17 Mei 2023
18:34 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA – Dalam rangka meningkatkan literasi dan mendongkrak investasi sektor energi bersih, Kementerian ESDM melalui Ditjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) bersama Proyek Market Transformation for Renewable Energy and Energy Efficiency (MTRE3) UNDP Indonesia meluncurkan situs Layanan Informasi dan Investasi (LINTAS) EBTKE.
Sekretaris Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Sahid Junaidi menyebut peluncuran website itu menjadi bukti bahwa pemerintah ingin mengundang partisipasi swasta maupun publik dalam rangka mengembangkan sumber energi bersih di tanah air.
"Dukungan dari UNDP sangat konkret, dimulai dari pedoman, hingga pengembangan website LINTAS EBTKE yang dilakukan untuk mengintegrasikan informasi soal investasi EBT," sebutnya di Jakarta, Rabu (17/5).
Dia mengatakan, pelaksanaan Proyek MTRE3 dengan UNDP Indonesia sendiri merupakan wujud hubungan kemitraan pemerintah dengan lembaga internasional untuk mendukung program transisi menuju energi bersih.
Proyek itu pun mendapat dukungan dana hibah dari Global Environment Facility (GEF) yang menjadikan MTRE3 sebagai wadah pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang mendukung pelestarian lingkungan hidup dan mendorong upaya transformasi pasar sektor EBT melalui pemberian dukungan penguatan sistem informasi investasi dan peningkatan kapasitas mengenai EBT kepada pemerintah daerah.
Baca Juga: Dua Hal Ini Ganjal Investasi Hijau Di Indonesia
Sejak dijalankan pada 2017, Proyek MTRE3 sudah memberi sederet manfaat kepada masyarakat di empat provinsi percontohan, yakni Riau, Jambi, NTT, dan Sulawesi Barat. Proyek itu pun kini mendekati masa akhir, yakni Juni 2023.
"Target yang akan dicapai sampai akhir proyek nanti adalah mendukung penurunan emisi CO2 sebesar 63.667 ton CO2 ekuivalen, fasilitasi pembangunan pembangkit listrik dari EBT sebesar 87,32 MW, dan mobilisasi investasi di sektor EBT sebesar US$57,77 juta," tutur Sahid.
Sahid mengakui, pemerintah dewasa ini menghadapi tantangan dalam memobilisasi investasi EBT, khususnya terkait keterlibatan modal swasta dan publik, yakni terbatasnya media informasi secara terintegrasi.
"Informasi yang mudah diakses dan terintegrasi ini akan jadi panduan bagi pemangku kepentingan untuk memacu pertumbuhan investasi," kata dia.
Senada, Head of Environment Unit UNDP Indonesia Aretha Aprilia meyakini terbatasnya media informasi yang terintegrasi menjadi penghambat tumbuhnya investasi EBT. Menurut dia, kondisi itu membuat pemangku kepentingan tidak punya panduan untuk mendorong investasi.
Baca Juga: Kementerian ESDM Optimalkan EBT Lewat Super Grid dan REBID
Karena itu, Proyek MTRE3 dalam naungan UNDP Indonesia memberi dukungan fasilitasi terhadap penyempurnaan website LINTAS EBTKE. Melalui pembaharuan, website tersebut diharapkan menjadi hub informasi soal potensi investasi di sektor EBT.
"Dalam hal operasionalisasi pembaharuan data dan juga informasi potensi investasi daerah, koordinasi dan peran aktif antara pemprov dan pemerintah pusat sangat diperlukan," jabar Aretha.
Asal tahu saja, LINTAS EBTKE dirancang sebagai hub bagi potensi kegiatan investasi sektor EBT. Sejatinya, website LINTAS EBT sudah beroperasi pada 2016, kemudian pada 2022 telah dilakukan penyempurnaan dengan menambah menu informasi soal potensi dan pedoman investasi.
"Ke depan, LINTAS EBTKE diharapkan semakin strategis untuk mendorong mobilisasi usaha dan investasi pengembangan EBT untuk mendukung target-target pemerintah," ucap Sahid.