05 Februari 2024
17:12 WIB
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Pemerintah menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 masih kuat di angka 5,05% year on year (yoy). Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 meleset dari target 5,3% dan terealisasi sebesar 5,05%, pemerintah menilai capaian itu adalah salah satu pertumbuhan tertinggi sedunia.
Meski demikian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui perekonomian RI masih di bawah pertumbuhan negara tetangga. Contohnya, seperti Filipina yang tumbuh 5,6% dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang sebesar 5,2%.
Pertumbuhan ekonomi tersebut juga tidak mencapai target yang ditetapkan untuk 2023 sebesar 5,3%.
"Filipina di atas kita walaupun aspek ekonominya jauh lebih kecil secara size, tetapi Indonesia menjadi salah satu negara yang pertumbuhannya tertinggi di dunia. Kalau dengan Vietnam sejajar," ujarnya dalam Konpers di Jakarta, Senin (5/2).
Baca Juga: BPS: Ekonomi Indonesia 2023 Berhasil Tumbuh 5,05%
Airlangga menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga kuat karena dibarengi dengan pengendalian laju inflasi. Adapun tingkat inflasi Indonesia pada 2023 berada di level 2,61% yoy.
"Indonesia bisa menahan inflasi di angka 2,61%, sehingga inflasi kita itu sebagai Top 5, (tingkat inflasi) di bawah kita ada Jepang, Arab Saudi, Italia dan China," tuturnya.
Selain didorong tingkat inflasi yang berada dalam rentang target, menurut Airlangga perekonomian Indonesia mampu terjaga lantaran PMI Manufaktur pada 2023 berada di zona ekspansi. Adapun capaian PMI Manufaktur 2023 berada di angka 52,9.
Ia pun menilai sektor manufaktur Indonesia bergerak secara baik jika dibandingkan dengan negara lain. Menurutnya, hal itu akan memberikan optimisme, terutama bagi pelaku industri, ke depannya.
"Tentu ini (level PMI manufaktur) memberikan optimisme dan modal yang optimis ke depan, sejalan dengan target-target ekonomi walaupun situasi global masih mengalami persoalan," imbuh Menko.
Risiko dan Strategi RI ke Depan
Meski begitu, Airlangga mengatakan terdapat persoalan atau risiko global yang perlu diwaspadai agar tidak menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini. Dia menyebutkan tantangan yang masih dihadapi ke depannya, antara lain tensi geopolitik yang belum selesai termasuk perang Rusia dan Ukraina, serta Hamas di Palestina dan Israel.
Kemudian, terjadinya pelemahan ekonomi Tiongkok, harga komoditas yang fluktuatif, pengetatan kebijakan moneter negara maju alias mempertahankan suku bunga higher for longer, serta mewaspadai fragmentasi ekonomi dan perubahan iklim.
"Oleh karena itu, kebijakan berkelanjutan yang diambil menjadi kunci dari pertumbuhan perekonomian ke depan, walaupun kita menyadari ada risiko-risiko tersebut," kata Airlangga.
Sejalan dengan itu, Menko memperhitungkan ada beberapa strategi penting yang perlu diperhatikan sekaligus dijalankan tahun ini. Sebab, lanjutnya, langkah-langkah ini dibutuhkan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi ke depan.
Beberapa upaya itu mencakup menjaga stabilitas makro ekonomi, kerja sama sektor fiskal dan moneter. Juga, menjaga sektor riil, di antaranya agar tidak ada lonjakan harga barang, terutama menjelang Idulfitri, serta meningkatkan iklim investasi dan eksportasi.
"Kita melihat strategi besar kita ke depan ini ada beberapa hal yang harus kita jaga satu tentu menjaga stabilitas makro, kerjasama antara sektor fiskal dan moneter yang baik, dan juga harmonis dengan sektor riil," kata Airlangga.
Selain itu, menurutnya, ke depan pemerintah perlu mendorong revitalisasi mesin konvensional guna meningkatkan produktivitas dan daya saing. Di samping itu, penting juga melanjutkan pembangunan infrastruktur.
Baca Juga: Menko Airlangga Sebut Dua Hal Jadi Bekal Pertumbuhan Ekonomi 2024
Seperti proyek strategis nasional (PSN), pembangunan MRT, kereta cepat, kawasan ekonomi khusus (KEK), Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, reformasi bidang agraria.
"Juga mendorong dibukanya market baru melalui kerja sama internasional, termasuk proses OECD yang membuat kita mempunyai standar tinggi dan komparabel dengan berbagai negara," ucap Menko.
Airlangga mengingatkan pemerintah juga perlu menjaga penguatan ketahanan pangan, termasuk mengembangkan food estate yang ada di KEK Merauke. Selain itu, ekonomi hijau melalui mesin energi baru, program transisi energi yang berkelanjutan, pembangunan energi berbasis hijau, bioenergi, dan infrastruktur energi.
"Kita juga perlu mendorong penguatan ketahanan sosial dan pemberdayaan dengan berbagai program, termasuk perlinsos, pembiayaan mikro, termasuk KUR yang super mikro maupun kredit yang diperluas, terutama untuk menunjang sektor pertanian dan berbagai program seperti padat karya tunai," tambahnya.