10 Oktober 2023
16:06 WIB
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
JAKARTA – Pekan ini pasar kripto memasuki zona merah. Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha menyebut pelaku pasar kripto cenderung wait and see, menantikan serangkaian data makroekonomi penting yang akan diumumkan.
Dimulai dari rilis data CPI (Indeks Harga Konsumen) September Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan akan rilis pada Kamis (12/10). Sehari setelahnya, pada Jumat (13/10), giliran data PPI (indeks harga produsen) akan rilis.
Sementara itu, Federal Reserve juga akan merilis risalah pertemuan Federal Reserve (FOMC) bulan September pada Rabu (11/10). Selain itu, banyak pejabat Federal Reserve dijadwalkan untuk menyampaikan pidato.
Baca Juga: Investasi Kripto, Investor Lirik Cara Mudah dan Aman
AS mencatatkan inflasi sebesar 3,7% secara tahunan (year-on-year/YoY) pada Agustus 2023, naik dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 3,2% YoY.
Sedangkan, inflasi tahunan AS diperkirakan menjadi 3,6% YoY pada bulan September, atau sedikit melemah dibandingkan Agustus.
Alhasil, memasuki pekan kedua bulan Oktober, pasar Aset Kripto bertengger di zona merah dengan Bitcoin (BTC) kembali turun di bawah harga US$28.000.
Selasa (10/10) pukul 09.00 WIB, Bitcoin turun 1,37% menjadi US$27.552. Ethereum anjlok 3,29% bertengger di harga US$1.577 dan total kapitalisasi pasar Aset Kripto juga merosot 1,65% menjadi US$1,049 Triliun.
Panji Yudha mengatakan, data inflasi pekan ini nantinya akan dapat memberi petunjuk terhadap keputusan suku bunga The Fed pada bulan November.
"Selain itu, setiap pernyataan petinggi The Fed baik itu hawkish atau dovish dapat menjadi petunjuk pasar untuk menilai kebijakan moneter yang akan diambil," katanya dalam pernyataan resmi, Selasa (10/10).
Indikator FedWatch dari CME Group juga memproyeksikan peluang 11,5% The Fed akan mengerek suku bunga sekali lagi pada bulan November 2023. Namun, peluang mempertahankan suku bunga masih dominan yaitu sebesar 88,50%.
Ia menjelaskan hal ini bisa terjadi lantaran tengah meningkatnya ketegangan geopolitik yang dipicu konflik di Timur Tengah, yang telah menyebabkan lonjakan pada harga minyak sehingga dapat memicu volatilitas lebih lanjut di pasar.
Ini dapat membuat pelaku pasar khawatir akan inflasi yang terus berlanjut dan suku bunga yang lebih tinggi yang menyebabkan investor risk off sementara, sehingga Bitcoin dan altcoin saat ini mengalami tekanan jangka pendek.
Baca Juga: Cara Jual Beli Aset Kripto di Aplikasi Ajaib Kripto
Sementara, dari sisi industri pekan ini komunitas dan investor kripto sangat memperhatikan berita apapun mengenai ETF spot Bitcoin karena minggu depan merupakan second deadline terhadap keputusan atas serangkaian ETF Bitcoin spot yang telah diajukan oleh sejumlah manajer investasi.
“Persetujuan terhadap ETF Bitcoin spot ini berpotensi membuka pintu masuknya uang institusional ke dalam ruang kripto, sehingga jika nantinya disetujui oleh SEC maka akan berpotensi berdampak positif ke pasar kripto,” lanjut Panji.
Analisis Teknikal Bitcoin & Ethereum Minggu ini:
BTC/USDT
Support: US$26.800
Resistance: US$28.000
Selasa (10/10) pukul 08:00 WIB, BTC bertengger di harga US$27.550. Saat ini, BTC berpotensi akan melemah terlebih dahulu ke area support trendline di kisaran US$27.200 dan juga berdekatan dengan support dinamis MA-20.
Apabila berhasil rebound, BTC berpotensi kembali naik menguji area resistance US$28.000 dan MA-100. Sebaliknya, jika breakdown di bawah support trendline dan MA-20 maka akan menuju ke level support US$26.800. Indikator Stochastic bergerak turun di area centerline dan MACD histogram bar dalam momentum bullish terbatas.
ETH/USDT
Support: US$1.550
Resistance: US$1.660
Selasa (12/9) pukul 09:00 WIB, ETH bertengger harga US$1.577. Saat ini ETH akan berupaya untuk rebound di area support US$1.550. Jika berhasil bertahan di atas US$1.550 maka ETH berpotensi akan menguat menuju ke resistance US$1.660.
Sebaliknya jika breakdown di bawah US$1.550 maka akan menuju ke support selanjutnya di angka US$1.500. Indikator stochastic bergerak rebound dari area oversold dan MACD histogram memasuki momentum bearish.