01 Agustus 2023
09:59 WIB
JAKARTA - PT Bank Jago Tbk (Bank Jago) mencatatkan penyaluran kredit Rp11,2 triliun pada semester I/2023, melonjak 54% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp7,3 triliun.
“Pertumbuhan kredit berhasil dicapai berkat konsistensi manajemen menerapkan skema partnership lending dalam beberapa tahun terakhir. Bank Jago aktif membangun kolaborasi dengan sejumlah multifinance, perusahaan rintisan, teknologi finansial dan sejumlah institusi keuangan lainnya,” kata Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (1/8).
Arief menjelaskan memaparkan, pertumbuhan kredit menghasilkan pendapatan bunga Rp984 miliar, tumbuh 40% secara tahunan (yoy). Sementara itu beban bunga naik 136% menjadi Rp152 miliar. Lonjakan beban bunga sejalan dengan tren di industri yang dipicu oleh kenaikan suku bunga acuan sejak tahun lalu.
Di sisi lain, Bank Jago membukukan pendapatan berbasis komisi (fee income) yang mencapai 403% menjadi Rp92 miliar. Melonjaknya laju pertumbuhan kredit, dapat diimbangi dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang meningkat 65% menjadi Rp10,9 triliun.
Dana murah atau current account saving account (CASA) mencapai Rp7,2 triliun, melonjak 86%. Sedangkan, deposito senilai Rp2,8 triliun, meningkat 30%. Komposisi DPK didominasi CASA dengan proporsi mencapai 71%.
Pertumbuhan DPK yang lebih tinggi dari penyaluran kredit berhasil menekan loan to deposit ratio (LDR) menjadi 111% pada akhir Juni 2023 dari posisi yang sama tahun sebelumnya 119%. Rasio intermediasi ini menunjukkan bank ekspansif dalam menyalurkan kredit namun tetap memperhatikan kecukupan pendanaan.
Sementara itu, rasio pembiayaan bermasalah (non performing loan/NPL) gross berhasil dijaga di level 1,2% dan NPL net di level 0,2%. Hal itu sejalan dengan panduan manajemen (guidance) pada awal tahun yang menyatakan bakal fokus pada pertumbuhan yang berkualitas dengan neraca keuangan yang sehat.
Berbagai strategi ini berdampak ke perolehan laba bersih atau net profit after tax (NPAT) sebesar Rp41 miliar, tumbuh 40% secara tahunan. Adapun total aset melonjak 29% menjadi Rp18,8 triliun.
Arief mengungkap, pada awal tahun ini, Bank Jago melakukan perjanjian pembiayaan bersama PT BFI Finance Tbk (BFIN) senilai Rp2 triliun.
Sebelumnya, bank digital ini sudah lebih dulu masuk ke ekosistem PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) untuk ikut membiayai produk pinjaman GoPayLater Cicil. Kolaborasi ini merupakan lanjutan dari integrasi aplikasi Jago dengan aplikasi Gojek dan GoPay.
"Kinerja keuangan Bank Jago hingga kuartal II-2023 menunjukkan momentum yang baik dan on the right track. Kami ingin menumbuhkan bisnis kami lebih besar lagi dengan terus berinovasi sebagai bank berbasis teknologi dan berkolaborasi dengan ekosistem digital,” pungkasnya.