c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

13 Juli 2021

20:02 WIB

Pengamat: Mempertahankan Produksi Blok Rokan Jadi Tantangan PHR

Guna mempertahankan dan meningkatkan produksi migas Blok Rokan, PHR merencanakan pengeboran 84 sumur pengembangan tahun ini

Penulis: Zsasya Senorita

Editor: Fin Harini

Pengamat: Mempertahankan Produksi Blok Rokan Jadi Tantangan PHR
Pengamat: Mempertahankan Produksi Blok Rokan Jadi Tantangan PHR
Blok Rokan yang akan dialihkan pengelolaannya dari CPI kepada PT Pertamina Hulu Rokan pada Agustus 2021. ANTARA FOTO/FB Anggoro

JAKARTA – Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menegaskan, tantangan utama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dalam mengelola Blok Rokan ke depan adalah mempertahankan volume produksi minyak. Apalagi secara umum blok migas yang habis masa kontrak dengan PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ini, sudah mengalami penurunan produksi yang signifikan.

“Pekerjaan rumah umumnya hanya untuk mempertahankan produksi. Jika bisa menaikkan produksi, itu bonus,” terang Komaidi dalam rilis yang diterima pada Selasa (13/7). 

Ia menekankan, saat mulai alih kelola, internal PHR harus memahami Blok Rokan adalah salah satu kontributor utama dalam produksi minyak nasional dengan porsi hingga 25%. Bahkan di masa silam, Blok Rokan memberi kontribusi terbesar minyak bagi Indonesia, yakni lebih dari 400 ribu barel per hari.

Seiring usia lapangan yang mature dan adanya penurunan alamiah atau natural decline, produksi Blok Rokan kini turun ke level 160 ribuan barel per hari.

“Secara otomatis kinerja Blok Rokan akan menjadi perhatian publik dan para stakeholder pengambil kebijakan,” ujarnya. 

Dia berharap, manajemen PHR siap dalam banyak hal. Tidak hanya masalah teknis bisnis, tetapi juga aspek-aspek lain yang kemungkinan akan menyertainya.

“Salah satunya adalah diperbandingkan dengan lapangan alih kelola lainnya yang dilakukan Pertamina,” sambung Komaidi. 

Perlu diketahui, dalam proses alih kelola Blok Rokan dari CPI, PHR menyiapkan sembilan program transisi, yaitu bidang transisi pemboran, kontrak barang dan jasa, human capital, SOP, perizinan dan environment, serta IT dan petro teknikal. Kemudian, data transfer, pembangkit listrik, chemical & EOR, dan pasokan gas. 

Komaidi mengapresiasi sikap CPI sebagai KKKS sebelumnya, yang kooperatif dan tidak ada pro kontra berarti dalam pelaksanaan alih kelola lapangan migas ini. Salah satu indikasinya adalah alih SDM yang hampir sebagian besar ke PHR dan berjalan lancar.

Komaidi meyakini, proses alih kelola yang lancar tersebut akan membuat proses estafet pengelolaan Blok Rokan berjalan dengan baik.

Dengan demikian, PHR diharapkan dapat menjalankan kegiatan produksi dengan baik. Mengingat, hampir tidak ada perubahan infrastruktur selain manajemen. Karyawan dan fasilitas produksi pun masih relatif sama dengan sebelumnya. 

“Harapannya dengan proses yang lancar tersebut berdampak terhadap proses produksi Blok Rokan pasca diambil alih,” ujar Komaidi.

Mirroring
Di sisi lain, Pertamina mengklaim bahwa proses transisi alih kelola Blok Rokan dari CPI ke PHR yang kurang dari sebulan lagi, berjalan lancar meskipun ada beberapa proses yang memerlukan diskusi. Dibuktikan oleh dukungan semua pemangku kepentingan, terutama Pemerintah Pusat dan Daerah serta mitra bisnis PHR yang menunjukkan suasana kondusif menjelang peralihan pengelolaan operator pada 8 Agustus 2021. 

Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan Jaffee A. Suardin menyampaikan, hingga saat ini PT Pertamina Hulu Rokan telah menyiapkan segala kebutuhan agar proses alih kelola berjalan lancar dan tanpa kendala. Pihaknya mengklaim telah menerapkan upaya maksimal agar dalam proses transisi ini semua berjalan lancar dan yang terpenting bisa langsung tune in dengan tim eksisting. 

“Untuk proses mirroring seluruh kontrak eksisting sudah mencapai lebih dari 100% dari 291 kontrak," ujarnya

Selain mirroring, Pertamina Hulu Rokan juga menggelar pengadaan baru dan kontrak melalui program Local Business Development (LBD). Jaffe menyebutkan proses kedua masih berjalan dengan lancar.
Proses alih pekerja, sebagai aset terpenting juga berjalan baik. Tercatat 98,7% telah melengkapi dan mengembalikan aplikasi termasuk perjanjian kerja sesuai waktu yang ditentukan. 

Terkait aspek transfer teknologi, Jaffe melaporkan, saat ini penyesuaian sistem IT masih terus dilakukan. Terutama aplikasi-aplikasi yang berkaitan langsung dengan operasi produksi maupun penunjangnya, termasuk pelatihan penggunaan sistem dari pertamina yang akan digunakan. 

Guna mempertahankan dan meningkatkan produksi migas Blok Rokan, anak usaha PT Pertamina Hulu Energi ini merencanakan pengeboran 84 sumur pengembangan pada 2021 ditambah sisa sumur CPI.  PHR juga mempersiapkan lebih kurang 270 sumur pada 2022.

“Ini adalah WK migas dengan investasi jumlah sumur terbanyak,” tandas Jaffe

Terkait pengeboran sumur, disiapkan pula tambahan 10 rig pemboran sehingga secara total tersedia 16 rig pemboran serta 29 rig untuk kegiatan Workover & Well Service yang merupakan mirroring dari kontrak sebelumnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar