c

Selamat

Selasa, 4 November 2025

EKONOMI

20 April 2024

12:51 WIB

Pengamat: Hubungan Dagangan Indonesia-Iran Tak Akan Terganggu Konflik

Pengamat ekonomi menilai sejauh ini, perang Iran VS Israel tidak mengganggu hubungan ekspor impor RI-Iran, terutama ekspor karena pasar ekspor Iran tak terlalu besar.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

<p>Pengamat: Hubungan Dagangan Indonesia-Iran Tak Akan Terganggu Konflik</p>
<p>Pengamat: Hubungan Dagangan Indonesia-Iran Tak Akan Terganggu Konflik</p>

Truk trailer melintas di kawasan penumpukan kontainer (container yard) PT Terminal Petikemas Surabaya di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (29/12/2023). Antara Foto/Didik Suhartono

JAKARTA - Pengamat ekonomi melihat hubungan dagang Indonesia-Iran tidak serta merta bakal rubuh imbas konflik yang tengah memanas di Timur Tengah, terutama peristiwa saling balas serangan yang dilakukan Iran dan Israel.

Hal itu disampaikan oleh Peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet. Ia mengatakan memang, perang Iran dan Israel secara tidak langsung memengaruhi hubungan politik dan dagang, termasuk komoditas yang diperdagangkan antara Indonesia dan Iran.

"Menurut saya, konflik geopolitik yang melibatkan Iran saat ini sebenarnya tidak secara langsung berdampak terhadap hubungan politik maupun hubungan dagang antara Indonesia dan Iran," ujarnya kepada Validnews, Jumat (19/4).

Yusuf menerangkan hubungan dagang itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah ketika dua negara sedang terlibat langsung dalam sebuah konflik, sehingga hubungan diplomatik dan ekonomi dua negara tersebut tidak dapat berlanjut.

Dalam situasi perang Timur Tengah, Indonesia tidak bersinggungan langsung dengan Iran. Berkaca pada hal itu, Peneliti CORE melihat perang tersebut memiliki dampak tidak langsung terhadap hubungan dagang alias ekspor dan impor RI-Iran.

Namun di samping itu, ia melihat ada juga dampak langsung dari perang. Hanya saja, ia menilai dampaknya relatif kecil, mengingat saat ini kontribusi atau share ekspor antara Indonesia dan Iran juga masih relatif kecil.

"Bahkan data terakhir menunjukkan share ekspor Indonesia ke Iran itu ukuran dari 5% jadi secara angka tentu ini relatif kecil," ungkap Yusuf.

Lebih lanjut, Peneliti CORE itu justru mewanti-wanti terjadinya perang Iran VS Israel yang berkepanjangan. Menurutnya, sudah pasti kondisi geopolitik tersebut akan mengakibatkan perubahan harga komoditas global.

Misalnya, lonjakan harga komoditas minyak mentah. Itu karena Iran merupakan eksportir minyak, sedangkan Indonesia adalah importirnya. Sejalan dengan itu, Yusuf mengatakan pemerintah RI perlu mengantisipasi dampak tidak langsung berupa perubahan harga komoditas.

"Ketika konflik geopolitik ini bereskalasi dan katakan akan memberikan dampak terhadap perubahan harga komoditas global, maka di situlah Indonesia perlu hati-hati karena dampak yang diberikan saya kira akan lebih besar," kata Yusuf.

Senada, Kepala Bidang Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Andry Satrio Nugroho mengatakan, perang Iran VS Israel sejauh ini tidak membuat kusut hubungan dagang Indonesia-Iran.

Dia berharap tidak terjadi eskalasi konflik geopolitik Iran dan Israel yang menyebabkan kondisi Iran-Israel makin runyam. Sebab, Peneliti INDEF pun melihat konflik berkepanjangan akan mengerek harga komoditas global, dan Indonesia akan ikut kena imbasnya.

"Kalau dari sisi perdagangan ekspor impor so far enggak ada masalah. Sejauh ini belum kelihatan, kecuali eskalasi (konflik Iran-Israel) makin besar, itu yang kita takutkan," ucap Andry kepada Validnews, Senin (15/4).

Andry menambahkan, jika terjadi eskalasi perang, barulah kegiatan impor terganggu. Itu karena harga produk impor menjadi lebih mahal untuk didapatkan. Sementara untuk kegiatan ekspor RI-Iran, ia menilai dampaknya tidak terlalu besar.

Menurutnya, perang Timur Tengah tidak bakal mengganggu pasar ekspor Indonesia. Lain halnya apabila yang terganggu itu adalah mitra dagang utama RI, seperti China, Jepang, Amerika Serikat. Jika sederet negara itu ekonominya anjlok, maka pasar ekspor RI pun lesu.

"Kalau ekspor kita ke Iran, saya rasa tidak terlalu besar ya. Karena dia (pasarnya) tidak sebesar misal kita bicara terkait Jepang, China, Amerika yang memang kalau kondisi ekonominya terganggu, itu berdampak ke ekspor kita," tutur Andry.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar