13 Januari 2025
19:46 WIB
Pemerintah Janji Turunkan ICOR RI Jadi 4% Dalam Empat Tahun
Pemerintah berupaya menurunkan rasio efisiensi investasi dalam perekonomian ICOR Indonesia menjadi 4%. Pemerintah berusaha menarik berbagai investasi untuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Khairul Kahfi
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah berupaya menurunkan ICOR Indonesia menjadi 4% dalam 3-4 tahun mendatang, Jakarta, Senin (13/1). ValidnewsID/Nuzulia NR
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah berupaya menurunkan rasio efisiensi investasi dalam perekonomian (Incremental Capital Output Ratio/ICOR) Indonesia menjadi 4%. Pemerintah berusaha menarik berbagai investasi untuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
"Presiden kita mau ICOR menjadi 4%. Tentu itu perlu program lebih panjang karena ICOR kan terkait investasi (efisien) jadi enggak bisa instan. Jadi ICOR ke 4% itu target kita dalam 3-4 tahun ke depan," katanya dalam diskusi IBC Business Competitiveness Outlook 2025, Jakarta, Senin (13/1).
Sebagai informasi, ICOR adalah salah satu parameter yang menjadi penentu tingkat efisiensi investasi di suatu negara. Melalui ICOR, negara dapat melakukan estimasi kebutuhan investasi untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tertentu.
Baca Juga: Airlangga Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Capai 8% Asal Ada Perbaikan Tingkat ICOR
Meski menantang, menurut Airlangga, upaya penurunan level ICOR nasional bukan target mustahil untuk bisa Indonesia gapai ke depan. Lantaran beberapa KEK di Indonesia sebenarnya sudah memiliko ICOR yang lebih kompetitif alias rendah, seperti Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) yang berada di Halmahera Tengah, Maluku Utara.
"Saya kira di Kawasan Ekonomi Khusus, ICOR kita 2 atau 3%. Misalnya di kawasan Weda Bay, investasinya sekitar US$16 miliar dalam enam tahun terakhir," ucap dia.
Menurutnya, penurunan ini Indonesia perlukan lantaran ICOR yang ada masih terhitung tinggi atau boros, yakni sebesar 6,8%. Apalagi, kata Airlangga, Indonesia merupakan salah satu pemain terbesar dan memiliki potensi dalam pengembangan ekonomi, khususnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
"Kita adalah salah satu pemain terbesar di dunia untuk pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus seperti di Gresik, Kendal, Galang Batang, yang kita kembangkan bukan hanya di mineral saja tetapi juga di manufaktur strategis," ujarnya.
Airlangga menuturkan, Kawasan Ekonomi Khusus tersebut setiap tahun mampu menghasilkan nilai ekspor sebesar US$8 miliar. Karenanya, dengan penurunan ICOR menjadi 4% akan mempu mengembangkan lebih banyak lagi KEK di Indonesia.
"Jadi kita bisa mendongkrak KEK dan kawasan lainnya. Karena di kawasan lainnya, tentu saja mereka tertinggal antara infrastruktur dengan pusat ekonomi," kata Airlangga.
Baca Juga: Suharso: Perbaikan ICOR Dan Kualitas Kerja Cara Lepas Dari Middle Income Trap
Di samping itu, dia juga menyebutkan jika pada 2024, total investasi pada Kawasan Ekonomi Khusus berkisar US$82,6 triliun dengan tenaga kerja yang terserap sebanyak 42.930 orang.
Secara kumulatif mulai dari 2012 sampai dengan 2024, KEK Indonesia telah mencatat capaian investasi sebesar Rp256,7 triliun dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 156.208 orang dan melibatkan sebanyak 394 pelaku usaha.
Adapun saat ini telah terdapat 24 KEK di berbagai sektor, termasuk sektor manufaktur, ekonomi digital, kesehatan, pendidikan, serta juga kegiatan dalam bentuk maintenance, repair, dan overhaul untuk pesawat.