11 Juni 2021
13:58 WIB
Penulis: Zsasya Senorita
Editor: Fin Harini
JAKARTA – Komisi VII DPR menyetujui peningkatan pagu indikatif Kementerian ESDM dalam RAPBN tahun 2022 menjadi Rp6,89 triliun, dari sebelumnya diusulkan senilai Rp5,45 triliun. Ancar-ancar pagu anggaran tahun depan pun terpantau tidak jauh dari tahun ini yang dipatok pada nilai Rp6,84 triliun sebagai pedoman penyusunan rencana kerja KESDM periode 2021.
Dari pagu indikatif sebesar Rp6,89 triliun tahun depan, alokasi anggaran terbesar diberikan kepada Ditjen Migas senilai Rp2,76 triliun. Dana ini akan digunakan untuk membangun infrastruktur migas, seperti jaringan gas untuk rumah tangga hingga pembangunan transmisi pipa ruas Cisem.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menegaskan akan melaksanakan kesepakatan tersebut dengan sebaik-baiknya. Pihaknya juga mengharapkan dukungan Komisi VII DPR untuk bersama-sama mencermati program-program yang akan dilaksanakan tersebut.
“Kami akan melaksanakan apa yang kita sepakati dengan best effort kita. Mudah-mudahan kita mendapatkan kemudahan dan keberhasilan,” kata Arifin dalam keterangan yang diterima pada Jumat (11/6).
Selanjutnya, pembagian anggaran untuk Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) ditetapkan sebesar Rp888,72 miliar. Besaran anggaran ini akan digunakan untuk pembangunan PLTS atap hingga pengembangan sektor energi bersih lainnya, guna mempercepat pencapaian target bauran energi baru dan terbarukan sebesar 23% pada 2025.
Sementara itu, Ditjen Mineral dan Batubara memperoleh pagu anggaran sebesar Rp553,55 miliar untuk mendorong produksi mineral dan tambang yang diharap mampu memberikan pendapatan maksimal bagi negara.
Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan sendiri mendapat anggaran Rp440,29 miliar yang akan dipakai untuk meningkatkan keandalan sistem kelistrikan.
Selanjutnya, Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM meraih pagu indikatif Rp313,90 miliar, Inspektorat Jenderal Kementerian ESDM Rp11,34 miliar, Sekretariat Dewan Energi Nasional Rp85,23 miliar, serta Badan Penelitian dan Pengembangan Rp456,72 miliar.
Kemudian, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Rp555,28 miliar, Badan Geologi Rp368,83 miliar, Badan Pengatur Hulu Migas Rp249,7 miliar, dan Badan Pengelola Migas Aceh Rp85,27 miliar.
Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto menegaskan persetujuan pagu indikatif itu ditujukan untuk masyarakat. Di antaranya sambungan listrik gratis bagi masyarakat tidak mampu yang mencapai 217 ribu kepala keluarga di seluruh Indonesia.
“Kami perlu menggarisbawahi bahwa peningkatan pagu indikatif 92% di antaranya untuk masyarakat langsung,” kata Sugeng.
Di sisi lain, Menteri ESDM dan Komisi VII DPR juga menyepakati Asumsi Makro Sektor ESDM dan Pagu Indikatif Tahun Anggaran 2022 dalam rapat dipimpin Sugeng, kemarin.
Asumsi makro sektor ESDM tahun 2022 yang disepakati adalah ICP sebesar US$55-70 per barel. Lifting migas 1,736-1,950 juta barel setara minyak per hari, yang terdiri dari lifting minyak 705.000 -750.000 ribu barel per hari dan lifting gas 1,031-1,200 juta barel setara minyak per hari.
Disepakati pula volume BBM bersubsidi sebesar 14,80-15,58 juta KL. Terdiri dari minyak tanah 0,46-0,48 juta KL dan minyak solar 14,34-15,10 juta KL. Volume LPG 3 kg disepakati 7,50-8,00 juta metrik ton, subsidi tetap minyak solar Rp500 per liter. Subsidi listrik Rp39,50-61,83 triliun.