c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

26 September 2024

16:18 WIB

Pemerintah Pede Masa Depan Industri Kreatif Lokal Cerah

Pemerintah meyakini masa depan industri kreatif Indonesia cerah, lantaran terdapat beberapa aspek pendukung. Salah satunya populasi generasi muda dan kreatif. 

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Pemerintah Pede Masa Depan Industri Kreatif Lokal Cerah</p>
<p id="isPasted">Pemerintah Pede Masa Depan Industri Kreatif Lokal Cerah</p>

Ilustrasi. Komikus Aji Prasetyo memperlihatkan karyanya saat berdiskusi dengan sesama anggota komunitas Malang Ilustrator Comic Artist (MICA) di Malang, Jawa Timur beberapa waktu lalu. ANTARAFOTO/Ari Bowo Sucipto

YOGYAKARTA - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, masa depan industri kreatif Indonesia cerah. Pemerintah menyadari populasi generasi muda saat ini merupakan aset berharga bagi industri yang menjadi salah satu pendorong utama pembangunan ekonomi tersebut.

“Masa depan industri kreatif Indonesia cerah. Stabilitas ekonomi, populasi generasi muda dan kreatif, serta warisan budaya yang kaya memberikan landasan yang kokoh bagi pertumbuhan,” ujarnya dalam International Creative Industry Conference and Festival on Creative Content 2024, Jakarta, Kamis (26/9). 

Sejauh ini, pemerintah lewat kebijakannya telah mendukung generasi muda untuk tidak hanya menjadi penikmat industri kreatif namun juga menjadi pencipta, inovator, dan disruptor. Hal ini strategis di tengah solidnya kondisi ekonomi Indonesia dan berhasil dipertahankan tumbuh kisaran 5% dengan inflasi terkendali.

Pemerintah mengestimasi, nilai tambah ekonomi kreatif 2024 ditargetkan mencapai Rp1,347 triliun. Subsektor utama yang mendorong pertumbuhan tersebut meliputi kuliner, fesyen, kerajinan tangan, dan lain-lain, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB nasional, dan menciptakan lebih dari 20 juta lapangan kerja dan memperkuat posisi Indonesia dalam ekspor global.

Baca Juga: Kemenperin Minta Industri Kreatif Pacu Pengembangan Desain Produk

Lebih lanjut, Menko Airlangga menyampaikan, pergeseran global menuju digitalisasi-inovasi telah menciptakan peluang baru bagi sektor kreatif Indonesia, termasuk film, musik, animasi, gim, fesyen, dan seni digital. Munculnya teknologi seperti artificial intelligence, virtual reality, dan blockchain mengubah cara konten kreatif diproduksi, didistribusikan, dan dikonsumsi.

“Indonesia harus memanfaatkan momen ini dengan mengoptimalkan kemajuan-kemajuan teknologi ini dan mengintegrasikannya ke dalam industri kreatif,” katanya.

Keberagaman budaya Indonesia yang luas merupakan kekuatan lain yang dapat mendorong industri kreatif lokal ke tingkat yang lebih tinggi hingga turut mewarnai kancah global. Menurutnya, penggabungan unik aset budaya dan teknologi modern membuat Indonesia berpeluang mengembangkan produk dan layanan kreatif kelas dunia yang dapat diterima secara global.

Selain mendorong kreativitas, lanjutnya, perlu dukungan kerja sama yang kuat antara pemerintah, swasta, dan lembaga pendidikan untuk mengoptimalkan potensi industri kreatif lokal. Kerja sama tersebut berperan penting dalam membangun ekosistem kreatif. 

Tidak hanya berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi Indonesia, namun sembari mempromosikan budaya dan kreativitas Indonesia di panggung global.

“Dengan menghubungkan para pelaku industri dengan investor, pembuat kebijakan, dan pemimpin pemikiran, kita dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi kreatif dan memposisikan Indonesia sebagai pusat inovasi global,” sebutnya.

Kinerja Meningkat
Dalam kesempatan sama, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan, kinerja sektor ekonomi kreatif terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir meski terdampak pandemi covid-19. Ekonomi kreatif ditaksir menyumbang sekitar 3% PDB global, menghasilkan US$2,3 triliun dan mempekerjakan sekitar 50 juta orang di seluruh dunia. 

Diperkirakan pada 2030, ekonomi kreatif dapat memainkan peran yang lebih besar, berkontribusi sebanyak mungkin sebesar 40% dari PDB dunia. Sementara untuk prospek Industri Kreatif Indonesia 2024-2025, Menparekraf memperkirakan sektor ini akan mengalami pertumbuhan. 

Baca Juga: Ditopang Fesyen dan Kriya, Ekspor Industri Kreatif Tembus Rp271 T

“Secara khusus, subsektor film, animasi, dan video diperkirakan akan memimpin pertumbuhan ini pada 2024 dan 2025. Jika Amerika Serikat punya Hollywood, Korea punya Drakor, Indonesia juga Drahor (Drama Horor),” ujar Sandiaga. 

Dia pun bangga, film Indonesia untuk pertama kalinya dapat ditayangkan di 60% di layar bioskop seluruh Indonesia. Capaian ini menunjukkan, film-film Indonesia sekarang sudah mampu diterima masyarakat. 

“Siapa yang pernah melihat ‘Agak Laen’? Ini adalah genre yang sangat unik, karena genre ini memadukan horor dan komedi. Kami melihat bahwa pada tahun 2024 dan 2025, kami akan melihat lebih banyak inovasi dan ekonomi kreatif ini,” sambungnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar