31 Agustus 2021
18:00 WIB
Penulis: Zsasya Senorita
Editor: Dian Kusumo Hapsari
JAKARTA – PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) berkolaborasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dalam rencana kajian bersama, terkait penyediaan jasa angkutan kereta api untuk mengangkut komoditas hasil produksi Kilang Minyak dan Petrokimia Tuban menuju sejumlah kawasan industri di Pulau Jawa.
Dalam implementasinya, kajian bersama ini berlaku satu tahun. Meliputi kajian pengembangan jasa angkutan kereta api yang untuk hasil produksi Kilang Minyak dan Petrokimia Tuban menuju sejumlah kawasan industri di Pulau Jawa, seperti Banten dan Jawa Timur.
Kemudian, kajian identifikasi potensi permintaan serta kajian fisik pengembangan jalur lintasan sejauh 43 km yang menghubungkan lokasi proyek dengan jalur utama kereta api Pulau Jawa bagian utara, melalui wilayah Tuban dan Babat. Sebagian besar lintasan ini merupakan jalur reaktifasi, yang sebelumnya pernah digunakan.
Jalur kereta api ini nantinya juga diharapkan dapat melayani kebutuhan pergerakan masyarakat di wilayah Kabupaten Tuban dan sekitarnya.
Oleh karena itu, selain berfungsi sebagai angkutan barang, jalur kereta api ini juga diperuntukkan bagi angkutan penumpang. Sejumlah fasilitas stasiun akan dibangun untuk mendukung operasional jalur kereta api ini.
Mempertimbangkan potensi realisasi investasi serta dampak ekonomi yang sangat besar, maka BKPM akan mengawal dan memfasilitasi proyek ini hingga beroperasi optimal, mendukung pergerakan barang hasil produksi proyek kilang minyak dan petrokimia Tuban. Proyek ini diperkirakan akan mulai beroperasi pada 2026.
Kerja sama KAI dan PRPP dituangkan dalam Nota Kesepahaman yang ditandatangani langsung Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha PT KAI Jeffrie N. Korompis dan Presiden Direktur PT PRPP Kadek Ambara Jaya.
Sebagai pihak yang memfasilitasi kerja sama itu, Kementerian Investasi menyambut baik dimulainya kolaborasi antara KAI dan PRPP.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi Imam Soejoedi menyatakan, pihaknya akan berkomitmen penuh dalam melakukan pengawalan dan fasilitasi investasi terkait Proyek Strategi Nasional (PSN) Pembangunan Kilang Minyak dan Petrokimia Tuban tersebut.
Imam menilai, Proyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban merupakan PSN yang luar biasa karena menjadi salah satu proyek green field, di tengah defisit suplai produk petrokimia dari dalam negeri.
“Mungkin lima tahun terakhir kita sering mendengar arahan presiden untuk peningkatan lifting minyak dan kemandirian industri petrokimia. Demand semakin tinggi, sedangkan supply turun. Akhirnya kita menjadi net importer,” ucap Imam dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (31/8).
Imam menceritakan, Kilang Minyak dan Petrokimia Tuban yang dibangun oleh joint venture perusahaan Rosneft, Rusia dengan PT Pertamina ini bernilai investasi US$12 miliar atau sekitar Rp221 triliun. Proyek diyakini tidak dapat beroperasi tanpa adanya sejumlah dukungan pemerintah, termasuk penyediaan infrastruktur jalan tol dan jalur kereta api.
“Arahan Menteri Investasi kepada Saya sangat jelas, bantu maksimal secara pro-aktif investasi strategis dan bernilai tambah tinggi agar terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan di daerah,” imbuhnya.
Untuk itu, ujar Imam, sejak awal 2020 telah dilakukan serangkaian kegiatan pengawalan dan fasilitasi penyelesaian masalah yang dihadapi PT PRPP, khususnya terkait pembebasan lahan dan pembangunan infrastruktur transportasi.
Direncanakan ada dua moda angkutan untuk melayani distribusi hasil produksi Kilang Minyak dan Petrokimia Tuban, yaitu angkutan jalan tol dan kereta api.
Senada, Jeffrie menyampaikan apresiasinya kepada Kementerian Investasi atau BKPM atas terlaksananya kerja sama ini. Jeffrie berharap kerja sama dengan PT PRPP berjalan dengan baik dan dapat memberikan nilai tambah.
“Kerja sama ini merupakan motivasi yang luar biasa dalam mendorong investasi infrastruktur, terutama dalam rangka mendorong efisiensi logistik nasional. Harapan kami ini bukan hanya tanda tangan, namun harus kita tindak lanjuti,” tuturnya.
Presiden Direktur PT PRPP Kadek Ambara Jaya pun menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan awal yang baik dengan dukungan penuh dari Kementerian Investasi.
“Harapan kami dengan kerja sama ini tentunya menguntungkan kedua belah pihak. Kami lancar produksi dan pemasarannya, dan PT KAI juga bisa mengangkut ini dengan lancar,” ujar Kadek.