c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

20 September 2021

09:35 WIB

Pacu Nilai Tambah, Kemenperin-Pemda Revitalisasi IKM Olahan Porang

Asal tahu, umbi porang mengandung glukomanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan berfungsi sebagai bahan baku berbagai macam industri

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Dian Kusumo Hapsari

Pacu Nilai Tambah, Kemenperin-Pemda Revitalisasi IKM Olahan Porang
Pacu Nilai Tambah, Kemenperin-Pemda Revitalisasi IKM Olahan Porang
Petani menunjukkan tanaman umbi porang di Kelurahan Lepolepo, Kendari, Sulawesi Tenggara. ANTARAFOTO/Jojon.

JAKARTA – Pemerintah terus mendukung pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) olahan porang di dalam negeri. Kemenperin berusaha tingkatkan nilai tambah komoditas lewat fasilitasi penguatan teknologi. 

Plt Dirjen IKMA Kemenperin Reni Yanita menjelaskan, pihaknya akan melakukan beragam upaya intensifikasi terhadap pengembangan komoditas terkait di Indonesia. Saat ini, porang merupakan komoditas ekspor paling potensial untuk dikembangkan.

“Kami akan melakukan pendampingan IKM pengolahan porang, peningkatan teknologi dan kapasitas produksi, pengembangan produk turunan porang melalui pengembangan inovasi IKM, serta promosi melalui pameran, marketplace, link and match,” katanya dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Minggu (19/9).

Asal tahu, umbi porang mengandung glukomanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan berfungsi sebagai bahan baku berbagai macam industri. Misal dalam industri makanan, olahan porang dan ekstrak glukomanan digunakan dalam pembuatan mi shirataki, beras konyaku, pasta porang dan pengental. 

Sementara di industri kosmetik, olahan porang digunakan dalam pembuatan pembersih wajah, masker wajah dan bahan pengisi, serta pengikat tablet. Olahan porang juga dapat digunakan dalam industri kimia sebagai bahan pelapis (coating), perekat dan pembuatan kertas.

Lebih lanjut, porang Indonesia tidak mengandung senyawa trimetilamin atau TMA, sehingga tepung porang yang dihasilkan tidak berbau amis. Hal ini membuat porang Indonesia begitu diminati oleh pasar luar negeri. 

“Permintaan global terhadap produk turunan umbi porang sangat tinggi, dengan pertumbuhan ekspor di 2020 mencapai 23,35%. Adapun tiga besar negara tujuan ekspor porang, yaitu China, Thailand dan Malaysia,” ujar Reni.

Menurutnya, Ditjen IKMA sedang menyiapkan skema mengembangkan produk turunan olahan porang. Melalui koordinasi dengan Kemenko Perekonomian terkait penetapan klaster prioritas pengembangan budidaya porang. 

Kekinian, pihaknya juga bekerja sama dengan Kementan dan pemda Kabupaten Madiun sedang menyiapkan pilot project pengembangan porang. Agar bernilai tambah dan memenuhi standar keamanan pangan, dengan biaya operasional yang tetap rendah.

Adapun pemerintah mengidentifikasi tiga daerah potensial pengembangan porang, antara lain di Kabupaten Pandeglang, Banten; Kab. Tabanan, Bali; dan Kab. Lombok Timur, NTB. Proses pengembangan industri pengolahan porang di tiga daerah tersebut, akan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) TA 2022.

Perhatian Utama 
Reni juga menjelaskan, setidaknya ada tiga hal yang jadi perhatian untuk menjamin keberhasilan pengembangan sentra DAK tersebut. 

Pertama, komitmen pemda dengan memiliki pola pengembangan sentra IKM olahan porang. Di dalamnya memuat rencana strategis, tahapan pengembangan, pola kelembagaan, business plan sentra IKM, dan site plan.

Kedua, adanya jaminan ketersediaan bahan baku porang berkualitas baik, dilihat dari sisi luasan lahan dan waktu panen. 

Ketiga, adanya ekosistem porang mulai dari petani, pengelola sentra (koperasi/ UPT), industri turunan porang, eksportir, perguruan tinggi, hingga badan litbang. Yang mempunyai kesamaan visi-misi dalam pengembangan komoditas tersebut.

Beberapa waktu lalu, dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Pandeglang, Banten, Reni dan tim Ditjen IKMA bersama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang membahas, sinergi dan kolaborasi dalam pembangunan revitalisasi sentra IKM pengolahan porang di wilayah Tanjung Lesung.

“Selain itu, dilakukan peninjauan sentra budidaya tanaman porang dan pengolahan porang. Sekaligus berdialog langsung dengan komunitas petani porang, mengenai rencana pengembangan industri porang di Pandeglang,” ungkap Reni.

Pembahasan dan forum dialog dengan stakeholder menjadi krusial untuk memastikan keberlangsungan sentra IKM Porang ke depan. Pemerintah Kabupaten Pandeglang telah menyatakan komitmen dan kesiapannya untuk menjadikan pengembangan olahan porang sebagai salah satu prioritas daerah.

“Tim Ditjen IKMA bersama pemerintah daerah akan terus mengawal proses pembangunan sentra DAK Porang di Kabupaten Pandeglang,” tuturnya.

Pengembangan Rumah Kemasan
Tim Ditjen IKMA juga sempat mengunjungi Rumah Kemasan untuk Sentra Batik dan Kuliner Pandeglang (SEBAKUL). Rumah kemasan ini juga merupakan fasilitasi dari DAK yang diperoleh Pemda Pandeglang pada 2020 dan 2021.

Dalam rangka memberikan solusi penguatan mutu kemasan produk IKM, Kemenperin melalui Ditjen IKMA, mendorong dinas yang membidangi perindustrian baik di provinsi maupun di kabupaten/kota untuk mendirikan rumah kemasan.

Saat ini terdapat 36 rumah kemasan yang dikelola oleh pemerintah provinsi/kabupaten/kota. Dengan 18 di antaranya dikelola oleh pemprov dan 18 rumah kemasan dikelola oleh pemkot/ Kabupaten.

“Perlu diketahui, masih banyak IKM belum memberikan perhatian yang cukup terhadap penggunaan kemasan yang baik,” ujar Reni. 

Karena keterbatasan pengetahuan IKM dalam memilih bahan kemasan, teknologi alat pengemasan, serta desain kemasan dan label yang sesuai dengan aturan yang berlaku.

Selain itu, IKM mengalami keterbatasan dalam mengakses rumah kemasan karena lokasi IKM sangat menyebar. Serta kemampuan finansial IKM yang terbatas untuk membeli kemasan dalam jumlah besar.

Seperti disebutkan Presiden Joko Widodo bahwa packaging merupakan hal penting dan perlu diperbaiki baik dalam segi branding, warna dan kemasan. Jadi saat masuk pasar, barang tersebut enak dilihat serta meningkatkan minat konsumen untuk membeli.

"Arahan tersebut menguatkan kami untuk terus meningkatkan daya saing IKM melalui penguatan kemasan,” tambah Reni.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar