c

Selamat

Kamis, 25 April 2024

EKONOMI

15 Juni 2021

19:56 WIB

Pemerintah Perkuat Rantai Pasok Industri Refraktori

Produksi industri refraktori ditujukan bagi industri manufaktur lainnya

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

Pemerintah Perkuat Rantai Pasok Industri Refraktori
Pemerintah Perkuat Rantai Pasok Industri Refraktori
Ilustrasi Medical Waste Incinerator. (ANTARA/Ist)

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian tengah menguatkan rantai pasok untuk industri refraktori agar bisa berdaya saing, baik di kancah domestik maupun global.

Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam dalam keterangan tertulisnya menerangkan langkah itu dilakukan mengingat industri refaktori menjadi sektor padat modal. Karena itu, perlu dipacu pengoptimalan bahan baku lokalnya, seiring dengan implementasi substitusi impor.

"Pengembangan industri pengolahan kami fokuskan pada penguatan rantai pasok untuk menjamin ketersediaan bahan baku dan energi yang berkesinambungan serta terjangkau sesuai amanat UU Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian," ujar Khayam di Jakarta, Selasa (15/6).

Muhammad Khayam menilai industri refraktori menjadi salah satu sektor strategis karena produksinya ditujukan untuk menopang kebutuhan berbagai industri manufaktur lainnya.

Sebagai contoh, Khayam menyebut hasil industri refraktori digunakan antara lain sebagai pelapis tungku, kiln, insinerator, hingga reaktor tahan api pada industri semen, keramik, kaca, dan pengecoran logam.

Jika industri refraktori ini bisa tumbuh berkembang dan memiliki performa apik, Khayam optimis sektor industri pengolahan nonmigas turut terdongkrak kinerjanya, khususnya kelompok industri bahan galian nonlogam.

Pasalnya sepanjang triwulan I 2021, data olahan Kemenperin menunjukkan kontribusi industri bahan galian nonlogam terhadap industri pengolahan mencapai 2,57% dan nilai investasinya menyentuh Rp5,46 triliun.

Merujuk pada potensi itu, lanjut Khayam, Kemenperin akan menciptakan iklim usaha yang kondusif lewat penerapan sejumlah program dan kebijakan yang tepat sasaran agar geliat sektor industri di Tanah Air bisa bergairah lagi di tengah hempasan pandemi covid-19.

"Langkah yang perlu diakselerasi antara lain adalah mewujudkan rantai pasok industri refraktori yang solid dan mengoptimalkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sehingga bisa membantu pemenuhan target substitusi impor 35% tahun 2022 mendatang," kata Khayam.

Ia menjelaskan, saat ini kebutuhan nasional terhadap produk refraktori mencapai kisaran 200.000–250.000 ton per tahun. Sementara, industri dalam negeri sejauh ini memasok kebutuhan itu sebesar 88.000 ton per tahunnya.

Sementara itu, Direktur Industri Semen, Keramik dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam Adie Rochmanto meyakini harus ada upaya menarik investasi, penyiapan SDM yang kompeten, hingga pemanfaatan teknologi digital dalam rangka memacu produktivitas industri refraktori.

"Kami akan menggelar program vokasional D1 Refraktori untuk membantu memenuhi dan meningkatkan kompetensi SDM. Selain itu, dengan terbentuknya rantai pasok yang solid, maka proses menuju Indonesia 4.0 akan mudah tercapai," imbuh Adie.

Adie menambahkan, saat ini sudah terdapat setidaknya 30 perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Industri Refraktori dan Isolasi Indonesia (ASRINDO).

Di sisi lain, ia menyebut pemerintah akan membangun iklim usaha yang kondusif demi membangun refraktori yang berdaya saing dengan produk impor.

"Iklim usaha yang kondusif diperlukan demi membangun ketahanan dan daya saing industri refraktori dengan produk-produk impor," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar