c

Selamat

Sabtu, 27 April 2024

EKONOMI

20 September 2021

12:47 WIB

Pasokan Listrik ke Pabrik Baterai EV Dibagi Dua Tahap

PLN jamin keandalan listrik pabrik baterai EV dengan cadangan listrik sistem Jawa-Bali mencapai 50% dari kapasitas pembangkit saat ini.

Penulis: Zsasya Senorita

Editor: Dian Kusumo Hapsari

Pasokan Listrik ke Pabrik Baterai EV Dibagi Dua Tahap
Pasokan Listrik ke Pabrik Baterai EV Dibagi Dua Tahap
Petugas PLN melakukan perawatan jaringan listrik di Suka Hati, Kabupaten Bogor. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya.

JAKARTA – PT PLN (Persero) akan memasok kebutuhan listrik di Karawang New Industry City (KNIC) dan pabrik baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) HKML Baterai Indonesia melalui dua tahap. Rencananya, tahap pertama sebesar 20,7 mega volt ampere (MVA) dan 27,7 MVA. Sedangkan pada tahap kedua sebesar 110 MVA.

Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN, Agung Murdifi menjelaskan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan Gardu Induk Mekarsari berkapasitas 4x60 MVA untuk bisa memastikan pasokan listrik aman. Sekaligus menyediakan Gardu Induk Trans Heksa 2x60 MVA dan Gardu Induk di dalam Kawasan Industri KNIC.

“PLN juga memiliki berbagai jenis layanan yang memiliki tingkat keandalan sesuai kebutuhan pelanggan dengan harga bersaing, termasuk listrik premium dengan layanan listrik tanpa kedip,” ujar Agung dalam keterangan tertulis yang diterima pada Senin (20/9).

Dengan kondisi cadangan kapasitas listrik di Jawa dan Bali sebesar 12 giggawatt (GW) saat ini, Agung menjamin keandalan pasokan daya listrik kepada PT HKML Battery Indonesia. Apalagi saat ini pasokan listrik di sistem Jawa-Bali diinformasikan sedang melimpah, sampai 50% dari kapasitas pembangkit.

Ia meyakini, cadangan daya tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis dan industri, salah satunya pabrik baterai EV pertama di Asia Tenggara, yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat itu.

“PLN optimistis dapat memenuhi kebutuhan listrik untuk industri, apalagi khususnya industri baterai. Saat ini PLN memiliki cadangan daya cukup besar, khususnya pada sistem kelistrikan Jawa-Bali,” sambung Agung.

Dirinya menjelaskan bahwa saat ini PLN aktif melakukan komunikasi dengan calon pelanggan terkait pasokan listrik ke HKML Battery Indonesia yang berlokasi di sekitar Kawasan Industri KNIC.

“PLN siap menyediakan pasokan daya listrik yang berkelanjutan, aman, dan andal sesuai timeline dan kebutuhan investasi bagi Kawasan Industri Karawang KNIC pada umumnya dan HKML Battery Indonesia pada khususnya,” ujar Agung.

Sampai dengan saat ini, PLN masih terus melakukan pembahasan terkait rencana Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan KNIC.

“Intinya kami pastikan, PLN siap. Bagi industri yang ingin lebih efisien, pakai saja listrik PLN. Anda fokus bisnisnya, biar kami urus listriknya. Sudah banyak bukti industri yang tadinya mengoperasikan sumber listrik sendiri sekarang beralih ke PLN karena lebih andal dan efisien,” tandas dia.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menyebutkan, PLN siap memenuhi kebutuhan listrik HKML Battery Indonesia yang akan mulai pembangunan tahap pertama pada September 2021 dan akan beroperasi tahun 2022. Dilanjutkan tahap kedua pada 2026.

Presiden Jokowi menginformasikan bahwa pabrik baterai kendaraan listrik yang juga pertama di Indonesia tersebut, bernilai investasi US$1,1 miliar.

Pada groundbreaking pabrik baterai HKML, Jokowi menyampaikan komitmen Indonesia dalam mendukung pengembangan ekosistem industri baterai dan kendaraan listrik. Baterai EV dengan bahan baku nikel diyakini akan meningkatkan nilai tambah bijih nikel akibat terjadinya hilirisasi industri nikel.

“Jika menjadi baterai nilai tambah meningkat 6-7 kali lipat, kalau jadi mobil listrik bisa menjadi 11 kali lipat,” ucap Jokowi, Kamis (16/9).

Untuk itu, Jokowi berpesan agar hilirisasi industri baterai dan mobil listrik dapat dibangun dengan kolaborasi yang tidak hanya melibatkan perusahaan besar dan BUMN, tetapi juga melibatkan pengusaha mikro dan menengah.

Pemerintah berharap, hilirisasi industri nikel menjadi modal Indonesia untuk bersaing di kancah global pada masa mendatang. Pasalnya, Indonesia memiliki 24% cadangan nikel dunia yang merupakan mineral penting dalam bahan baku pengembangan kendaraan listrik.

Rencana hilirisasi nikel pun turut membuka peluang bisnis yang lebih luas untuk PLN. Sebagai contoh, demi memenuhi kebutuhan listrik 61 fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral  (smelter) di Sulawesi, PLN diminta mengalirkan daya 7.184 megavolt ampere (MVA) atau sekitar 6.106 megawatt (MW).

Menurut Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara PLN, Syamsul Huda, seiring larangan ekspor mineral mentah dalam UU Minerba, perusahaan tambang berbondong-bondong membangun smelter, termasuk di Sulawesi yang kaya dengan sumber daya nikel. 

“Dari 61 smelter di Sulawesi, PLN telah mengalirkan listrik bagi lima smelter dengan daya tersambung 88 MVA dan melalui Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL), PLN juga akan mengalirkan bagi enam smelter lainnya dengan daya 738 MVA,”pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar