c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

08 Oktober 2025

11:45 WIB

Pernyataan Hawkish The Fed Bikin Rupiah Anjlok Lagi Ke Rp16.618

Penyataaan hawkish pejabat The Fed kembali melemahkan kurs rupiah saat ini ke Rp16.618 per dolar AS. Di sisi lain, tekanan rupiah juga datang dari cadev September 2025 yang turun US$2 miliar. 

Editor: Khairul Kahfi

<p>Pernyataan <em id="isPasted">Hawkish&nbsp;</em>The Fed Bikin Rupiah Anjlok Lagi Ke Rp16.618</p>
<p>Pernyataan <em id="isPasted">Hawkish&nbsp;</em>The Fed Bikin Rupiah Anjlok Lagi Ke Rp16.618</p>

Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo, Melawai, Jakarta, Senin (15/9/2025). Antara Foto/Dhemas Reviyanto

JAKARTA - Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong menilai, sinyal hawkish dari pejabat Federal Reserve (The Fed) kembali menekan nilai tukar (kurs) rupiah saat ini.

Berdasarkan pada pembukaan perdagangan Rabu (8/10) di Jakarta, nilai tukar rupiah melemah sebesar 0,34% atau 57 poin, dari sebelumnya Rp16.561 menjadi Rp16.618 per dolar AS.

“Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang masih melanjutkan penguatan oleh pernyataan hawkish dari pejabat The Fed Jeff Schmid dan Nel Kashkari,” ujarnya melansir Antara, Jakarta, Rabu (8/10).

Baca Juga: Pernyataan Hawkish The Fed Picu Pelemahan Rupiah Ke Rp16.650

President of the Federal Reserve Bank of Kansas City menyampaikan bahwa Bank Sentral AS perlu terus menekan inflasi yang tetap tinggi. Adapun President of the Federal Reserve Bank of Minneapolis Nel Kashkari mengungkapkan setiap pemotongan suku bunga yang drastis akan berisiko memicu inflasi.

Walaupun prospek pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis point (bps) mencapai 99% di akhir Oktober ini, menurut CME Fedwatch, tetapi pernyataan-pernyataan hawkish dinilai senantiasa menurunkan peluang tersebut.

“Angka-angka inflasi di AS memang kembali naik akhir-akhir ini oleh tarif, walau Kepala Biro Statistik dan Pekerjaan (AS) sudah diganti dengan orang pilihan (Presiden AS) Trump, namun tidak mengubah hal itu,” kata Lukman.

Meninjau sentimen dari domestik, penurunan cadangan devisa (cadev) Indonesia menurun ke level terendah sejak Juli 2024.

Bank Indonesia (BI) melaporkan cadev pada September 2025 sebesar US$148,7 miliar, lebih rendah dari posisi pada akhir Agustus 2025 sebesar US$150,7 miliar. Dengan demikian, cadangan devisa turun sebesar US$2 miliar dalam kurun waktu sebulan saja.

“Hal ini tentunya memberikan sentimen negatif bagi rupiah,” ujar dia.

Baca Juga: Shutdown AS Berlanjut, Rupiah Diprediksi Melemah Ke Rp16.625

Sementara itu, Bloomberg mencatat, dolar AS di pasar spot yang dipantau pada pukul 10.32 WIB (8/10) nampak bergerak menguat 0,24% atau sekitar 39 poin. Sementara ini, rupiah ditransaksikan sekitar Rp16.600 per dolar AS, dengan perkiraan pergerakan harian di kisaran Rp16.599-16.619 per dolar AS.

Penguatan ini tidak terlalu mengejutkan lantaran diperkuat oleh data sebelumnya. pada Selasa (7/10),  Indeks Dolar AS (DXY) ditutup menguat 0,32% secara harian ke level 98,89 poin, perlahan menjauhi pergerakan batas bawah DXY setahun terakhir di kisaran 96,21-110,17.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar