c

Selamat

Senin, 10 November 2025

EKONOMI

10 Januari 2025

12:52 WIB

Pembiayaan Modal Ventura 2024 Terus Tertekan, OJK Imbau Potensi Tech Winter 2025

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperingatkan agar pemodal memperhatikan potensi adanya tech winter pada 2025.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

<p id="isPasted">Pembiayaan Modal Ventura 2024 Terus Tertekan, OJK Imbau Potensi Tech Winter 2025</p>
<p id="isPasted">Pembiayaan Modal Ventura 2024 Terus Tertekan, OJK Imbau Potensi Tech Winter 2025</p>

Ilustrasi Start Up. Envato/Rawpixel

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, pembiayaan atau penyertaan perusahaan modal ventura per November 2024 mengalami kontraksi sebesar 7,46% yoy menjadi Rp16,09 triliun. Tren penurunan ini rupanya telah mengikuti bulan sebelumnya di Oktober 2024 yang juga mengalami kontraksi 5,60% yoy dengan nilai Rp16,32 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman meminta agar perusahaan pemodal memperhatikan potensi adanya tech winter pada 2025.

"Perusahaan tentunya perlu mengantisipasi kondisi perekonomian yang dapat mempengaruhi kinerja, termasuk terkait tech winter," kata Agusman dalam lembar jawaban tertulis RDK OJK, Kamis (9/1).

Meski begitu, Agusman mengatakan, berdasarkan data rencana bisnis yang disampaikan oleh perusahaan modal ventura (PMV), penyertaan atau pembiayaan pada tahun 2025 diproyeksikan akan tetap terjaga. 

Data OJK menunjukkan komposisi pembiayaan atau penyertaan per November 2024 terbesar terdapat pada sektor perdagangan sebesar 43,23%, diikuti antara lain sektor keuangan dan asuransi sebesar 13,08% serta penyewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi, ketenagakerjaan, agen perjalanan dan penunjang usaha lainnya sebesar 12,68%.

Baca Juga: Menilik Kembali Fenomena Tech Winter di Indonesia

Untuk itu, dalam rangka mengembangkan dan menguatkan industri modal ventura, OJK telah menerbitkan POJK Nomor 25 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Usaha PMV dan PMV Syariah.

"Ini bertujuan agar perusahaan dapat lebih fokus dalam menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan kategori usaha venture capital corporation (VCC) atau venture debt corporation (VDC)," kata dia. 

Selain itu, dia juga mengatakan roadmap pengembangan dan penguatan perusahaan modal ventura 2024-2028 menjadi panduan arah pengembangan dan penguatan industri termasuk peningkatan nilai penyertaan/pembiayaan PMV dan PMV Syariah.

Pemodal Ventura Kerahkan Startup Untuk Profit
Alih-alih tech winter, East Ventures sebagai salah satu perusahaan pemodal ventura melihat tanda-tanda positif dengan adanya peningkatan konsumsi belanja yang kuat, perbaikan lanskap investasi, dan pemulihan pariwisata yang terus berlanjut di Asia Tenggara. Semua ini diperkirakan akan mendukung pertumbuhan pada tahun 2025. 

Selain itu, pemotongan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat, atau The Fed pada bulan September 2024 lalu diprediksi akan memberikan manfaat bagi konsumen dan pelaku bisnis.

Laporan e-Conomy SEA 2024 juga menunjukkan bahwa nilai bruto transaksi (GMV) dan pendapatan di kawasan ini telah tumbuh secara konsisten dengan angka dua digit dalam setahun terakhir. 

"Temuan ini selaras dengan apa yang terjadi dalam ekosistem East Ventures, di mana semakin banyak perusahaan portofolio yang kini telah mencapai profitabilitas," tulis East Ventures dalam laporan yang dirilis Selasa (7/1).

Baca Juga: Fintech Disebut Berpeluang Besar Bertahan Saat Hadapi Tech Winter

Dalam laporannya disebutkan jika pendapatan dari perusahaan-perusahaan tahap lanjutan (growth) meningkat sebesar 40% tahun ke tahun, hampir tiga kali lipat dari pertumbuhan rata-rata di kawasan Asia Tenggara. 

"Semua ini berkat pola pikir para founder yang mengutamakan sifat adaptabilitas, terutama di tengah tantangan ekonomi, ketidakstabilan pasar, dan lanskap yang tak terduga," tulisnya.

Sejalan dengan hal tersebut, 70% perusahaan dalam portofolio tahap lanjutan East Ventures juga telah mencapai profitabilitas, dan lebih dari 80% menunjukkan kenaikan dalam margin Pendapatan Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization atau EBITDA) selama tahun lalu.

Dia antaranya adalah Sociolla, ShopBack, The Parentinc, RPG Commerce, Praktis, Mighty Jaxx, Traveloka, Komunal, Fore Coffee, ISMAYA Group, IDN, Ruangguru, waresix, Inteluck, dan Xurya.

"Hal ini sesuai dengan keyakinan East Ventures, di mana profitabilitas adalah tujuan utama, meskipun setiap startup memiliki pendekatan dan perjalanan yang berbeda untuk mencapainya," tulisnya lagi.

Pihaknya juga menyebutkan jika beberapa startup dalam portofolio East Ventures juga berada dalam posisi yang baik untuk memastikan stabilitas keuangan yang berkelanjutan serta didukung oleh fundamental yang kuat.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar