11 Juli 2022
14:22 WIB
Editor: Fin Harini
TEMANGGUNG – Bupati Temanggung M Al Khadziq menyebutkan hujan yang masih turun pada Juli akibat perubahan iklim berdampak bagi para petani tembakau di Kabupaten Temanggung.
Khadziq di Temanggung, Senin (11/7), mengatakan memasuki bulan Juli biasanya sudah kemarau. Namun, hingga awal Juli tahun ini, di Kabupaten Temanggung masih sering terjadi hujan yang sangat berdampak pada tanaman tembakau.
Kondisi seperti ini, lanjutnya, membuat petani tembakau mengalami kesulitan. Pasalnya, tanaman tembakau justru mati kalau terlalu banyak air.
"Artinya petani harus tambal sulam, sampai ada yang tambal sulam sampai lima kali," katanya, dilansir dari Antara.
Khadziq menuturkan dengan adanya tambal sulam berkali-kali ini biaya produksi meningkat, misalnya untuk pembelian pupuk, bibit, kemudian durasi waktu menanam sampai hasil juga semakin lama.
"Tahun ini petani mengalami tekanan berat akibat perubahan iklim, kami hanya bisa meminta kepada para industri rokok yang membeli tembakau Temanggung, mohon betul kesulitan petani ini ikut diperhatikan dalam pembelian tembakau nantinya," kata Bupati Khadziq.
Dia berharap harga tembakau tahun ini bisa lebih tinggi lagi dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Sebanyak 14 kecamatan dari 20 kecamatan di Kabupaten Temanggung merupakan sentra penghasil tembakau dengan rata-rata produksi tembakau setiap tahun berkisar 14.000 ton.
Data Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung menunjukkan, luas tanaman tembakau di wilayah ini pada 2021 mencapai 18.519 hektare, dengan perkiraan produktivitas 0,7 hingga 0,8 ton per hektare.
Tanaman tembakau tersebar di 19 kecamatan, dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung. Pertanaman tembakau paling luas berada di Kecamatan Bulu, mencapai 2.419 hektare. Disusul Kecamatan Ngadirejo dengan luasan 2.312 hektare dan Kecamatan Kledung 2.172 hektare. Sementara itu, luas tanaman tembakau di kecamatan lainnya di bawah 2.000 hektare.
Tahun lalu, panen tembakau sudah dimulai pada awal Agustus, dimulai dari kawasan Gunung Prahu seperti Kecamatan Tretep dan Wonoboyo yang memang memasuki masa tanam tembakau lebih awal. Setelah itu akan disusul di kawasan Gunung Sindoro dan Sumbing.
Temanggung merupakan sentra terbesar tembakau di Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik atau BPS menyebutkan pada 2019, produksi tembakau Temanggung mencapai 12.764 ton, naik 12,42% dari 11.356 ton di 2018.
Kenaikan produksi seiring perluasan lahan tembakau, dari 16.725 hektare pada 2018 menjadi 19.686 hektare pada 2019.
Produksi pada 2018 jauh melampaui produksi sentra tembakau lainnya, yakni Grobogan sebesar 4.370 ton, Boyolali 4.720 ton dan Rembang 6.830 ton.