14 Agustus 2025
19:04 WIB
Pasokan Gas Cikarang Listrindo Terganggu Unplanned Shutdown Pertamina EP
Cikarang Listrindo (POWR) terpaksa memakai bahan bakar alternatif lain sembari menunggu pasokan gas dari Pertamina EP dan PGN kembali normal.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Khairul Kahfi
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jababeka milik Cikarang Listrindo di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Indonesia. Dok PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR)
JAKARTA - PT Cikarang Listrindo Tbk mengungkapkan, saat ini terdapat gangguan pasokan gas untuk operasional Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) yang mereka kelola.
Dalam keterbukaan informasi yang dipublikasi, emiten berkode saham POWR itu mengungkapkan salah satu penyebab gangguan pasokan gas ialah unplanned shutdown pada area Stasiun Pengumpul Field Subang yang dioperasikan oleh PT Pertamina EP.
Dampak dari unplanned shutdown itu dirasakan seluruh pelanggan gas bumi PEP di Jawa Bagian Barat, termasuk POWR yang membeli gas untuk keperluan pembangkit listrik. Di lain sisi, Cikarang Listrindo pada 10 Agustus 2025 lalu juga telah menerima pemberitahuan dari PT PGN Tbk soal menurunnya tekanan penyaluran gas.
"PGN menyampaikan pemberitahuan resmi berikutnya terkait masalah tekanan kritis pada jaringan South Sumatra West Java (SSWJ) yang mengindikasikan adanya potensi penurunan tekanan gas yang disuplai ke pembangkit listrik kami," sebut Sekretaris Perusahaan Cikarang Listrindo Tbk Rani Maheswari Miraza dalam keterbukaan informasi, Jakarta, Kamis (14/8).
Sekadar informasi, PT Cikarang Listrindo Tbk mendapat pasokan gas dari PT Pertamina EP dan PT PGN Tbk. Berdasarkan kontrak, pasokan gas dari Pertamina EP berlaku sampai Desember 2029, sedangkan dari PT PGN Tbk sampai Maret 2035.
POWR pun bakal memitigasi gangguan pasokan gas dengan pemanfaatan bahan bakar lainnya demi menjamin pemenuhan kebutuhan pelanggan industri sampai pasokan dari PEP maupun PGAS kembali normal.
Sampai saat ini, Rani mengatakan, belum ada dampak kegiatan operasional dari gangguan pasokan yang dialami POWR. Tetapi, pihaknya bakal tetap mengkaji potensi dampak gangguan pasokan terhadap kondisi keuangan perusahaan.
"Perseroan tetap berkomitmen untuk memantau situasi secara cermat dan saat ini sedang berkoordinasi dengan pemasok gas, regulator, dan pemangku kepentingan lainnya, sebagai langkah mitigasi untuk menjaga reliabilitas operasional pasokan listrik," tuturnya.
PGN Akui Penurunan Volume Gas
Di tempat berbeda, Corporate Secretary PT PGN Tbk Fajriyah Usman mengakui ada penurunan volume gas yang disalurkan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di sisi hulu. Akibatnya, terdapat hambatan dalam pengaliran gas kepada pelanggan PGN di sekitaran Jawa Barat.
Penurunan volume gas, sambung Fajriyah, tak lepas dari pemeliharaan operasional tak terencana (unplanned) pada beberapa pemasok gas. Sedangkan rencana tambahan pasokan gas saat ini masih dalam proses.
Tak sampai situ, Subholding Gas PT Pertamina tersebut pun belum mendapat tambahan kargo Liquified Natural Gas (LNG) periode Agustus 2025 sebagai sumber alternatif lain. Sehingga untuk sementara waktu, PGN meminta pelanggan agar melakukan penyesuaian konsumsi gas bumi.
"Kami telah menyampaikan kepada pelanggan terdampak untuk melakukan pengaturan pemakaian gas, dan bagi pelanggan dengan sistem dual fuel untuk sementara mempersiapkan bahan bakar lainnya sebagai energi pengganti," tutur Fajriyah lewat siaran pers, Kamis (14/8).
Fajriyah mengungkapkan, pihakya bersama pemangku kepentingan terkait sedang melakukan langkah percepatan untuk memperoleh tambahan alokasi pasokan, terutama LNG, dan menyalurkannya kepada pelanggan sesegera mungkin.
"Kami menyampaikan permohonan maaf atas situasi yang terjadi dan memahami bahwa kondisi ini dapat memengaruhi kelancaran operasional pelanggan," jelasnya.