c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

18 Maret 2023

17:30 WIB

Pertamina Geothermal Catat Pendapatan Dari Carbon Credit

Untuk pertama kalinya pada 2022, Pertamina Geothermal Energy mencatatkan pos pendapatan baru dari penjualan carbon credit.

Pertamina Geothermal Catat Pendapatan Dari </i>Carbon Credit</i>
Pertamina Geothermal Catat Pendapatan Dari </i>Carbon Credit</i>
PT. Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (24/2), dengan kode saham PGEO. Antara/PGE/Dok

JAKARTA – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk atau PGE (kode saham: PGEO) membukukan pos pendapatan baru dari hasil perdagangan karbon atau carbon credit.

“Untuk pertama kalinya pada 2022, Pertamina Geothermal Energy mencatatkan pos pendapatan baru dari penjualan carbon credit,” ujar Direktur Keuangan PGEO Nelwin Aldriansyah dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (18/3).

Menurut dia, hal tersebut membuktikan bahwa operasional PGE telah mendapatkan sertifikasi dari berbagai lembaga karbon kredit, sehingga berhak untuk memonetisasi atas penjualan karbon kredit dari operasional perseroan.

Ia menjelaskan perdagangan karbon dilakukan pada unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara yang terhubung ke jaringan tenaga listrik PT PLN (Persero) dengan kapasitas lebih besar atau sama dengan 100 mega watt (MW).

Perdagangan karbon itu sendiri diimplementasikan melalui dua mekanisme, yaitu perdagangan emisi dan offset emisi.

Baca Juga: Resmi Melantai di BEI, Pertamina Geothermal Raih Dana Rp9,05 Triliun

Kemudian, sejumlah strategi dan upaya monetisasi terus dilakukan PGE untuk mengawal kinerja keuangan tetap solid dengan misalnya menjaga pendapatan, EBITDA margin maupun profit margin yang stabil hingga rasio utang yang terjaga.

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury mengatakan terdapat banyak standar pemeringkatan dalam penilaian karbon, yang paling banyak dilakukan yaitu adalah standar nilai karbon yang diterapkan oleh Verra.

Menurut dia, nilai carbon offset yang diperdagangkan nilainya sekitar US$20 hingga US$40 miliar, dimana BUMN bisa melakukan uji coba dengan harga setengahnya sebagai acuan.

Terkait nilai ekonomi karbon, Ia mengatakan kemungkinan besar nilainya antara US$2 hingga US$3 miliar.

Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) mencatat perdagangan karbon di Indonesia bisa menembus US$300 miliar atau sekitar Rp4.625 triliun per tahun, yang berasal dari kegiatan menanam kembali hutan yang gundul hingga penggunaan energi baru terbarukan (EBT).

Kredit karbon merupakan representasi hak bagi sebuah perusahaan untuk mengeluarkan sejumlah emisi karbon dalam proses industrinya. Satu unit kredit karbon setara dengan penurunan emisi 1 ton karbon dioksida (CO2).

Indonesia menetapkan target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29% dengan kemampuan sendiri dan 41% dengan dukungan internasional pada 2030.

Pada kuartal III/2022, PGE membukukan laba bersih sebesar US$111 juta, atau tumbuh 67,8% yoy dibandingkan periode sebelumnya pada 2021 yang sebesar US$66 juta.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar