c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

20 September 2024

19:25 WIB

Pertemuan KemenkopUKM dan BPOM, Bahas Kemudahan Izin Edar UMKM

Pertemuan KemenkopUKM dan BPOM membahas mengenai perlindungan bagi produk dalam negeri dari gempuran barang impor. Serta, upaya untuk memudahkan izin edar bagi produk UMKM.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Fin Harini

<p>Pertemuan KemenkopUKM dan BPOM, Bahas Kemudahan Izin Edar UMKM</p>
<p>Pertemuan KemenkopUKM dan BPOM, Bahas Kemudahan Izin Edar UMKM</p>

Pertemuan Menteri KemenkopUKM Teten Masduki dan Kepala BPOM Taruna Ikrar membahas kemudahan izin edar produk UMKM, Jumat (20/9), di Jakarta. ValidNewsID/ Nuzulia Nur Rahma

JAKARTA - Melihat banyaknya produk luar negeri yang masuk dengan mudahnya ke Indonesia, Menteri Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) Teten Masduki mengadakan pertemuan dengan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar.

Keduanya membahas mengenai perlindungan bagi produk dalam negeri dari gempuran barang impor. Serta, upaya untuk memudahkan izin edar bagi produk UMKM.

"Ada banyak yang kita bahas, salah satunya melindungi market kita yang sangat besar dari serbuan produk luar sehingga standarisasi dalam negeri bisa menjadi satu kebijakan. Kita juga berkepentingan ada kemudahan bagi UMKM untuk mendapatkan izin edar," kata Teten di kantornya, Jumat (20/9).

Teten mengatakan, pihaknya menginginkan UMKM agar bisa berkembang dalam negeri sendiri. Ia menilai, upaya memperluas pasar perlu dilakukan dengan mempererat kerja sama dengan BPOM.

"Alhamdulillah kita saya kira tadi juga kita sudah ada kesamaan visi, karena visinya adalah bagaimana melindungi market kita yang sangat besar dari serbuan-serbuan produk luar sehingga standarisasi itu penting," ungkap Teten.

Dalam kesempatan yang sama, Taruna mengatakan potensi UMKM sangatlah besar. Misalnya saja, untuk industri kecil dan menengah sektor makanan dan minuman terdapat 1,7 juta usaha dengan memanfaatkan pekerja mencapai 3,7 juta orang.

Sedangkan pihaknya mencatat baru ada sekitar enam ribuan UMKM dan sepuluh ribu usaha menengah besar bersifat pangan dan olahan yang terdaftar di BPOM.

Sedangkan usaha yang berhubungan dengan obat tradisional, suplemen, jamu-jamuan termasuk kosmetik baru menyentuh angka 1.700 UMKM.

"Tentunya ini kita masih punya potensi yang besar, bisa puluhan ribu sebetulnya, jadi kita ingin maksimalkan," kata Taruna.

Untuk memaksimalkan hal tersebut pihaknya berencana untuk bekerja sama dengan Kementerian seperti KepmenkopUKM untuk memaksimalkan hal ini.

"Karena unit pelaksana teknisnya Badan POM itu cuma ada di 76 kota di seluruh Indonesia. Sementara kota kita ada berapa? Ada lima ratusan lebih, hampir enam ratus," ucap dia.

Selain itu keduanya juga berharap dengan kerja sama ini nantinya terdapat bantuan seperti pendampingan serta pemberian insentif khusus untuk para UMKM agar bisa tumbuh maksimal.

"Kita yakin UMKM ini bukan hanya buffer atau pendukung utama ekonomi nasional kita saja, karena kalau ini ambruk, negeri kita bisa sangat berbahaya. Oleh karena itu kami juga sepakat dengan statement tadi, bahwa kita akan melakukan proteksi. Jadi kita punya kesepakatan untuk itu, untuk kepentingan apa? Untuk kepentingan ekonomi nasional kita," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar