01 April 2024
12:17 WIB
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melalui perusahaan subholding PT Pertamina Patra Niaga menyampaikan, tidak ada kenaikan harga untuk BBM nonsubsidi, yakni Pertamax series serta Dex series pada April 2024.
“Berdasarkan perhitungan evaluasi harga serta dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat pada Ramadhan dan Idulfitri ini, maka manajemen memutuskan untuk tidak menaikkan harga di bulan April ini,” ujar Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting, di Jakarta, Senin (1/4).
Jenis BBM tersebut antara lain Pertamax series yang terdiri dari Pertamax dan Pertamax Turbo serta Dex Series yang terdiri dari Dexlite dan Pertamina Dex. Irto Ginting juga mengatakan, keputusan tidak melakukan perubahan harga mengacu pada beberapa aspek antara lain Kepmen ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang formulasi harga JBU atau BBM.
Saat ini, kata dia, harga Pertamax adalah Rp12.950 per liter, Pertamax Green 95 Rp13.900 per liter, Pertamax Turbo Rp14.400 per liter, Dexlite Rp14.550 per liter, dan Pertamina Dex Rp15.100 per liter. “Harga ini berlaku untuk wilayah Jawa dan wilayah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5%,” ucap Irto.
Irto menambahkan, Pertamina Patra Niaga berkomitmen memberikan harga BBM yang terbaik sebagai wujud Availability (ketersediaan), Accessibility (aksesibilitas), Affordability (keterjangkauan), Acceptability (penerimaan), dan Sustainability (keberlanjutan) bagi masyarakat hingga pelosok negeri, tidak hanya kota besar.
“Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga menetapkan harga yang kompetitif bagi masyarakat sekaligus memastikan distribusi hingga pelosok negeri tetap dapat dilakukan dengan maksimal,” kata Irto.
Momen Lebaran
Seperti diketahui, bulan ini juga berbarengan dengan momen Idulfitri yang membutuhkan pasokan BBM dengan jumlah yang besar. Presiden RI Joko Widodo sendiri menyebutkan jumlah masyarakat yang akan mudik pada libur Hari Raya Idulfitri tahun ini mencapai sekitar 193,6 juta orang.
Angka tersebut naik dibandingkan data mudik pada tahun 2023, dengan jumlah mobilisasi masyarakat mencapai 123,8 juta orang. Berdasarkan survei potensi pergerakan masyarakat selama Lebaran 2024 oleh Kementerian Perhubungan, diperkirakan puncak hari mudik berdasarkan pilihan masyarakat adalah H-2 atau Senin, 8 April 2024 (dimulainya cuti bersama) dengan potensi pergerakan 26,6 juta orang (13,7%).
Sementara perkiraan puncak hari balik adalah H+3, yakni Minggu, 14 April 2024 dengan potensi pergerakan 41 juta orang (21,2%). Lebih lanjut, Kemenhub juga mencatat terdapat lima moda terbanyak yang menjadi pilihan masyarakat dalam bermudik.
Peringkat pertama adalah kereta api dengan persentase 20,3% (39,3 juta orang), bus 19,4% (37,5 juta orang), mobil pribadi 18,3% (35,4 juta orang), sepeda motor 16,1% (31,1 juta orang), dan mobil sewa 6,0% (11,6 juta orang). Berdasarkan daerah asal perjalanan masyarakat, yang menempati posisi tertinggi adalah Jawa Timur 16,2% (31,3 juta orang), disusul Jabodetabek 14,7% (28,43 juta orang), dan Jawa Tengah 13,5% (26,11 juta orang).
Sementara itu, untuk daerah tujuan terbanyak, yaitu Jawa Tengah 31,8% (61,6 juta orang), Jawa Timur 19,4% (37,6 juta orang), dan Jawa Barat 16,6% (32,1 juta orang). Melihat gambaran kondisi tersebut, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyoroti adanya pergeseran kebutuhan konsumsi harian bahan bakar minyak (BBM), yang biasanya tertinggi di Jabodetabek, akan beralih ke Jawa Barat hingga Jawa Timur selama arus mudik.
Selain itu, tingginya pilihan masyarakat untuk mudik menggunakan jalur darat juga menunjukkan pentingnya peran Pertamina dalam menjamin ketersediaan BBM untuk memastikan kelancaran mobilisasi masyarakat. Oleh karena itu, guna memenuhi kebutuhan energi masyarakat selama masa Lebaran, Pertamina meluncurkan Satuan Tugas Ramadan dan Idulfitri (RAFI) pada 25 Maret 2024.
Empat Area
Selama masa Satgas RAFI 2024 yang akan berlangsung hingga 21 April 2024, Pertamina membagi lokasi yang menjadi perhatian menjadi empat area, meliputi lokasi wisata, jalur lintas utama, daerah terpencil, serta daerah rawan bencana, dengan total lokasi yang menjadi perhatian utama sebanyak 33 titik. Terkait dengan daerah rawan bencana ini, kata Fadjar, menjadi perhatian Pertamina karena BMKG memprediksi cuaca ekstrem yang dapat terjadi pada masa Lebaran.
Daerah rawan bencana tersebut meliputi Gunung Api Semeru di Lumajang (Jawa Timur), Gunung Api Ile Lewotolok di Lembata (Nusa Tenggara Timur), Gunung Api Merapi di DIY dan Jawa Tengah, Gunung Api Sinabung di Sumatera Utara, Gunung Api Karangetang di Sulawesi Utara, serta wilayah Semarang (Jawa Tengah).
Terkait layanan energi, Pertamina menyiagakan lebih dari 7.400 SPBU, 723 SPBE, 61 Kiosk Pertamina Siaga, 54 Motorist, 281 Pertamina Delivery Service, 200 mobil tangki Standby, 30 terminal LPG, 6 Serambi Pertamina, dan lain-lain.
Fadjar mengatakan, layanan motoris merupakan salah satu yang menarik. Sebab, Pertamina memperuntukkan layanan tersebut kepada masyarakat yang kehabisan bensin saat terjebak macet dalam perjalanan mudik. Caranya mudah, yakni dengan menghubungi call center Pertamina 135 dan minta dikirimkan BBM.
Dalam mengantarkan kebutuhan BBM tersebut, kata Fadjar, motoris akan masuk lewat tol dan dikawal oleh polisi. Hal ini memungkinkan karena Pertamina telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Polri.
Tak hanya terkait kebutuhan BBM masyarakat, Pertamina juga memastikan kebutuhan akan gas untuk kegiatan rumah tangga dapat dipenuhi. Fadjar berkelakar tentang bagaimana ibu-ibu membutuhkan kepastian akan ketersediaan gas untuk masak-masak besar lantaran kedatangan sanak saudara.
Powered by Froala Editor