06 November 2025
20:22 WIB
PGN Dorong Pemanfaatan CNG Untuk Industri Hingga Transportasi
Gasku dan Gaslink jadi senjata PGN untuk mengoptimalkan pemanfaatan Compressed Natural Gas (CNG) untuk industri hingga transportasi.
Penulis: Yoseph Krishna
Ilustrasi. Foto udara Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) melalui Compressed Natural Gas (CNG) Jakabaring di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (16/4/2021). Antara Foto/Nova Wahyudi
JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding Gas PT Pertamina terus mendorong pemanfaatan gas alam terkompresi (Compressed Natural Gas/CNG) sebagai langkah strategis pemenuhan kebutuhan energi bagi pelanggan.
Lewat anak usaha PT Gagas Energi Indonesia (PGN Gagas), layanan CNG terus didorong di berbagai daerah baik untuk sektor industri, komersial, dan retail, maupun untuk sektor transportasi darat.
Pada sektor industri, komersial, dan retail, PGN Gagas memiliki produk Gaslink. Sementara untuk transportasi darat, PGN Gagas menggunakan layanan Gasku lewat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG).
Sampai September 2025, PGN Gagas lewat produk Gaslink sudah melayani sekitar 600 pelanggan dengan total penyaluran CNG 10,85 Billion British Thermal Unit Per Day (BBTUD). Pelanggannya terdiri dari sektor industri, serta hotel, restoran, dan kafe (horeka).
"CNG juga dimanfaatkan dalam proyek strategis pemerintah dalam penyediaan energi bagi dapur layanan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Batam, Bogor, dan Boyolali," ucap Corporate Secretary PGN Fajriyah Usman dalam siaran pers, Kamis (6/11).
Baca Juga: Dua Subholding Pertamina Berkolaborasi Pasarkan Produk CNG
Sedangkan bagi sektor transportasi darat, terdapat 14 SPBG di 7 provinsi yang siaga memenuhi kebutuhan kendaraan berbahan bakar gas. Secara rata-rata, ada 2.200 kendaraan per hari yang 'mampir' ke SPBG kelolaan PGN Gagas dengan total penyaluran 1,63 BBTUD sampai September 2025.
Fajriyah menerangkan pada September 2025 lalu, pihaknya juga mulai membangun Mother Station (MS) CNG Medan dengan kapasitas 1 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) guna memenuhi kebutuhan gas sektor industri, komersial, dan UMKM di Sumatra Utara dengan potensi pemanfaatan hingga 4,48 BBTUD.
Catatan-catatan tersebut, sambung Fajriyah, jadi bukti kesiapan PGN untuk berperan aktif dalam pengembangan CNG sebagai solusi energi nasional yang efisieen, aman, dan ramah lingkungan.
"Kami memiliki pengalaman panjang, infrastruktur yang handal, serta kemampuan teknis dalam memenuhi kebutuhan gas bumi ke berbagai sektor pelanggan di seluruh Indonesia," imbuhnya.
Kurangi Impor
Emiten pelat merah berkode saham PGAS itu juga berkomitmen mengembangkan infrastruktur penyaluran CNG kepada setiap pelanggan yang belum terhubung langsung dengan jaringan pipa gas bumi.
"Dalam konteks ini, CNG menjadi solusi, sehingga semakin banyak masyarakat dapat merasakan manfaat energi yang efisien, praktis dan ramah lingkungan. Pemanfaatan CNG turut mendukung upaya dalam mencapai target lingkungan seperti Net Zero Emission (NZE)," katanya.
Baca Juga: Pakar Sarankan Pemerintah Mulai Kembangkan CNG
Di samping itu, pengembangan CNG juga sejalan dengan arahan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia untuk membantu mengurangi beban keuangan negara. Pasalnya, sumber gas untuk CNG berasal dari dalam negeri sehingga bisa mengurangi impor komoditas energi.
"PGN siap berkolaborasi dalam mengoptimalkan pemanfaatan CNG secara nasional. Kolaborasi melalui kemitraan strategis yang saling menguntungkan dibutuhkan agar manfaat gas bumi dapat menjangkau lebih banyak masyarakat Indonesia," tandas Fajriyah Usman.