergerakan positif pasar obligasi pada semester I/2023 ditopang oleh tren penurunan level inflasi di global terutama di AS. Sehingga, turut mendorong ekspektasi jika The Fed maupun Bank Sentral utama lainnya di global mulai akan memperlambat laju kenaikan suku bunga acuannya.
"Ekspektasi pelonggaran moneter di global juga dipicu oleh melambatnya ekonomi yang saat ini terjadi di global," imbuh Roby.
Terjaganya fundamental ekonomi dalam negeri disebutnya turut menjadi penopang penguatan pasar, seperti terkendalinya nilai tukar Rupiah.
Sebagai outlook pasar obligasi semester II, Roby menjelaskan, valuasi pasar obligasi Indonesia berpotensi melanjutkan fase recovery hingga akhir tahun 2023.
Hal itu didorong oleh terjaganya kondisi makro domestik, dan adanya ekspektasi puncak siklus kenaikan suku bunga global dan dalam negeri.
Namun, menurutnya, volatilitas diperkirakan masih membayangi pasar yang didorong oleh potensi persistennya inflasi negara-negara maju, arah kebijakan The Fed, dan wait & see geopolitik dan Pemilu 2024.
Tingkatkan Literasi Pasar Modal
Dalam kegiatan yang sama, turut hadir M. Kadhafi Mukrom, Direktur Utama PHEI yang diangkat pada Juni lalu.
Dalam sambutan singkatnya, Dhafi menyampaikan bahwa kegiatan Bond Market Update ini diharapkan menjadi forum antara awak media dengan PHEI untuk melakukan diskusi terkait pasar surat utang.
Lebih lanjut, Dhafi menyampaikan melalui kegiatan Bond Market Update ini, PHEI turut berperan aktif dalam memberikan edukasi pasar obligasi kepada publik.
Kegiatan Bond Market Update yang akan diselenggarakan secara berkala oleh PHEI ini diharapkan dapat mendukung upaya peningkatan literasi pasar modal di Indonesia.
Sekadar informasi, hingga Juni 2023, jumlah investor yang tercermin dari single investor identification (SID) yang tersimpan di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencapai 11,22 juta.
Sementara itu, total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2023 adalah 64 emisi dari 46 emiten senilai Rp73,55 triliun.
Dengan seluruh pencatatan tersebut, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 531 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp468,82 triliun dan US$47,5 juta, diterbitkan oleh 128 emiten.
Sementara itu, Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai nominal Rp5.536,74 triliun dan US$486,11 juta. EBA sebanyak sembilan emisi senilai Rp3,19 triliun.