c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

01 Maret 2024

16:06 WIB

Petani Banyuwangi Beralih Ke Pupuk Organik

Pupuk organik diyakini lebih efisien, ramah lingkungan, dan bisa mengembalikan kesuburan tanah di Banyuwangi.

Editor: Rikando Somba

Petani Banyuwangi Beralih Ke Pupuk Organik
Petani Banyuwangi Beralih Ke Pupuk Organik
Ilustrasi pekerja memproses kotoran kambing menjadi pupuk organik olahan berfermentasi. Antara Foto/Anis Efizudin

BANYUWANGI – Para petani di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, didorong beralih kembali menggunakan pupuk organik. Selain ramah lingkungan, produksi pertanian organik juga memiliki daya jual tinggi. Dan, penggunaan pupuk ini diyakini bisa mengembalikan kesuburan tanah di wilayah timur pulau Jawa itu. 

"Rata-rata kesuburan tanah di Banyuwangi mulai menurun dengan kadar karbon organik berada di bawah 2%. Salah satunya disebabkan penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dalam waktu lama," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi Arief Setiawan di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (1/3).

Berdasarkan hal ini, pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mendorong para petani setempat beralih menggunakan pupuk organik. Kesuburan tanah di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu mulai menurun akibat penggunaan pupuk kimia berlebihan.

Untuk mendukung pertanian organik, lanjut Arief, pemerintah daerah setempat telah melakukan berbagai program. Para petani dilatih membuat pupuk organik, agen hayati, demplot pertanian organik, hingga memberikan bantuan pupuk organik cair kepada petani. "Hingga saat ini pupuk organik cair yang kami bagikan mencapai 466.636 liter, dan dari jumlah tersebut bisa mencakup lahan seluas 83.524 hektare," katanya.


Pada saat sama, Pemkab Banyuwangi saat ini juga menerapkan pertanian presisi dengan melakukan layanan uji tanah untuk pemupukan tepat dosis berbasis internet of things (Iot) guna mengatasi berkurangnya jatah pupuk subsidi dari pemerintah pusat.

Layanan uji kualitas tanah ini menggunakan alat uji tanah, yakni Jinawi, yang merupakan sistem pintar rekomendasi pemupukan berbasis IoT. Dengan alat ini mampu melihat kualitas unsur hara makro di dalam tanah secara cepat.

Arief menerangkan cara penggunaan alat uji tanah ini, yakni dengan ditancapkan ke tanah, selanjutnya muncul hasil analisa kondisi tanah serta rekomendasi pupuk utama yang diperlukan. "Dengan alat ini pupuk yang diberikan bisa lebih presisi, sesuai dosis. Jadi, beli pupuknya sesuai kebutuhan saja, rekomendasi dari Jinawi (alat uji tanah)," ujarnya.  

Dengan KTP
Terkait pupuk, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kini melakukan sosialisasi kepada kelompok tani daerah setempat. Penebusan pupuk bersubsidi yang sudah bisa menggunakan kartu tanda penduduk (KTP).

"Kita sekarang sudah sosialisasi ke beberapa kelompok kelompok tani, karena kemarin sesuai arahan pemerintah itu bahwa sekarang untuk penebusan pupuk itu sudah bisa menggunakan KTP, tidak harus pakai kartu tani," kata Kepala DKPP Bantul Joko Waluyo di Bantul, Rabu.

Dikutip dari Antara, Joko mengakui bahwa pengambilan maupun penebusan pupuk bersubsidi dengan menggunakan KTP memang tidak mudah secara teori. Namun pemerintah daerah tetap harus sosialisasi kepada kelompok tani maupun kepada kios pupuk lengkap (KPL) di wilayah Bantul.

Diakui, sebelumnya ketika menggunakan kartu tani terdapat persoalan sendiri dalam menyalurkan pupuk bersubsidi, seperti petani kesulitan menebus pupuk ketika tidak memiliki kartu tani. 

"Kan kemarin ada masalah dengan kartu tani, kemarin Pak Presiden sudah memberikan instruksi bisa menggunakan KTP, makanya sekarang terus sosialisasi ke kelompok kelompok, dan beberapa kelompok sudah gunakan KTP untuk tebus pupuk," katanya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar