c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

14 Agustus 2021

13:41 WIB

Pemerintah Lirik Porang Jadi Komoditas Unggulan Baru

Nilai ekspor porang pada tahun 2020 mencapai sebesar Rp923,6 miliar

Editor: Fin Harini

Pemerintah Lirik Porang Jadi Komoditas Unggulan Baru
Pemerintah Lirik Porang Jadi Komoditas Unggulan Baru
Petani merawat tanaman porang (Amorphophallus muelleri) di Desa Ngadimulyo, Kedu, Temanggung, Jawa T engah, Selasa (23/2/2021). ANTARA FOTO/Anis Efizudin

JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo mengatakan saat ini masih banyak komoditas ekspor di berbagai daerah di Tanah Air yang bisa dikembangkan untuk dijual ke luar negeri. Termasuk porang, sarang walet dan bunga melati, juga minyak atsiri yang dalam beberapa tahun terakhir cukup berkembang.

Hal tersebut disampaikan Presiden dalam sambutannya melalui video conference di acara Pelepasan Merdeka Ekspor Pertanian, di Jakarta, Sabtu (14/8), dilansir dari Antara.

"Saat ini dari 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, baru 293 kab/kota yang memiliki sentra komoditas pertanian unggulan ekspor, baik itu produk sawit, karet, kopi dan beberapa komoditas lain yang diminati pasar global. Masih banyak komoditas yang potensial dikembangkan," kata Presiden, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Tanaman hias, edamame, serta produk-produk hortikultura lain serta produk olahan peternakan yang semakin terbuka pasarnya disebut Jokowi, sapaan akrab Presiden, juga bisa menjadi komoditas unggulan.

Potensi porang sendiri cukup besar. Kementerian Pertanian menyebut nilai ekspor porang pada tahun 2020 mencapai sebesar Rp923,6 miliar hingga menjadikan komoditas tersebut ditetapkan sebagai mahkota masuk dalam program gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks).

"Porang menjadi pilihan Presiden Joko Widodo sebagai komoditas andalan baru di Indonesia, khususnya dalam rangka membuat alur ekspor yang beragam dan lebih optimal ke manca negara," ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat mengunjungi industri pengolahan porang di PT Asia Prima Konjac di Desa Kuwu, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat (13/8), guna mempersiapkan peresmian yang akan dilakukan Presiden Jokowi untuk industri lanjutan yaitu beras porang.

Sesuai data, komoditas porang tersebut diekspor ke berbagai negara, seperti China, Thailand, Taiwan, Vietnam, Myanmar, Jepang, dan beberapa negara yang lain. Adapun porang yang diekspor dalam bentuk chip dan tepung porang.

Keberadaan porang tersebut didukung oleh kondisi Indonesia yang merupakan negara tropis sehingga sangat spesifik memiliki kemampuan untuk pembudidayaan porang.

Sesuai data, luas tanam porang secara nasional tahun 2020 mencapai sekitar 19.950 hektare dan di 2021 mencapai sekitar 47.461 hektare yang tersebar di 15 provinsi. Ditargetkan maksimal tahun 2024 menjadi 100.000 hektare.

Namun, Presiden mengingatkan Indonesia tidak cukup hanya fokus untuk meningkatkan produksi, melainkan juga harus bisa meningkatkan teknologi pertanian untuk meningkatkan produktivitas, melakukan hilirisasi, untuk meningkatkan nilai tambah dan menghitung skala ekonomi dengan klasterisasi.

"Ini penting sekali. Serta melakukan mekanisasi produk dan promosi produk berbasis digital ini harus kita kembangkan agar produk pertanian kita semakin dikenal luas dan kompetitif," ujarnya.

Presiden juga menekankan pasar dalam negeri dan luar negeri harus terus diperkuat.

Di dalam negeri, masyarakat harus diajak untuk mencintai dan membeli hasil-hasil pertanian produksi bangsa dan mengkonsumsi pangan yang sehat. Sementara pasar luar negeri juga harus digarap secara intensif, terintegrasi, terpadu dan mulai masuk ke pasar-pasar negara non-tradisional

"Ini kesempatan kita, momentum yang sangat baik saat pandemi ini, sehingga potensi pasar makin meluas," jelasnya.

