c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

26 April 2023

12:53 WIB

Penyaluran Kredit Baru Kuartal I/2023 Tumbuh Positif

Penyaluran kredit baru pada kuartal I/2023 tumbuh positif dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kredit baru sebesar 63,7%. Pertumbuhan kredit baru tersebut terjadi pada seluruh jenis kredit.

Penulis: Khairul Kahfi

Penyaluran Kredit Baru Kuartal I/2023 Tumbuh Positif
Penyaluran Kredit Baru Kuartal I/2023 Tumbuh Positif
Ilustrasi. Karyawan memegang uang di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (28/9/2022). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan, penyaluran kredit baru pada kuartal I/2023 tumbuh positif dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kredit baru sebesar 63,7%. Perolehan positif ini terindikasi dari hasil survei perbankan yang dilakukan BI.

“Pertumbuhan kredit baru tersebut terjadi pada seluruh jenis kredit,” kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Jakarta, Rabu (26/4).

Secara sektoral, pertumbuhan penyaluran kredit baru tersebut terutama terjadi pada sektor Perikanan (ST 53,8%); dikuti oleh sektor Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan (SBT 51,0%); serta sektor Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi (SBT 47,1%).

Meski begitu, BI mengakui, pertumbuhan penyaluran kredit baru pada kuartal pertama tahun ini, terhitung masih lebih rendah dibandingkan kuartal IV/2020 yang nilai SBT-nya menyentuh 86,3%.

“Penyaluran kredit baru yang melambat pada triwulan I tersebut sesuai dengan pola historisnya,” ucap laporan yang sama.

Baca Juga: Survei BI, Rumah Tangga Minati Kredit Multi Guna

Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit baru yang melambat terjadi pada seluruh jenis kredit. Terindikasi dari SBT positif yang sedikit lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, baik pada kredit modal kerja (SBT 42,1%); kredit investasi (SBT 54,7%); maupun kredit konsumsi (SBT 54,6%). 

Lebih lanjut, kondisi pelambanan penyaluran kredit baru pada kuartal I/2023 tersebut juga sejalan dengan hasil Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan yang dilakukan BI pada Maret 2023.

Erwin melaporkan, penyaluran kredit baru diperkirakan tumbuh lebih tinggi pada kuartal II/2023. Pertumbuhan ini terindikasi dari SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 99,7%.

Standar penyaluran kredit pada kuartal kedua diprakirakan sedikit lebih ketat dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini terpantau dari Indeks Lending Standard (ILS) positif sebesar 0,1%. 

Standar penyaluran kredit yang lebih ketat dibandingkan kuartal sebelumnya diperkirakan terjadi terutama pada jenis kredit konsumsi lainnya, antara lain berupa Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan kartu kredit.

“Sementara itu, kebijakan penyaluran kredit diprakirakan lebih ketat, antara lain pada aspek suku bunga kredit, premi kredit berisiko, dan persyaratan administrasi,” jelasnya.

Baca Juga: Survei BI: Kegiatan Dunia Usaha Meningkat Sepanjang Kuartal I

Prakiraan kenaikan kebutuhan pembiayaan pada kuartal kedua juga terkonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU). Di mana pada kuartal tersebut diperkirakan kegiatan usaha akan meningkat lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya.

Pada kuartal I/2023, prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi. Pada jenis kredit konsumsi, penyaluran kredit kepemilikan rumah/apartemen masih menjadi prioritas utama, dikuti oleh kredit multiguna dan kredit kendaraan bermotor. 

“Berdasarkan sektor, penyaluran kredit baru pada triwulan II/2023 diprioritaskan pada sektor Industri Pengolahan, sektor Perdagangan Besar dan Eceran, serta sektor Perantara Keuangan,” ungkapnya.

Pertumbuhan Kredit 2023
Hasil survei menunjukkan, responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit ke depan. Responden memproyeksikan pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2023 sebesar 10,4% (yoy).

Meski masih positif, pertumbuhan kredit tahun ini tidak setinggi realisasi pertumbuhan kredit pada 2022 yang berhasil menyentuh 11,4% (yoy). 

Optimisme tersebut antara lain didorong oleh kondisi moneter dan ekonomi, serta relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar