19 Desember 2024
16:37 WIB
Pernyataan The Fed Buat Pasar Kripto Kompak Memerah
Beberapa kripto utama, seperti Bitcoin (BTC), Solana (SOL), Ethereum (ETH), dan XRP tercatat menurun tajam dalam 24 jam terakhir, akibat pernyataan kontroversial Ketua The Fed Jerome Powell.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Khairul Kahfi
Ketua The Federal Reserve Jerome Powell saat menyampaikan FOMC Desember, Washington, Rabu(18/12). Dok The Federal Reserve
JAKARTA - Pasar kripto mengalami penurunan yang signifikan pada Kamis (19/12). Beberapa kripto utama, seperti Bitcoin (BTC), Solana (SOL), Ethereum (ETH), dan XRP tercatat menurun tajam dalam 24 jam terakhir.
Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur menekankan, salah satu penyebab utama penurunan aset digital ini adalah hasil pertemuan Federal Reserve (The Fed) terbaru yang berdampak besar pada sentimen pasar.
Memang, sambungnya, pengumuman The Fed terkait pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps ke kisaran 4,25-4,50% sesuai dengan ekspektasi pasar sebelumnya. Namun, pernyataan kontroversial dari Ketua The Fed Jerome Powell mengenai Bitcoin dan aset kripto lainnya telah memperburuk situasi.
“Powell menyatakan bahwa bank sentral AS tidak mendukung kepemilikan Bitcoin dalam jumlah besar dan menekankan perubahan hukum terkait aset kripto merupakan keputusan Kongres, bukan Federal Reserve,” katanya dalam pernyataan tertulis, Jakarta, Kamis (19/12).
Pernyataan Powell di atas, Fyqieh soroti, bakal menegaskan stance bank sentral AS yang tidak akan terlibat dalam pembentukan cadangan Bitcoin strategis, seperti halnya cadangan emas. Langkah ini pun disinyalir akan semakin memperlemah narasi Bitcoin dapat menjadi aset cadangan strategis di masa depan.
Baca Juga: Kilas Balik 2024, Ini Rangkuman Topik Kripto Sepanjang Tahun
Setelah pernyataan tersebut, harga Bitcoin turun lebih dari 6,5% atau jatuh di bawah US$100.000, setelah sebelumnya berada di level US$108.000. Penurunan ini juga diikuti oleh banyak aset kripto lainnya.
"Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap kebijakan Fed dan potensi penjualan Bitcoin oleh pemerintah AS di tengah rendahnya permintaan untuk ETF BTC-spot," paparnya.
Pantauan Validnews pada pukul 13.00 WIB BTC bergerak di sekitar US$101.264 turun 2,21% dalam 24 jam terakhir. Kapitalisasi pasar BTC berada di US$3,52 triliun turun 2,88%, sedangkan total volume market bitcoin dalam 24 jam US$265,57 miliar naik 32,58%.
Beberapa koin yang ikut mengalami penurunan dalam 24 jam terkahir yaitu ETH turun 4,36% berada di US$3,666, selanjutnya USDT yang memerah 0,02% menjadi US$0,9995.
Tren ambles juga diikuti oleh kripto lainnya, seperti XRP yang turun 5,74% menjadi US$2,35, selanjutnya BNB memerah 0,65% kini bernilai US$702, dan SOL turun 2,57% atau US$209,86.
Fyqieh mencatat, pasar kripto saat ini berada dalam fase volatilitas tinggi, di mana keputusan kebijakan moneter memiliki dampak langsung terhadap sentimen investor.
Baca Juga: Kian Digandrungi, Kripto Jadi Pilihan Investasi Anak Muda
Menurutnya, ada faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga Bitcoin dalam jangka pendek yakni aksi ambil untung investor, arus keluar ETF BTC-spot, dan efek relasional Natal.
"Jika arus keluar ETF BTC-spot meningkat, hal ini dapat menciptakan kekhawatiran di kalangan investor retail, sehingga sulit memulihkan harga BTC ke level US$110.000,” kata dia.
Meski begitu, Fyqieh menggarisbawahi, terdapat tren historis positif yang menunjukkan adanya potensi 'reli Sinterklas' pada minggu menjelang dan sesudah Natal. Kendati, reli ini bersifat tidak konsisten dan tergantung pada kondisi pasar secara keseluruhan.
Jelang Natal, Bagaimana Reli Sinterklas Kali Ini?
Secara historis, Bitcoin telah mengalami reli Sinterklas sebanyak tujuh kali dalam sepuluh tahun terakhir, dengan keuntungan rata-rata 1,32% sebelum Natal dan 1,29% setelah Natal.
Data CoinGecko memantau selama 10 tahun terakhir, Bitcoin telah mengalami efek reli Sinterklas sebanyak 7 kali dalam seminggu menjelang Natal, dan 5 kali dalam periode setelahnya.
Meskipun ada potensi reli Sinterklas, Fyqieh mengimbau investor untuk berhati-hati karena reli ini bukanlah pola yang konsisten.
"Investor sebaiknya memperhatikan data on-chain, sentimen pasar, dan kebijakan makroekonomi sebelum membuat keputusan," tambahnya.
Bagi investor, Fyqieh menyampaikan, dinamika harga sementara ini dapat menjadi momen untuk kembali ke pasar dengan potensi masuk ke harga yang lebih rendah, sebelum melonjak lebih tinggi. Namun, tetap waspada dan mempertimbangkan strategi investasi yang matang.
“Analisis yang cermat terhadap tren makroekonomi dan data pasar akan menjadi kunci untuk memanfaatkan peluang di tengah volatilitas pasar kripto,” imbuhnya.