02 Agustus 2024
20:21 WIB
Perusahaan China Tertarik Dengan 5 Sumur Migas Pertamina
Salah satu sumur migas yang diincar Sinopec berlokasi di dekat Bekasi, Jawa Barat
Penulis: Yoseph Krishna
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat menjumpai awak media di Kantor Ditjen Migas, Jumat (2/8). (Validnews/Yoseph Krishna)
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut Sinopec berminat untuk bekerja sama dengan PT Pertamina EP dalam rangka meningkatkan produksi minyak dan gas bumi Indonesia.
Bahkan, Arifin mengatakan perusahaan yang berkantor pusat di Tiongkok itu sudah melayangkan minat pada 5 lapangan milik Pertamina EP, yakni Rantau, Tanjung, Pamusian, Jirak, serta Zulu.
"Sudah ada respons dari Sinopec untuk 5 lapangan Pertamina EP, Rantau, Tanjung, Pamusian, Jirak, dan Zulu. Zulu ini depannya Bekasi, di ONWJ," sebutnya kepada awak media di Kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Jumat (2/8).
Eks-Direktur Utama PT Pupuk Indonesia itu menyebut nantinya Sinopec bakal membawa teknologi tertentu dari Negeri Panda guna mendongkrak produksi migas pada kelima lapangan tersebut.
"China punya kemampuan, Sinopec. Kita sudah ke sana, saat ini tinggal nunggu follow up," kata Menteri Arifin.
Adapun opsi mekanisme peningkatan produksi itu dilakukan melalui Kerja Sama Operasi (KSO) model baru/modifikasi antara Pertamina dan Sinopec, yang berdasarkan evaluasi merupakan skema yang lebih cepat, fleksibel, dan tetap menarik.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Ariana Soemanto menuturkan saat ini status dari rencana kerja sama itu sedang berada pada tahap izin pembukaan data migas yang akan diikuti confidentiality agreement (CA) antara Pertamina dan Sinopec.
Selanjutnya, Sinopec akan mengirim tim teknis guna menjalankan studi ke 5 lapangan milik Pertamina. Hal itu dilakukan untuk menentukan pilihan lapangan dan teknologi yang diterapkan pada setiap area.
"Hal tersebut sesuai arahan Menteri ESDM, bahwa Direktorat Jenderal Migas, SKK Migas dan Pertamina agar koloborasi mendorong kerjasama dengan perusahaan China ini berjalan lebih cepat," tutur Ariana pada kesempatan berbeda.
Lebih lanjut, Arifin mengungkapkan saat ini pemerintah juga tengah melobby China supaya bisa bekerja sama meningkatkan recovery produksi dari sumur minyak dan gas bumi milik PT Pertamina dari yang sebelumnya 30% menjadi 50%.
Secara mendasar, hal-hal tersebut dilancarkan guna meningkatkan produksi migas, khususnya pada sektor minyak bumi yang terus menurun dari tahun ke tahun.
"Sebulan lalu kita pergi ke China dan China itu punya kemampuan untuk bisa mengangkat recovery di atas 50%. Jadi kita ingin memadukan lagi supaya ini bisa mengangkat gitu, kita harapkan bisa ada tambahan lifting," tegas dia.
Tak sampai situ, PT Pertamina Hulu Rokan juga telah menjalankan pengeboran migas non konvensional (MNK) pada dua sumur di Blok Rokan, yakni Sumur Gulamo dan Sumur Kelok dalam rangka mendongkrak produksi minyak bumi.
"Kita berupaya mendapatkan shale oil, pengeboran di kedalaman sekitar 10.000 feet, bekerja sama dengan perusahaan dari Amerika Serikat dan saat ini batuannya lagi dianalisa. Kalau berhasil, bisa diangkat kurang lebih 80 ribu barel per hari (BOPD), tapi masih take time," pungkas Arifin Tasrif.