24 Agustus 2022
18:02 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Sektor pariwisata Indonesia terus membaik seiring dengan perekonomian nasional yang tumbuh di angka 5,44% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal II-2022.
Selain karena jumlah wisatawan mancanegara yang meningkat, membaiknya sektor pariwisata juga didorong oleh tren pariwisata di Indonesia yang mulai bergeser ke arah digital. Pada tahun 2021, tercatat online travel di Indonesia mencapai US$3,4 miliar dan diperkirakan akan tumbuh tiga kali lipat pada tahun 2025.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Indonesia harus mempertahankan capaian yang baik tersebut. Karena, menurutnya, pariwisata masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan melalui strategi percepatan digitalisasi pariwisata.
“Oleh karena itu, integrasi sektor ekonomi digital dan sektor pariwisata akan menjadi prioritas Pemerintah ke depan untuk mempercepat pemulihan pariwisata,” tegas Menko Airlangga dalam acara international conference yang diselenggarakan oleh Universitas Warmadewa, Rabu (24/8).
Dia menjelaskan, pembangunan sektor pariwisata berkelanjutan juga menjadi perhatian utama Pemerintah saat ini. Istilah pariwisata berkelanjutan tidak hanya terkait dengan praktik ramah lingkungan dan tanggung jawab lingkungan. Namun, juga dari sisi kemanusiaan, yakni menangani dampak kepada masyarakat baik sosial maupun ekonomi.
“Pariwisata berkelanjutan secara sosial harus diterapkan untuk memastikan uang yang dihabiskan untuk perjalanan tetap berada di masyarakat. Ini termasuk dalam upaya mendukung bisnis yang dijalankan atau dikelola oleh masyarakat lokal untuk mendukung ekonomi lokal,” ujarnya.

Wellness Tourism
Lebih lanjut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa pandemi covid-19 juga telah meningkatkan kesadaran global akan pentingnya menjaga kesehatan, sehingga wellness and health tourism menjadi salah satu leading sector di beberapa negara.
Indonesia sendiri, kata Airlangga, memiliki banyak potensi wellness tourism berbasis kearifan lokal, seperti minuman herbal, produk rempah-rempah, serta perawatan tubuh dan kecantikan.
Selain itu, lanjut dia, Pemerintah juga tengah menyiapkan destinasi wisata medis dengan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan pertama di Sanur, Bali.
“Kita harus bisa memaksimalkan potensi dan memanfaatkan peluang. Pada KEK Kesehatan di Sanur Bali rencananya akan dibangun fasilitas kesehatan berkualitas dengan nilai investasi Rp10,2 triliun dengan target penyerapan tenaga kerja sebesar 43 ribu orang,” ungkap Menko Airlangga.
Menutup sambutannya, Menko Airlangga kembali menekankan bahwa pariwisata berkelanjutan harus menjadi perhatian semua bisnis perjalanan dan semua pemangku kepentingan. Berkenaan dengan keberlanjutan masyarakat lokal, bisnis pariwisata harus melibatkan masyarakat lokal, menghormati keaslian sosial budaya, dan melestarikan warisan budaya.
“Saya berharap konferensi ini dapat memberikan masukan akademis yang berharga bagi pengembangan pariwisata yang dapat menguntungkan secara ekonomi dan berkelanjutan secara sosial,” pungkas Menko Airlangga.