04 Januari 2023
13:38 WIB
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
JAKARTA – Dengan bertambahnya faktor-faktor yang membuat harga komoditas berfluktuasi seperti kebijakan pemerintah, maraknya praktik investasi ilegal yang kemudian membawa citra buruk bagi industri pemindahbukuan (PBK), Jakarta Future Exchange (JFX) tetap optimistis akan mencapai hasil yang luar biasa.
Sebagai self regulatory organization (SRO) JFX menetapkan 2023 sebagai tahun “SETIA” yaitu Simplicity, Educativenes, Trust, Innovative-Informative and Accountability.
Direktur utama JFX Stephanus Paulus Lumintang mengatakan dengan strategi yang matang, kerja sama dan koordinasi yang baik antara bursa, lembaga kliring, pemerintah, perusahaan pialang dan pedagang serta pelaku usaha lainnya, industri PBK akan bertumbuh menjadi lebih baik.
“Kami mengharapkan partisipasi aktif dari anggota JFX yang sudah dijembatani dengan pelaku pasar fisik yang ada di Indonesia. JFX akan terus berinovasi dan menyiapkan kontrak-kontrak baru yang menarik untuk diluncurkan pada tahun 2023 ini,” ujar Stephanus dalam pernyataan resminya, Rabu (4/1).
JFX, katanya, telah siap untuk melakukan pengembangan pada 2023, di mana pengembangan ini dilakukan di setiap lini organisasi mulai dari kontrak, kualitas pelayanan, sumber daya manusia, teknologi dan hubungan internasional.
"Ini dilakukan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas serta peningkatan produktivitas JFX. Dengan pengembangan dari sisi internal dan eksternal, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi semua pemangku kepentingan dan mengembangkan industri PBK di Indonesia, demi terwujudnya cita-cita sebagai sarana pembentukan harga atas komoditas unggulan melalui JFX," imbuhnya.
Memasuki tahun 2023, dia mengungkapkan JFX telah menyiapkan lima program yang siap direalisasikan, pertama pengembangan kontrak Multilateral baru yaitu Olein, CPO dan Kopi.
Selain itu mengembangkan produk pasar fisik Kopra yang diharapkan menambah variasi produk pasar fisik di JFX.
Kedua meningkatkan pelayanan kepada member JFX, pialang, pedagang, peserta pasar fisik, pelaku pasar serta kepada masyarakat baik dari segi administrasi maupun teknologi.
Ketiga meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang akan berkontribusi pada rencana pengembangan JFX dan dapat melayani member dan seluruh pemangku kepentingan dengan baik untuk pertumbuhan industri.
Keempat aktif melakukan edukasi di universitas-universitas seluruh Indonesia dan bekerja sama dengan pialang melakukan seminar untuk publik terkait Perdagangan Berjangka Komoditi.
Dan yang kelima meningkatkan sinergi antar Lembaga, yaitu Regulator, Asosiasi dan Lembaga-lembaga lain yang terkait.
Selain dari pengembangan kontrak baru, Stephanus menuturkan JFX juga akan berfokus untuk membentuk kerjasama dan beraliansi dengan Bursa, Pialang dan pelaku usaha dari luar negeri.
Ada dua pendekatan yaitu pertama membentuk kerjasama dengan Bursa luar negeri dan kedua menarik broker luar negeri untuk membuka kantor di Indonesia.
"Langkah awal yang telah diambil JFX adalah membangun hubungan yang baik dengan harapan akan ada kolaborasi dengan Bursa-Bursa regional dan menarik pialang dari luar negeri untuk masuk ke Indonesia dan menjadi anggota JFX. Dengan hubungan yang telah terbentuk, JFX Optimis akan ada pialang baru dari luar negeri yang menjadi member JFX di tahun 2023," jelasnya.
Dia menuturkan pada tahun 2023 JFX telah menetapkan target pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan dengan tahun 2022 yaitu sebesar 14,5 juta lot. Hal ini, katanya, dapat tercapai dengan adanya kerjasama yang baik dan dukungan dari para stakeholders dan seluruh anggota bursa.
"JFX akan terus berkembang dan melakukan inovasi demi kemajuan bersama," tegasnya.
Rekap 2022
JFX pada bulan terakhir 2022 mencapai 2,2 juta lot perdagangan, dan telah menembus target sepanjang tahun 2022.
Secara keseluruhan tahun 2022, pencapaian kinerja perdagangan di JFX merupakan tahun gemilang JFX dengan total pencapaian 16,3 juta lot dari 12,6 lot yang ditargetkan selama 2022.
Pencapaian volume transaksi 16,3 juta lot terdiri dari Multilateral dan PALN sebesar 9.220.548 lot dan Bilateral sebesar 7.157.887 lot. Kontrak yang menjadi primadona selama tahun 2022 adalah kontrak Emas.
JFX menjelaskan Emas masih menjadi favorit bagi para investor untuk investasi, karena Emas memiliki volatilitas harga yang tinggi dan juga merupakan instrumen investasi yang aman.
"Selain Emas, kontrak Olein juga semakin diminati, khususnya kontrak Olein 100kg (OLE01) yang diluncurkan bersama dengan kontrak Emas 10gr (GOL10) pada 30 September 2022," tulisnya.
Tidak hanya itu kontrak GOL10 dan OLE01 menjadi primadona pada penghujung tahun 2022 sejak diluncurkan. Untuk merayakan kedua kontrak ini, JFX Bersama KBI mengadakan trading competition dan memberikan holiday fee sampai 30 November 2022.
Terlihat, antusias para anggota bursa dalam berpartisipasi dan terus menarik investor untuk berperan aktif semakin nyata dalam mendukung kedua kontrak ini sehingga bisa berkontribusi pada pencapaian volume di tahun 2022.
"Kinerja volume dan juga kontrak tersebut tidak lepas dari peran Anggota JFX, pialang dan pedagang serta dukungan dari Bappebti dan para pelaku pasar yang semakin aktif berinvestasi di perdagangan berjangka," tulisnya.
Selain itu kinerja pasar fisik di JFX juga menunjukan pertumbuhan yang positif di tahun 2022 khususnya pasar fisik emas digital off exchange yang mencapai volume transaksi 1.107.191 gram dimana kinerja ini melebihi target yang ditetapkan yaitu 1 juta gram.
Untuk pasar fisik Timah sendiri mencapai 48.330 ton yang terbagi atas timah ekspor sebesar 45.895 ton dan timah lokal sebesar 2.435 ton. JFX dalam hal ini yakin terhadap kinerja pasar fisik di tahun 2023 akan terus meningkat.
"Diharapkan juga dengan perdagangan pasar fisik yang dilakukan melalui bursa akan membantu pemerintah melalui Bappebti untuk mendapatkan data yang akurat baik dari sisi volume dan harga untuk membentuk informasi yang transparan kepada publik," tambahnya.