c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

22 Februari 2025

09:12 WIB

OJK Proyeksi Pembiayaan Hijau oleh Perbankan Terus Meningkat

OJK memproyeksikan, pembiayaan hijau oleh perbankan Indonesia akan terus meningkat, seiring dengan komitmen sektor perbankan untuk mendukung tujuan keberlanjutan dan target Net Zero Emission.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

<p id="isPasted">OJK Proyeksi Pembiayaan Hijau oleh Perbankan Terus Meningkat</p>
<p id="isPasted">OJK Proyeksi Pembiayaan Hijau oleh Perbankan Terus Meningkat</p>

Ilustrasi pembiayaan hijau. Shutterstock/Doidam 10  

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan, pembiayaan hijau oleh perbankan Indonesia akan terus meningkat, seiring dengan komitmen sektor perbankan untuk mendukung tujuan keberlanjutan dan target Net Zero Emission yang dicanangkan pemerintah pada tahun 2060. 

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae menyebutkan bahwa total penyaluran kredit atau pembiayaan berkelanjutan perbankan telah mencapai Rp1.959 triliun pada tahun 2023, mengalami kenaikan signifikan dibandingkan dengan angka Rp1.409 triliun pada tahun sebelumnya.

"Tren peningkatan kredit/pembiayaan hijau tersebut diproyeksikan akan terus meningkat, seiring dengan dukungan perbankan terhadap target Net Zero Emission Pemerintah Indonesia pada tahun 2060 atau lebih cepat," ujar Dian dalam keterangan resmi, Jumat (21/2).

Sementara untuk data penyaluran kredit berkelanjutan pada tahun 2024 Dian mengatakan bahwa saat ini masih dalam proses pelaporan oleh perbankan ke OJK sesuai batas waktu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 51/POJK.03/2017 Tahun 2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik.

Lebih lanjut Dian mengatakan bahwa perbankan Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendukung pembiayaan hijau dan penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

Dian mengatakan jika dukungan terhadap pembiayaan hijau ini semakin diperkuat dengan adanya penerbitan panduan seperti Climate Risk Management & Scenario Analysis (CRMS), yang memberikan kerangka terpadu bagi bank dalam menilai ketahanan model bisnis mereka terhadap perubahan iklim.

Selain itu, OJK juga telah merilis Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) versi 2 pada Februari 2025. Taksonomi ini merupakan klasifikasi aktivitas ekonomi yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Indonesia.

“Ini berfungsi sebagai panduan bagi sektor keuangan dalam mengidentifikasi dan mengalokasikan pembiayaan ke proyek-proyek hijau dan berkelanjutan,” ucapnya.

Dia menyebut tantangan terhadap pembiayaan berkelanjutan secara global semakin besar, dengan mundurnya beberapa negara besar seperti Amerika Serikat dari komitmen Paris Agreement dan pengunduran diri bank-bank AS dari Net-Zero Banking Alliance.

Namun Dian menegaskan bahwa Indonesia akan tetap melanjutkan implementasi keuangan berkelanjutan yang berfokus pada kebijakan domestik dan komitmen Indonesia di tingkat internasional.

“Akan tetapi, Indonesia menerapkan sustainable finance berdasarkan kepentingan dan kebijakan domestik serta komitmen RI di fora internasional,” tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar