05 Mei 2023
10:30 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada kuartal I/2023 pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil mencapai 5,03% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Sementara itu, pertumbuhan pada kuartal yang sama terpantau menurun sebesar 0,92% (quarter to quarter/qtq).
Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) kuartal I/2023 mencapai Rp5.071,7 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 mencapai Rp2.961,2 triliun.
“(Capaian ini) menandakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stabil, kalau kita perhatikan mulai dari kuartal IV/2021 sampai dengan kuartal I/2023 perekonomian kita tumbuh pada level 5% ke atas,” sebut Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Edy Mahmud dalam Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Jakarta, Jumat (5/5).
Secara tahunan, BPS mencatat, pertumbuhan ekonomi nasional konsisten berada di atas 5% sejak kuartal IV/2021 sampai kuartal I/2023, yakni 5,03%; 5,02%; 5,46%; 5,73%; 5,01%; dan terbaru di 5,03% (yoy).
Baca Juga: Agar Ekonomi Tak Sekadar Tumbuh
Selanjutnya, Edy juga menjelaskan, pola menurun pertumbuhan nasional secara kuartalan merupakan pola yang normal terjadi di beberapa tahun-tahun sebelumnya.
BPS melaporkan, selama 2019-2023, pertumbuhan ekonomi kuartal pertamanya berada di level kontraksi, yakni -0,52%; -2,41%; -0,93%; -0,94%; dan terbaru -0,92% (qtq).
“Jadi memang secara qtq untuk kuartal satu, polanya memang demikian, selalu kontraksi secara quarter-to-quarter,” jelasnya.
Selanjutnya, dirinya juga menyampaikan, bahwa secara tahunan seluruh lapangan usaha tumbuh positif pada kuartal pertama tahun ini.
BPS menilai, lapangan usaha dengan kontribusi besar, seperti Industri Pengolahan (4,43% yoy), Perdagangan (4,89% yoy), dan Pertambangan (4,92% yoy) masih tumbuh moderat.
Sementara itu, lapangan usaha Pertanian dan Konstruksi tetap tumbuh meskipun relatif rendah, masing-masing sebesar 0,34% dan 0,32% (yoy).
Adapun, tiga lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah Transportasi dan Pergudangan (15,93% yoy); Akomodasi dan Makan Minum (11,55% yoy); serta Jasa Lainnya (8,90% yoy).
“Pertumbuhan tiga sektor ini ditopang oleh peningkatan mobilitas masyarakat, peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara, serta terselenggaranya beberapa acara nasional dan internasional,” ujarnya.
Baca Juga: Pengusaha Optimistis Perekonomian Capai 5% di Kuartal I
Edy pun menyampaikan, seluruh komponen pengeluaran tumbuh positif pada kuartal I/2023 secara tahunan.
Pada saat yang sama, sektor konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang utama PDB dengan pertumbuhan 4,54% (yoy) dengan andil 52,88%.
Lalu, komponen Ekspor Barang dan Jasa masih tumbuh kuat mencapai 11,68% (yoy). Utamanya, didorong peningkatan bahan bakar mineral; lemak dan minyak hewan/nabati; besi dan baja; serta kenaikan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia.
“(Kemudian) komponen konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan positif (3,99% yoy), setelah terkontraksi empat kuartal selama tahun 2022,” sebutnya.