Bila produk-produk tersebut betul-betul diberi perhatian khusus dan diekspor dalam bentuk jadi termasuk produk olahan peternakan maka pangsa pasar ekspor Indonesia semakin terbuka.

17 Pintu
Dalam kesempatan itu, Jokowi melepas secara serentak ekspor komoditas pertanian dari 17 pintu pelabuhan udara dan laut.

"Hari ini kita akan melakukan ekspor komoditas pertanian secara serentak dari 17 pintu ekspor melalui pelabuhan udara dan laut sebagai momentum penguatan ekspor komoditas pertanian Indonesia dan menandai kebangkitan ekonomi nasional di tengah pandemi," katanya.

Jokowi menyebutkan sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mampu bertahan dari hantaman pandemi.

"Ekspor pertanian tahun 2020 seperti yang disampaikan Pak Menteri Pertanian, mencapai Rp451,8 triliun atau naik 15,79% dibanding tahun 2019 Rp390,16 trilun," ungkap Presiden.

Sementara pada semester pertama 2021 dari Januari-Juni 2021 ekspor produk pertanian mencapai Rp282,86 triliun atau naik 14,05% dibanding periode yang sama pada 2020 yaitu sebesar Rp202,05 triliun.

"Peningkatan ekspor komoditas pertanian ini berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani juga. Saya dapat angka nilai tukar petani kita terus baik pada Juni 2020 nilai tukar petani berada di angka 99,6 secara konsisten meningkat hingga Desember 2020 103,25 dan pada Juni 2021 mencapai 103,59," tambah Presiden.

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah indikator yang mengukur tingkat kesejahteraan petani dengan membandingkan kemampuan produk (komoditas) yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi (usaha) maupun untuk konsumsi rumah tangga petani.

NTP lebih besar dari 100, artinya petani mengalami surplus yaitu saat harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya (pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya).

"Ini menurut saya sebuah kabar baik yang bisa memicu semangat petani-petani kita untuk tetap produktif di masa pandemi," kata Presiden.

Total ekspor yang akan dilepas adalah sebesar 627,4 juta ton dengan nilai Rp7,29 triliun yang meliputi pertanian 564 juta ton, tanaman pangan 4,3 juta ton, hortikultura 7,2 juta ton, peternakan 4,0 juta ton dan beberapa komoditas lainnya.

Negara tujuan utama adalah China, Amerika Serikat, India, Jepang, Korea Selatan, Thailand Malaysia, Inggris, Jerman, Rusia, Uni Emirat Arab, Pakistan serta negara-negara lain yang totalnya 61 negara.

Ke-17 lokasi 17 pintu "Merdeka Ekspor" adalah Pelabuhan Laut Tanjung Priok (Rp435,1 miliar), Bandara Soekarno-Hatta (Rp40,36 miliar), Pelabuhan Laut Tanjung Perak Surabaya (Rp1,3 triliun), Pelabuhan Laut Tanjung Mas Semarang (Rp400,57 miliar), Pelabuhan Pelindo I Cabang Dumai (Rp1 triliun), dan Pelabuhan Laut Dwikora Pontianak (Rp194,31 miliar).

Selanjutnya Pelabuhan Laut Belawan Medan, Pelabuhan Laut Makassar New Port, Pelabuhan Laut Jetty PT KRN Balikpapan, Pelabuhan Laut Panjang Lampung, Pelabuhan Sungai Boom Palembang, dan Pelabuhan Laut Batu Ampar Batam,

Masih ada Pelabuhan Laut Trikora Banjarmasin, Pelabuhan Laut Talang Duku Jambi, Pelabuhan Laut Kuala Tanjung Asahan, Pelabuhan Laut Teluk Bayur Padang, dan Pelabuhan Laut Bitung Manado.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar