04 April 2024
11:08 WIB
Pertamina Fokus Rampungkan Proyek Kilang Minyak Terbesar Di Indonesia
Proyek RDMP Balikpapan milik Pertamina akan menaikkan kapasitas produksi Kilang Balikpapan sebesar 100 ribu barel per hari, menjadi 360 ribu barel per hari dari kapasitas awal 260 ribu barel hari
Proyek Strategis Nasional (PSN) Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, Kalimantan Timur. dok.Pertamina
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) fokus menyelesaikan Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, Kalimantan Timur. Proyek tersebut memasuki tonggak baru, yaitu program Turn Around (TA) Revamp yang ditargetkan selesai di awal Mei 2024. RDMP Balikpapan nantinya akan menjadi kilang minyak terbesar di Indonesia.
"Kami semua mendoakan dan dukungan penuh agar proses pengerjaan revamping, yang merupakan tonggak penting dari proyek RDMP ini untuk menambah kapasitas berjalan dengan lancar," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (4/4).
Diketahui, Nicke mengunjungi Proyek RDMP Balikpapan tersebut pada Selasa (2/4). Program TA Revamp memiliki tujuan untuk mengintegrasikan unit kilang eksisting dengan unit kilang baru hasil pelaksanaan proyek RDMP.
Keberhasilan proyek RDMP Balikpapan akan menaikkan kapasitas produksi Kilang Balikpapan sebesar 100 ribu barel per hari. Oleh karena itu, nantinya kapasitas produksi Kilang Balikpapan menjadi 360 ribu barel per hari dari kapasitas awal 260 ribu barel hari.
Lebih lanjut, Nicke mengungkapkan, tidak mudah untuk membangun proyek sebesar dan sekompleks proyek RDMP Balikpapan. Namun, kata dia, Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional serta seluruh tim yang terlibat, telah membuktikan melalui komitmen penuh dan dengan kerja sama yang kuat mampu mengatasi menjawab tantangan yang ada.
"Kami berkomitmen menyelesaikan proyek ini karena sudah ditunggu-tunggu oleh seluruh masyarakat Indonesia. Proyek ini akan memberikan nilai tambah yang besar untuk perekonomian Indonesia," ungkap Nicke.
Nantinya, saat RDMP Balikpapan tuntas, maka akan menjadi kilang minyak terbesar di Indonesia. Pasalnya, kapasitas Kilang Balikpapan akan melampaui kapasitas Kilang Cilacap, Jawa Tengah yang saat ini menjadi kilang dengan kapasitas terbesar.
Saat ini, Kilang Cilacap mengolah 345 ribu barel minyak per hari. Sementara, Kilang Balikpapan nantinya bisa mengolah minyak mentah sebesar 360 ribu barel minyak per hari. Selain menaikkan kapasitas pengolahan minyak, nanti akan ada tambahan produksi produk petrokimia hingga 225 ribu ton per tahun.
Tepat Waktu
Sebelumnya, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengharapkan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, Kalimantan Timur, dapat diselesaikan sesuai waktu yang ditetapkan.
"Tentu, kita berharap proyek RDMP dan juga Terminal Lawe-Lawe, serta proyek Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Tanjung Batu, dapat diselesaikan tepat waktu, karena ini berkaitan satu dengan lainnya," kata Kepala BPH Migas Erika Retnowati beberapa waktu lalu.
Erika bersama Anggota Komite BPH Migas Iwan Prasetya Adhi, Eman Salman Arief, dan Wahyudi Anas, mengunjungi proyek RDMP Balikpapan untuk melihat progres pengembangan dari proyek strategis nasional (PSN), yang tengah dikerjakan PT Pertamina (Persero) tersebut.
Proyek RDMP didesain meningkatkan kapasitas pengolahan Kilang Balikpapan dari semula 260 kilobarel per hari (kbpd) menjadi 360 kbpd dan peningkatan kualitas dari Euro II menjadi Euro V.
Iwan mengatakan, keberadaan RDMP tersebut dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat. Sementara, Eman menyampaikan selain RDMP, kunjungan kali ini juga melihat progres pembangunan pipa gas Senipah-Balikpapan. "Alhamdulillah, sudah selesai dan gas in," ucapnya
Dengan adanya pipa gas Senipah-Balikpapan, bahan bakar kilang, hydrogen plant unit, dan gas turbine generator sepenuhnya menggunakan gas bumi. "Hal ini memberi dampak pada efisiensi biaya kilang, mengurangi impor LPG, dan lingkungan yang lebih bersih," ujar Eman.
Wahyudi Anas mengungkapkan semangat pemerintah adalah terus berupaya meningkatkan pemanfaatan gas bumi di dalam negeri.
"Kilang Balikpapan bertransisi menggunakan bahan bakar gas bumi yang merupakan energi ramah lingkungan, serta dialirkan dari wilayah Senipah yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Taufik Aditiyawarman mengatakan pembangunan pipa gas Senipah-Balikpapan sangat berarti bagi kilang Pertamina ke depannya. "Selain meningkatkan energi efisiensi," tuturnya.
Sekadar informasi, Terminal BBM Balikpapan beroperasi sejak 1949 dengan 16 tangki timbun yang melayani 52 SPBU dan 40 Pertashop, serta 2 depot pengisian pesawat udara (DPPU).