14 Oktober 2023
17:30 WIB
JAKARTA - Pemerintah menginginkan, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika harus mampu mengoptimalkan bonus demografi Indonesia 10 tahun ke depan. Hal itu disampaikan Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso yang juga menjabat sebagai Plt. Sekjen Dewan Nasional KEK di Universitas Mataram (Unram) dikutip Sabtu (14/10).
“Bonus demografi merupakan fenomena yang hanya terjadi sekali. Oeh karena itu KEK harus mengoptimalkan bonus demografi Indonesia dalam masa 10 tahun ke depan dengan membuka lapangan kerja seluas-luasnya,” kata Susiwijono.
Ia juga menegaskan komitmen pemerintah untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk melalui KEK. KEK Mandalika dinilai menjadi salah satu upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Oleh karena itu, Susiwijono berpendapat bahwa KEK Mandalika harus bisa meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto. Hal itu menjadi langkah penting untuk meyakinkan investor dan memberikan manfaat konkret bagi kawasan tersebut.
Lebih lanjut, Kemenko Perekonomian menurutnya berkomitmen untuk terus memajukan kerja sama ekonomi multilateral Indonesia demi mencapai tujuan transformasi ekonomi Indonesia Emas 2045. Targetnya, mengangkat Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi, inklusif, dan berkelanjutan.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Mataram Profesor Bambang Hari Kusumo berharap kuliah tamu seperti ini, diharapkan menjadi awal dari kerja sama yang lebih erat antara Kemenko Perekonomian dan Unram.
Ia menambahkan, dengan adanya MotoGP di Mandalika, impian masyarakat NTB dapat terlaksana. Rektor berharap, dalam perkembangannya mahasiswa jangan hanya jadi penonton, namun dapat mengembangkan kapasitas dirinya untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya.
“Persiapkan dari sekarang apa yang bisa kalian lakukan untuk perkembangan ini. Kalian rajin belajar untuk Indonesia 2045, menjadi job creator bukan job seeker. Mari pakai momen ini untuk berkembang,” kata Bambang.
Contoh Sukses
Susiwijono menuturkan, KEK Mandalika menjadi contoh sukses investasi dalam sektor pariwisata dan infrastruktur yang mampu berperan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kawasan ini merupakan contoh sukses investasi dalam sektor pariwisata dan infrastruktur yang mampu mengubah daerah yang sebelumnya kurang berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang dinamis, ditambah dengan hadirnya wisatawan manca negara ke Mandalika dan sekitarnya,” cetusnya.
Susiwijono menjelaskan, dengan investasi besar dalam proyek-proyek seperti hotel, sirkuit balap internasional, serta sarana dan prasarana lainnya, KEK Mandalika telah mendukung pengembangan infrastruktur, menciptakan lapangan kerja serta menggerakkan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Untuk diketahui, saat ini ada 20 KEK di Indonesia. Rinciannya, 10 KEK di Industri Manufaktur, dan 10 KEK Pariwista, termasuk KEK Mandalika. Menurutnya, investasi di sektor pariwisata masih belum setinggi capaian investasi pada sektor manufaktur. Padahal, sektor transportasi, akomodasi, dan makanan minuman mampu memberikan imbal balik berkali-kali lipat.
“Investasi di bidang pariwisata kurang signifikan. Melalui KEK Bandalika kita ingin mendorong PDRB Lombok dan Nusa Tenggara Barat. Meski masih banyak yang harus dibenahi, tapi kita optimis,” terang Susiwijono.
Petugas memindai QR Code anggota tim pembalap yang akan memasuki paddock menjelang balapan hari pert ama MotoGP Mandalika 2023 di Pertamina Mandalika International Street Circuit di KEK Mandalika, Lombok Tengah, NTB, Jumat (13/10/2023). Antara Foto/Ahmad Subaidi Menyerap Tenaga Kerja
Sekadar informasi, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan, berbagai ajang olahraga balap yang digelar di Sirkuit Mandalika, termasuk MotoGP, membuka kesempatan kerja yang luas bagi tenaga kerja lokal di daerah setempat.
"Salah satunya keberadaan marshall atau petugas lintasan, yang semula didominasi dari luar negeri, kini didominasi dari NTB," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Lombok Tengah Suhartono.
Ia mengatakan, pemerintah daerah tetap berkomitmen agar bagaimana tenaga kerja lokal dapat dimaksimalkan, sehingga program yang dilaksanakan pemerintah bisa mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Melihat perkembangan keterampilan tenaga lokal menjadi marshall khususnya membutuhkan waktu dan tekun belajar. Bahkan, mereka mendapat pelatihan atau kursus dari pihak terkait.
"Sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang mumpuni saat menghadapi ajang skala nasional maupun internasional di Sirkuit Mandalika," katanya.
Penyerapan tenaga lokal sebagai marshall dan pekerja lainnya, memang menjadi hal utama yang dilakukan Mandalika Grand Prix Association Nusantara Jaya (MGPA) sebagai pengelola sirkuit. Direktur Utama PT MGPA Priandhi Satria mengatakan, sekitar 90% atau sebanyak 520 tenaga kerja lokal di tempatnya, didominasi pekerja asal NTB.
"Sebagai volunteer di berbagai bidang seperti hospitality, ticketing, media center, general worker, security, cleaning service dan waste management," katanya
Seiring dengan banyaknya event yang digelar di KEK Mandalika, menjadi pembekalan terhadap para marshall lokal dalam meningkatkan kemampuannya. MGPA bekerjasama dengan Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pusat secara berkesinambungan melakukan pelatihan termasuk mengundang pihak otoritas balap dunia seperti FIM.
"Alhamdulillah, dari posisi (sebelumnya, red) 100 orang asing dengan posisi marshall belum penting, kini bisa dibilang 100% marshall di lapangan adalah orang NTB," tandasnya.