c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

15 Februari 2023

16:19 WIB

OJK: Galeri Investasi BEI Penting Tingkatkan Literasi Pasar Modal

Berdasarkan hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan 2022 yang diadakan OJK, tingkat literasi pasar modal bahkan paling rendah dibandingkan sektor jasa keuangan lainnya.

Editor: Fin Harini

OJK: Galeri Investasi BEI Penting Tingkatkan Literasi Pasar Modal
OJK: Galeri Investasi BEI Penting Tingkatkan Literasi Pasar Modal
Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia , Jakarta, Jumat (10/2/2023). Antara Foto/Sigid Kurniawan

JAKARTA - Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Horas V.M Tarihoran menyampaikan Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) berperan penting untuk meningkatkan literasi dan inklusi mengenai pasar modal Indonesia.

“Masih banyak orang yang tidak bisa membedakan pasar modal dan trading segala macam. Upaya kita untuk mendorong investor ritel untuk lebih banyak berinvestasi di pasar modal lebih cepat,” ujar Horas dalam acara Penghargaan Galeri Investasi BEI yang dipantau di Jakarta, Rabu (15/2), dilansir dari Antara.

Berdasarkan hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan 2022 yang diadakan OJK, tingkat literasi pasar modal bahkan paling rendah dibandingkan sektor jasa keuangan lainnya. Tingkat literasi pasar modal pada 2022 sebesar 4,11%, turun dibandingkan 2019 sebesar 4,29%. 

Sebagai perbandingan, di 2022, literasi sektor perbankan 49,93%, perasuransian 31,72%, dana pensiun 30,46%, Lembaga pembiayaan 25,09%, pergadaian 40,75%, Lembaga keuangan mikro 14,44% dan fintech 10,90%.

Adapun tingkat inklusi pasar modal pada 2022 adalah 5,19%, membaik ketimbang 1,55% di 2019. Namun, dibandingkan sektor jasa keuangan lainnya juga tertinggal. Inklusi perbankan pada 2022 mencapai 74,03%, diikuti perasuransian 16,63% dan Lembaga pembiayaan 16,13%. 

Selanjutnya, pergadaian 11,88%, dana pension 5,42% dan Lembaga keuangan mikro 5,53%. Hanya inklusi fintech yang lebih rendah dari pasar modal, yakni 2,56%.

Horas mengatakan, Galeri Investasi BEI adalah sarana untuk memperkenalkan pasar modal Indonesia sejak dini kepada dunia akademisi hasil kerjasama antara BEI, perguruan tinggi dan perusahaan sekuritas.

Ia menjelaskan galeri tersebut menyediakan publikasi dan bahan cetakan mengenai pasar modal yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia, termasuk peraturan dan undang-undang pasar modal.

Publikasi tersebut bisa digunakan oleh civitas akademika untuk tujuan akademik, bukan untuk tujuan komersial dalam hal transaksi jual dan beli saham.

Ia mengungkapkan hingga saat ini terdapat 769 Galeri Investasi BEI, serta 30 kantor perwakilan BEI di seluruh wilayah Indonesia.

“Sudah masuk ke investor pemula di lingkungan SMA (Sekolah Menengah Atas), tidak hanya memberikan akses, tetapi memberikan edukasi kepada calon investor potensial,” ujar Horas.

Ke depan, pihaknya berencana meluncurkan platform digital maupun aplikasi sebagai upaya agar pemberian literasi dan inklusi terkait pasar modal ke masyarakat semakin efektif.

Dalam kesempatan sama, Direktur Utama BEI Iman Rachman menyampaikan Galeri Investasi BEI memiliki peran dalam menumbuhkan investor di pasar modal Indonesia.

Jumlah investor pasar modal Indonesia tercatat sebanyak 10,4 juta Single Investor Identification (SID) hingga akhir 2022. Sebanyak 58,71% di antaranya merupakan investor muda di bawah 30 tahun.

“Untuk mendorong pasar modal di tingkat lanjutan atas, kami juga merambah ke SMA,” ujar Iman.

OJK menargetkan jumlah investor pasar modal mencapai 30 juta SID pada  2027 dengan kapitalisasi pasar modal Indonesia mencapai Rp15.000 triliun atau 70% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2027.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar