c

Selamat

Rabu, 24 April 2024

EKONOMI

12 Mei 2021

13:19 WIB

Permintaan Minyak India Terjungkal Dihajar Covid-19

India adalah importir dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia.

Editor: Fin Harini

Permintaan Minyak India Terjungkal Dihajar Covid-19
Permintaan Minyak India Terjungkal Dihajar Covid-19
Ilustrasi rig lepas pantai migas. Shutterstock/dok

JAKARTA – Permintaan bahan bakar India pada April turun dari bulan sebelumnya. Konsumen minyak terbesar ketiga di dunia itu menanggung beban infeksi virus korona, dengan prospek pembatasan lebih lanjut membebani proyeksi permintaan bahan bakar.

Konsumsi bahan bakar, proksi untuk permintaan minyak, turun 9,4% menjadi 17,01 juta ton dari Maret. Hal ini terlihat dari data Petroleum Planning and Analysis Cell atau PPAC dari Kementerian Perminyakan & Gas Alam, Selasa (11/5).

Dilansir dari Reuters, secara tahunan, permintaan melonjak 81,5% dari posisi terendah April 2020. Kala itu, konsumsi jatuh ke level terendah sejak 2006 karena berbagai pembatasan untuk mengerem laju penularan virus korona selama gelombang pertama India menghantam perekonomian. Ini merupakan peningkatan terbesar dari tahun ke tahun sejak data kembali ke sekitar tahun 1999.

Konsumsi solar, parameter utama yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi di India, turun 7,5% menjadi 6,68 juta ton dari bulan sebelumnya, tetapi melonjak 105,5% tahun-ke-tahun.

Penjualan bensin atau bensin turun 13,1% menjadi 2,38 juta ton pada bulan April-level terendah sejak Agustus 2020, dan 145% lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

"Gelombang kedua infeksi virus India dan berbagai tindakan penahanan memberikan prospek yang tidak pasti untuk permintaan bahan bakar," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

India mendekati 400.000 infeksi sehari dan gelombang kedua telah meningkatkan seruan untuk penerapan karantina wilayah nasional dan memaksa banyak negara untuk memberlakukan pembatasan yang lebih ketat.

Penolakan Perdana Menteri Narendra Modi untuk memberlakukan karantina wilayah penuh telah mendukung konsumsi dalam jangka pendek, kata Moya.

Permintaan bahan bakar telah mencapai level pra-pandemi sekitar 18,8 juta ton pada Maret, level tertinggi sejak akhir 2019.

Namun, pandemi telah menyebabkan penyulingan minyak negara bagian utama mengurangi proses berjalan dan impor minyak mentah, pejabat perusahaan mengatakan kepada Reuters, Selasa (11/5).

Salah satunya Indian Oil Corp yang memangkas kapasitas menjadi 85%-88%. Pada akhir April, kilang minyak terbesar di India ini masih beroperasi pada tingkat kapasitas 95%. 

Perusahaan memperkirakan pengurangan bisa lebih alam karena kilang di Gujarat, Mathura dan Panipat menghadapi kesulitan penyimpanan bitumen dan sulfur.

Namun, perusahaan menyebutkan pemrosesan minyak mentah akan kembali ke level 65%-70% pada tahun lalu karena ekonomi masih berjalan. 

Sementara itu, BUMN India Bharat Petroleum Corp telah memangkas impor sebanyak 1 juta barel pada Mei. Dan akan kembali mengurangi impor 2 juta barel pada Juni. 

M.K. Surana, ketua Hindustan Petroleum Corp (HPCL.NS), memperkirakan konsumsi bahan bakar India pada Mei turun 5% dari April karena dampak pandemi pada mobilitas dan produksi industri tidak separah tahun lalu.

"Kali ini bukan full lockdown seperti terakhir kali. Penjualan di bulan April sekitar 90% di bulan Maret dan kami memperkirakan Mei bisa sekitar 5% lebih rendah dari April," jelasnya.

Analis UBS Giovanni Staunovo memperkirakan setelah pembatasan mobilitas dicabut, permintaan akan pulih dengan cepat.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar