15 November 2024
08:59 WIB
OJK Ramal Dampak Kemenangan Trump Terhadap Likuiditas Perbankan
Pergantian kepala pemerintahan dari Joe Biden dari Partai Demokrat kepada Donald Trump dari Partai Republik diperkirakan akan mempengaruhi likuiditas global, termasuk likuiditas perbankan.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
Ilustrasi kredit perbankan. Shutterstock/dok
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) turut buka suara terkait dampak kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) 2024 terhadap likuiditas global, termasuk perbankan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (KEPP) OJK Dian Ediana Rae mengatakan bahwa pergantian kepala pemerintahan dari Joe Biden yang berlatar belakang Partai Demokrat kepada Donald Trump dari Partai Republik diperkirakan akan mempengaruhi likuiditas global.
“Dengan Partai Republik yang inward looking dapat mendorong capital outflow dari emerging market ke Amerika Serikat,” kata Dian dalam jawaban tertulis, Kamis (14/11).
Kendati demikian, dia meyakini ke depan ekspektasi pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) yang berlanjut sampai dengan tahun 2025 akan berdampak positif terhadap kondisi likuiditas di dalam negeri, termasuk perbankan.
Untuk saat ini, Dian menyebut, kondisi likuiditas perbankan masih memadai dengan rasio likuiditas yang berada di atas threshold.
Per September 2024, OJK melaporkan rasio kecukupan likuiditas (liquidity coverage ratio/LCR) berada pada level 222,64%, jauh di atas ambang batas (threshold) sebesar 100%.
Selain itu, rasio alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid/dana pihak ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 112,66% dan 25,40% per September 2024. Jumlah ini masih berada di atas batas yang diharapkan, yakni masing-masing 50% dan 10%.
"Mayoritas bank juga memproyeksikan kondisi likuiditas yang semakin membaik pada akhir tahun 2024, hal tersebut disampaikan melalui Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) Kuartal III/2024," ujarnya.
Sebelumnya, OJK mencatat bahwa DPK perbankan masih cukup positif dengan pertumbuhan sebesar 7,04% secara tahunan (year on year/yoy) di September 2024, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 6,54% (yoy).
Adapun, DPK perbankan masih didominasi oleh deposito dengan porsi 37,29% dari total DPK. Kemudian diikuti giro (current account/CA) dan tabungan (saving account/SA), yang memiliki porsi masing-masing sebesar 31% dan 31,7% dari total DPK.
Meskipun deposito cukup dominan, namun pertumbuhan DPK pada September 2024 utamanya ditopang oleh CASA yang tumbuh sebesar 8,32% (yoy) dari September 2023 sebesar 5,71% (yoy).
"Kondisi ini turut membantu perbankan untuk menjaga cost of fund di tengah suku bunga yang masih cukup tinggi," pungkas Dian.