23 Oktober 2021
10:45 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Dian Kusumo Hapsari
JAKARTA - Pergerakan pasar selama sepekan, yakni periode 18 hingga 22 Oktober 2021, menunjukkan data perdagangan yang fluktuatif, namun masih pada kategori positif.
P.H. Sekretaris Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia, I Gusti Agung Alit Nityaryana mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG pada perdagangan Jumat (22/10), ditutup pada zona hijau atau berada pada level 6.643,738.
"Selama sepekan ini, IHSG meningkat sebesar 0,16% dari posisi 6.633,338 pada pekan lalu," ujarnya melalui siaran pers, Jumat (22/10) malam.
Kemudian, lanjut dia, nilai kapitalisasi Bursa pada pekan ini turut mencatatkan peningkatan sebesar 0,19% menjadi sebesar Rp8.150,384 triliun, dari angka Rp8.134,679 triliun pada pekan sebelumnya.
Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa mengalami perubahan atau penurunan sebesar 4,08% menjadi 1.385.992 transaksi dari 1.444.963 transaksi pada pekan lalu.
Pelemahan sebesar 5,53% terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa menjadi 22,091 miliar saham dari 23,384 miliar saham pada pekan sebelumnya.
Sedangkan, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencatatkan penurunan sebesar 6,92% menjadi Rp16,245 triliun, dari Rp17,452 triliun pada sepekan yang lalu.
Alit menuturkan, investor asing pada Jumat (22/10) mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp1,186 triliun. Sepanjang tahun 2021, investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp36,396 triliun.
Obligasi
Pada pekan ini, tepatnya Kamis (21/10), PT Sinas Mas Agro Resources and Technology Tbk menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III SMART Tahap II Tahun 2021 yang resmi dicatatkan di BEI dengan nominal sebesar Rp2,5 triliun.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) menetapkan peringkat idA+ (Single A Plus) untuk obligasi ini. PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini.
Adapun, total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2021 adalah 79 emisi dari 50 Perusahaan Tercatat senilai Rp78,58 triliun.
Sampai dengan saat ini total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 482 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp425,60 triliun dan US$47,5 juta, diterbitkan oleh 126 Perusahaan Tercatat.
Sementara, Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 141 seri dengan nilai nominal Rp4.437,58 triliun dan US$400 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp5,39 triliun.
Pipeline Saham
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyampaikan, berdasarkan data per tanggal 18 Oktober 2021, terdapat 38 Perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp32,14 triliun.
"Sementara itu, pada pipeline saham BEI, saat ini ada 26 perusahaan," kata Nyoman kepada awak media, Senin (18/10) lalu.
Menurut Nyoman, klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017, yaitu dua perusahaan aset skala kecil atau aset di bawah Rp50 miliar, delapan perusahaan aset skala menengah atau aset antara Rp50 miliar s.d. Rp250 miliar, dan 16 perusahaan aset skala besar atau aset di atas Rp250 miliar.
Rincian sektornya adalah dua perusahaan dari sektor Basic Materials, dua perusahaan dari sektor Industrials, satu perusahaan dari sektor Transportation & Logistics, lima perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals, delapan perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals.
Selanjutnya, satu perusahaan dari sektor Technology, tiga perusahaan dari sektor Energy, satu perusahaan dari sektor Financials, satu perusahaan dari sektor Properties & Real Estate, serta dua perusahaan dari sektor Infrastructures.