15 Oktober 2022
08:09 WIB
Editor: Fin Harini
KENDARI - Pemerintah Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, membangun koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam upaya meningkatkan pemanfaatan aspal Buton.
"Pada dasarnya koordinasi kami dengan Menteri PUPR terkait kesiapan penyediaan aspal dalam hal ini kesiapan pabrik dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri,” kata Penjabat Bupati Buton Basiran di Kendari, Sabtu (15/10), dilansir dari Antara.
Pj. Bupati Buton bersama pihak terkait menghadiri rapat bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jakarta, 12-13 Oktober 2022.
Pj. Bupati Buton didampingi Kepala Dinas PU Kabupaten Buton, Direktur Utama PT Wika Bitumen, Direktur Utama Kartika Prima Abdi, dan Ketua ASPABI.
Basiran mengakui bahwa Kementerian PUPR yang akan memberikan arahan penggunaan aspal sehingga terdapat kecocokan antara pasokan dan permintaan.
“Hari kedua dilanjutkan dengan business matching antara produsen aspal termasuk dengan Kementerian PUPR. Yang jadi topik pembicaraan terkait dengan jenis produksi aspal yang meliputi aspal murni dan campuran," ujar dia.
Baca Juga: Pengaspalan Jalan Di Jateng Wajib Pakai Aspal Buton
Kepala BPKAD Sultra ini menguraikan hasil rumusan ini akan menghasilkan kesimpulan bahwa kebutuhan aspal dalam negeri dan kesiapan pabrik yang ada di Buton maupun pabrik yang ada di masing-masing provinsi termasuk pembahasan besaran biaya yang digunakan untuk mengurangi impor aspal.
Basiran juga menuturkan, setelah pertemuan dengan Kementerian PUPR, Mantan Kepala Biro Umum dan Humas Setda Kalimantan Utara ini juga melakukan koordinasi ke Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).
“Di Kemenko Marves kami melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Asisten Deputi Bidang Infrastruktur Kemenko Marves. Pihak Kemenko Marves siap membantu percepatan optimalisasi penggunaan aspal buton,” kata Pj. Bupati Buton.
Impor Aspal
Kebijakan untuk memanfaatkan aspal buton dan menghentikan impor disampaikan Presiden Joko Widodo di Jakarta, Selasa (11/10), Ia menegaskan pemerintah akan memberikan waktu selama dua tahun untuk memberhentikan impor aspal.
Dari hasil kunjungan ke Buton sebelumnya, diketahui ketersediaan aspal di Buton yang melimpah dengan stok 662 juta ton dan belum dimanfaatkan. Menurut Jokowi, dulu memang pernah terdapat pengolahan aspal di Pulau Buton, namun produksinya terhenti lantaran konsumen cenderung lebih memilih aspal impor yang lebih murah.
"Sehingga, 95% aspal kita asal impor. Padahal, punya deposit di Buton 662 juta ton," terang Kepala Negara di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (11/10).
Dengan disetopnya impor aspal, Jokowi optimistis hal ini akan menjadi kesempatan untuk yang ingin berinvestasi di Pulau Buton untuk membangun industri aspal.
"Dua tahun lagi saya beri waktu setop impor aspal, harus dari Pulau Buton. Ini peluang investasi di Buton. Pasarnya jelas ada di dalam negeri dan sebagian bisa diekspor. Kebutuhan kita 5 juta ton, artinya kalau 5 juta ton per tahun, kita masih memiliki 120 tahun mengelola aspal Buton," ungkap Jokowi.
Baca Juga: Tekan Impor, BKPM Dorong Industri Aspal Buton
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel menyatakan Indonesia harus memiliki target khusus untuk berswasembada aspal.
“Kita sudah dianugerahi kekayaan alam aspal tapi malah disia-siakan. Kita justru jadi salah satu importir aspal terbesar di dunia,” kata Gobel lewat keterangannya di Jakarta, Selasa (27/9).
Gobel menyampaikan Buton sebagai salah satu pulau di provinsi tersebut memiliki cadangan aspal yang sangat besar, di mana potensinya sekitar 663 juta ton dan setelah dimurnikan bisa menghasilkan sekitar 150 juta ton. Cadangan aspal tersebut dinilai cukup untuk berswasembada hingga 125 tahun.
Menurutnya, hanya ada sedikit negara yang memiliki kekayaan alam aspal di dunia, salah satunya yakni Trinidad di Amerika Selatan.
Gobel menyampaikan Indonesia memiliki deposit aspal alam yang sangat besar, namun pada 2017 Indonesia menjadi importir aspal ke-10 di dunia senilai US$371 juta. Sedangkan pada 2018 nilai impor aspal mencapai US$460 juta, lalu pada 2019 melejit menjadi US$550 juta atau menjadi importir terbesar ke-5 di dunia. Kebutuhan aspal Indonesia 1,22 juta ton pada 2018 dan 1,31 juta ton pada 2019.
Adapun aspal impor itu berasal dari jenis aspal minyak yaitu aspal dari residu pengilangan minyak yang memenuhi 77,39% pada 2018 dan 85,26% pada 2019. Impor terbesar dilakukan dari Singapura, negeri yang tidak memiliki sumberdaya alam.
Penggunaan aspal Buton, disebut asbuton hanya sekitar 0,3% saja. Sisanya dipenuhi oleh aspal minyak produksi Pertamina.