15 Desember 2023
10:52 WIB
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja perdagangan barang di Indonesia sepanjang Januari hingga November 2023 masih mengalami surplus sebesar US$33,63 miliar.
Namun, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, nilai surplus neraca perdagangan Januari-November 2023 turun sebesar US$16,91 miliar dibandingkan periode Januari-November 2022.
Adapun nilai surplus neraca perdagangan pada periode yang sama tahun 2022 mencapai US$50,54 miliar. Meski demikian, neraca dagang RI menunjukkan surplus selama 43 bulan berturut-turut.
"Secara kumulatif hingga November 2023, total surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$33,63 miliar," ujarnya dalam Rilis BPS, Jumat (15/12).
Pudji juga memaparkan kinerja neraca perdagangan pada November 2023 yang mencatatkan surplus senilai US$2,41 miliar. Angka itu turun US$1,06 miliar secara bulanan (month to month/mtm).
Tidak hanya itu, neraca perdagangan pada November 2023 juga turun senilai US$2,68 miliar dibandingkan November 2022 atau secara tahunan (year on year/yoy).
Baca Juga: BPS: Capai US$3,48 M, Surplus Neraca Perdagangan Bertahan 42 Bulan
"Surplus November 2023 ini menurun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dan lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu," terang Pudji.
Neraca perdagangan barang mencakup dua komoditas, yakni nonmigas dan migas. Pudji menyebutkan surplus neraca perdagangan November 2023 ditopang oleh surplus pada komoditas non migas.
Dia menyampaikan surplus neraca perdagangan non migas pada November 2023 senilai US$4,62 miliar. Adapun angka itu lebih rendah dibandingkan surplus pada Oktober 2023 yang senilai US$5,31 miliar.
Dia pun menerangkan ada tiga jenis komoditas penyumbang surplus. Itu terdiri dari bahan bakar minyak (HS27), lemak dan minyak hewan atau nabati (HS15), serta besi dan baja (HS72).
Sementara itu, surplus neraca perdagangan migas mengalami defisit sebesar US$2,21 miliar.

"Saat ini, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit US$2,21 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah," ujar Pudji.
BPS mencatat defisit neraca perdagangan migas pada November 2023 lebih tinggi dibandingkan November 2022 yang senilai US$1,70 miliar.
Baca Juga: Neraca Dagang September Surplus US$3,42 M, Surplus 41 Bulan Beruntun
Kinerja Ekspor Lebih Tinggi dari Impor
Secara keseluruhan, neraca perdagangan barang Indonesia masih surplus karena nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan impor.
Secara kumulatif, total nilai ekspor sepanjang Januari-November 2023 berada di angka US$236,41 miliar. BPS mencatat nilai ekspor turun 11,83% yoy dibandingkan posisi yang sama tahun 2022 yang senilai US$268,12 miliar.
Sementara itu, total nilai impor sepanjang Januari-November 2023 berada di angka US$202,78 miliar. BPS mencatat impor RI turun sebesar 6,8% yoy dibandingkan periode Januari-November 2022 yang senilai US$217,58 miliar.