07 Oktober 2023
14:35 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA - Perencanaan energi, terutama di sektor ketenagalistrikan memegang peranan penting dalam rangka mewujudkan target Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 atau lebih cepat.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Program Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wanhar. Lewat keterangan tertulisnya, dia menyebut dengan perencanaan yang baik, target NZE akan terwujud tanpa gejolak ketidaktersediaan energi.
"Tujuan Perencanaan Energi dan Ketenagalistrikan adalah untuk mencapai ketahanan energi, yaitu suatu kondisi terjaminnya ketersediaan energi yang dapat diakses masyarakat dengan harga yang terjangkau dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan perlindungan terhadap lingkungan hidup," ucapnya di Jakarta, Sabtu (7/10).
Arah pengembangan penyediaan tenaga listrik di Indonesia, sambung Wanhar, mengacu pada prinsip 5K, yakni Kecukupan, Keandalan, Keberlanjutan, Keterjangkauan, dan Keadilan.
Berdasarkan prinsip itu, dia menilai perlu dilakukan revisi atas Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2019-2038 menjadi RUKN 2023-2060 yang mengatur arah pengembangan penyediaan listrik di Indonesia dalam rangka menjamin ketersediaan listrik yang selaras dengan proses transisi energi.
"Revisi RUKN dilakukan untuk mengoptimalkan potensi sumber EBT dimana dalam pemanfaatannya perlu optimasi least cost," sebut Wanhar.
Adapun pengajuan revisi RUKN dilakukan berdasarkan empat skenario perencanaan penyediaan tenaga listrik, yakni berdasarkan Business as Usual tanpa memerhatikan target NZE, Zero Emission Decommisioning melalui natural retirement pembangkit fosil, hingga Zero Emission Retrofitting melalui cofiring biomassa atau amonia maupun konversi PLTGas ke Hidrogen.
"Kemudian skenario yang terakhir adalah zero emission dengan carbon capture and storage (CCS), yaitu melengkapi pembangkit fosil eksisting dengan CCS maupun kombinasi dengan cofiring biomassa," kata Wanhar.
Wanhar juga menilai pengembangan teknologi super grid perlu dilakukan dalam rangka optimalisasi potensi energi terbarukan di Indonesia.
Penguatan jaringan dengan interkoneksi lewat super grid, tambahnya, merupakan kunci peningkatan penetrasi energi baru dan terbarukan (EBT) melalui sharing resources.
"Transisi energi tidak akan terjadi tanpa didukung oleh jaringan transmisi yang handal. Super grid merupakan faktor kunci untuk mencapai zero emission di sektor tenaga listrik," tandasnya.