c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

09 Januari 2025

20:08 WIB

Penurunan BTC Capai US$95.000, Analis Sebut Sentimen Bearish Menguat

Masih dalam rangka menyambut awal tahun baru, harga Bitcoin (BTC) kini terus mengalami penurunan, diperdagangkan di bawah level US$95.000 atau sekitar Rp1,5 miliar pada Kamis (9/1).

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

<p>Penurunan BTC Capai US$95.000, Analis Sebut Sentimen <em>Bearish </em>Menguat</p>
<p>Penurunan BTC Capai US$95.000, Analis Sebut Sentimen <em>Bearish </em>Menguat</p>

Ilustrasi Bitcoin. Shutterstock/Creativan

JAKARTA - Masih dalam rangka menyambut awal tahun baru, harga Bitcoin (BTC) kini terus mengalami penurunan, diperdagangkan di bawah level US$95.000 atau sekitar Rp1,5 miliar pada Kamis (9/1). Menurut Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur, situasi ini mencerminkan adanya pergeseran sentimen di pasar kripto. 

“Tekanan jual yang terus meningkat, khususnya pada Bitcoin, menunjukkan pelaku pasar mulai mempertimbangkan risiko lebih serius di tengah ketidakpastian ekonomi global. Namun, trader harus tetap memperhatikan level teknikal kunci seperti US$92,493, yang merupakan level Fibonacci retracement 38,2%,” ujar Fyqieh dalam pernyataan tertulis, Kamis (9/1).

Sebagaimana diketahui, setelah turun lebih dari 5% pada hari sebelumnya, aksi jual telah memicu gelombang likuidasi di pasar kripto dengan total likuidasi mencapai US$694,11 juta dalam 24 jam terakhir. Berdasarkan data dari CoinGlass, sekitar US$125 juta dari total likuidasi tersebut berasal dari Bitcoin.

Data dari CryptoQuant menunjukkan bahwa Net Taker Volume Bitcoin di Binance berbalik tajam menjadi negatif, dengan puncaknya mencapai -US$325 juta pada Selasa. 

"Angka ini merupakan nilai tertinggi sepanjang tahun 2025 dan mencerminkan meningkatnya tekanan jual yang dipicu oleh laporan ekonomi Amerika Serikat yang mengecewakan, termasuk Indeks Manufaktur ISM dan data JOLTs," ujarnya.

Lebih lanjut Fyqieh menuturkan, selain Net Taker Volume yang negatif, rasio long-to-short Bitcoin menurut Coinglass mencatat angka 0,89, terendah dalam lebih dari satu bulan. Rasio di bawah satu menunjukkan bahwa lebih banyak trader bertaruh pada penurunan harga BTC. 

"Penurunan ini diperparah oleh menurunnya permintaan institusional, di mana arus masuk bersih ETF spot Bitcoin hanya sebesar US$52,40 juta pada Selasa, jauh di bawah US$978,60 juta pada hari sebelumnya," terang dia.

Fyqieh menjelaskan, BTC terus melemah dengan data pasar tenaga kerja AS menguji taruhan pada pemangkasan suku bunga Fed pada H1 2025. Klaim pengangguran awal secara tak terduga turun dari 211 ribu (minggu yang berakhir pada 28 Desember) menjadi 201 ribu (minggu yang berakhir pada 4 Januari), terendah sejak 187 ribu pada Januari 2024.

"Kondisi pasar tenaga kerja yang lebih ketat dapat mendorong pertumbuhan upah, yang memicu belanja konsumen dan inflasi yang didorong oleh permintaan. Prospek inflasi yang lebih tinggi akan mendukung jalur suku bunga Fed yang lebih agresif. Imbal hasil Treasury AS 10 tahun mencerminkan sentimen terhadap jalur suku bunga Fed, naik ke level tertinggi 4,730%," ucapnya.

Analisis Teknikal
Secara teknikal, indeks Relative Strength Index (RSI) harian Bitcoin berada di level 47, di bawah level netral 50, mengindikasikan momentum bearish. Jika harga BTC terus mengalami koreksi, penurunan dapat meluas hingga menguji level support US$92,493, yang ditarik dari rendah November US$66,835 hingga tinggi Desember US$108,353.

Pantauan Validnews pada pukul 16.40 WIB, BTC bergerak di sekitar US$93,558 turun 2,32% dalam 24 jam terakhir. Kapitalisasi pasar BTC berada di US$3,28 triliun turun 1,95%, sedangkan total volume market bitcoin dalam 24 jam US$162,27 miliar turun 11,74%.

"Namun, peluang pemulihan tetap ada. Jika Bitcoin mampu pulih dan ditutup di atas level psikologis US$100,000, maka potensi untuk menguji kembali level tertinggi sepanjang masa di US$108,353 masih terbuka lebar,” jelasnya.

Di tengah sentimen bearish ini, dia mengimbau pelaku pasar untuk tetap waspada dan memperhatikan indikator-indikator kunci yang dapat memberikan petunjuk arah pergerakan harga selanjutnya.

Sementara masa depan BTC dapat bergantung pada data pasar tenaga kerja, arus ETF, dan kebijakan moneter Fed. Fyqieh juga melihat inisiatif yang lebih luas, seperti Strategic Bitcoin Reserve, juga akan memainkan peran penting dalam sentimen pasar.

"Kondisi pasar tenaga kerja AS yang lebih ketat dapat menurunkan taruhan pada pemangkasan suku bunga Fed pada H1 2025. Fed yang lebih agresif dapat menyeret BTC di bawah EMA 50 hari menuju level support US$90.742," kata dia

"Sebaliknya, tingkat pengangguran yang lebih tinggi dan pertumbuhan upah yang lebih rendah dapat memicu kembali taruhan pada suku bunga Fed pada bulan Maret, mendorong BTC menuju rekor tertingginya di US$108.231," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar