c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

06 Desember 2023

17:40 WIB

Pemilu 2024 Kerek Konsumsi Rumah Tangga Lebih Tinggi

Sektor-sektor fast moving consumer goods (FMCG) akan menikmati windfall hajatan 5 tahunan.

Editor: Rikando Somba

Pemilu 2024 Kerek Konsumsi Rumah Tangga Lebih Tinggi
Pemilu 2024 Kerek Konsumsi Rumah Tangga Lebih Tinggi
Ilustrasi salon pembeli berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/1 2/2023). ValidNewsID/Darryl Ramadhan

JAKARTA- Konsumsi rumah tangga akan tumbuh lebih tinggi saat Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Ada sejumlah sektor yang terimbas positif dari hajatan politik lima-tahunan itu. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto, Rabu (6/12) memprediksikan hal ini. 

Dia menyebutkan sektor makanan, minuman, pakaian, alas kaki, jasa perawatan, transportasi, komunikasi, hotel, restoran, dan perlengkapan rumah tangga akan terkerek imbas pemilu. 

Di tengah tahun politik, INDEF memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 4,8% pada 2024.

“Gambarannya adalah sektor-sektor fast moving consumer goods (FMCG) akan menikmati windfall hajatan 5 tahunan,” kata Eko dalam Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2024 di Jakarta, Rabu.

Eko menyitir catatan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Pemilu 2019 yang dilaksanakan pada kuartal II, konsumsi rumah tangga tumbuh lebih tinggi dari tiga kuartal lain yakni sebesar 5,18%. Hal sama akan berlaku kini.

Konsumsi rumah tangga yang naik karena pemilu juga diyakini turut andil dalam penurunan tingkat kemiskinan dari 9,36% pada Maret 2023 menjadi 9,16% pada 2024. Bahkan, tingkat kemiskinan juga turun karena bantuan sosial dan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).

Sementara, tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada 2024 diperkirakan hanya akan turun tipis dari 5,32% menjadi 5,01% karena investor masih wait and see dalam berinvestasi di tahun politik.

“Sehingga penciptaan lapangan kerja terbatas. Ditambah ekonomi global juga masih redup yang menyebabkan banyak perusahaan eksportir yang masih melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja),” ujar Eko.

Di sisi lain, Eko mewanti-wanti agar pemerintah mewaspadai inflasi terutama karena kenaikan harga volatile food yang permintaannya berpotensi meningkat selama perhelatan pemilu 2024. Diperkirakan, pada 2024 inflasi diperkirakan mencapai 3,2%.

“Secara umum hajatan demokrasi lima tahunan ini tetap akan menstimulus inflasi, apalagi diikuti oleh produksi pangan yang berisiko menurun seiring pengaruh cuaca dan di sisi lain permintaan pangan saat Pemilu yang meningkat,” imbuh Eko.

Jakarta Tetap Tumbuh
Nada optimisme juga diserukan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar di kesempatan berbeda. Dia memprediksi perekonomian Jakarta tumbuh kuat pada akhir tahun 2023 hingga awal 2024, berdasarkan hasil beberapa survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI).

"Survei konsumen, survei kegiatan usaha dan survei penjualan eceran, masih positif dan optimis terhadap kondisi ekonomi di Jakarta," kata Arlayana dalam seminar Outlook Jakarta 2024 di Jakarta, Rabu.

Arlyana yang dikutip dari Antara menuturkan, perekonomian Jakarta pada akhir 2023 diprediksi tumbuh solid pada kisaran 4,8 hingga 5,2%. Inflasi juga diprediksi tetap terkendali pada kisaran 3 plus minus 1%.

Dia menuturkan, pertumbuhan ekonomi di Jakarta didukung intermediasi perbankan yang baik, di antaranya tercermin dari selesainya Proyek Strategis Nasional (PSN) di Jakarta serta membaiknya konsumsi pemerintah yang didorong oleh akselerasi belanja akhir tahun. 

Tingginya penyaluran kredit serta masifnya digitalisasi jasa keuangan yang salah satunya pembayaran melalui "Quick Response Code Indonesian Standard" (QRIS) juga berkontribusi.

Disebutkan, untuk tahun 2024, pihaknya optimis perekonomian Jakarta akan tumbuh kuat pada kisaran 4,8 sampai 5,6 %. Optimisme itu tumbuh setelah melihat perkembangan dari berbagai indikator, termasuk MICE.  

Perekonomian di Jakarta juga didorong oleh kinerja konsumsi rumah tangga, membaiknya ekspor yang sejalan dengan perbaikan ekonomi di beberapa tujuan ekspor Jakarta serta membaiknya konsumsi pemerintah.

Di sisi lapangan usaha, menurut Arlyana, ada lima sektor utama yang menjadi penopang ekonomi Jakarta pada 2024, yakni perdagangan, industri pengolahan, konstruksi, informasi dan komunikasi dan jasa keuangan.

Di sisi lain, Arlyana mengatakan, kinerja investasi diperkirakan agak sedikit tertahan. Karena adanya pemilu, membuat investor bersikap wait and see

"Hal ini memang sejalan dengan pola historis yang selama ini terjadi," ujarnya. 

Sementara, terhadap inflasi, ibu kota masih tak terimbas besar. "Target inflasi pada 2024 itu akan lebih rendah, menjadi 2,5 plus minus 1%," katanya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar