c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

17 Desember 2024

20:52 WIB

OJK Beberkan Kabar Terbaru WanaArtha Life, Kresna Life, Hingga AJBB

Berikut beberapa perkembangan teranyar mengenai beberapa kasus asuransi WanaArtha Life, Kresna Life, hingga AJBB yang sempat viral.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">OJK Beberkan Kabar Terbaru WanaArtha Life, Kresna Life, Hingga AJBB</p>
<p id="isPasted">OJK Beberkan Kabar Terbaru WanaArtha Life, Kresna Life, Hingga AJBB</p>

WanaArtha life. Shutterstock/dok

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan perkembangan teranyar mengenai beberapa kasus asuransi yang sempat viral. Mulai dari PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (WanaArtha Life/WAL), PT Asuransi Jiwa Kresna (Kresna Life), PT Asuransi Jiwasraya (Persero), hingga Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 (AJBB) atau yang lebih dikenal dengan nama AJB Bumiputera.

Untuk kasus Wanaartha Life, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan bahwa saat ini, tim likuidasi telah menyelesaikan pembagian dana jaminan tahap ketiga.

"Total dana jaminan yang telah didistribusikan kepada Pemegang Polis sebesar Rp160,6 miliar dengan jumlah pemegang polis sebanyak 12.648 pemegang polis," kata Ogi dalam keterangan tertulis, Selasa (17/12).

Kemudian untuk kasus Kresna Life, lanjut Ogi, OJK tengah menunggu hasil kasasi atas putusan PTUN Jakarta yang telah diajukan.

Sementara itu, untuk kasus Jiwasraya, Ogi menuturkan dalam perkembangannya, penawaran restrukturisasi manfaat polis kepada seluruh pemegang polis dilakukan secara terus menerus.

"Posisi per akhir November 2024 telah mencapai 99,9% dari seluruh pemegang polis," ungkapnya.

Terakhir, untuk kasus asuransi bermasalah AJBB, Ogi menyampaikan berdasarkan laporan perkembangan pelaksanaan RPK per akhir bulan November 2024, AJBB telah melakukan pembayaran klaim sebesar Rp360,12 miliar.

"Rinciannya, asuransi perorangan sebesar Rp265,98 miliar untuk 86.996 polis. Kemudian, asuransi kumpulan sebesar Rp94,14 miliar untuk 81 pemegang polis atau 7.940 peserta," jelas dia.

Outlook Industri Asuransi dan Dapen
Masih dalam kesempatan yang sama, Ogi juga menyampaikan outlook industri asuransi dan dana pensiun ke depan. Ia yakin industri asuransi akan tetap tumbuh seiring dengan optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Program Pemerintahan terbaru bidang kesehatan (fasilitas & infrastruktur), pendidikan (bangunan sekolah) dan pembangunan perumahan rakyat tentunya menjadi peluang bagi industri asuransi untuk mendukung dan menopang program-program tersebut," ujar Ogi.

Sektor kesehatan yang terus bertumbuh, sambung dia, tentunya membutuhkan eksistensi asuransi jiwa, dengan seiring penguatan prudential underwriting dan kebutuhan medical advisory board yang menjadi rujukan dalam pemrosesan klaim asuransi kesehatan. Selain itu, program intensifikasi pangan juga bisa didukung sektor asuransi, khususnya asuransi mikro.

OJK cukup optimis terhadap potensi pertumbuhan dana pensiun pada tahun 2025 mendatang, utamanya dengan mempertimbangkan upaya perluasan coverage kepesertaan oleh BPJS Ketenagakerjaan selaku penyelenggara program pensiun wajib, serta peran penting dana pensiun sebagai salah satu investor institusional untuk mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional.

Hal itu dengan mempertimbangkan growth aset dana pensiun baik wajib dan sukarela yang masih konsisten tumbuh dalam rate double digit, yakni 10,35% (yoy) per Oktober 2024, melanjutkan tren pertumbuhan pada tahun 2023.

Ogi menjelaskan, pertumbuhan dana pensiun di Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh program pensiun wajib yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan, Taspen, dan Asabri. Terkait ini, BPJS Ketenagakerjaan aktif melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan jumlah peserta, termasuk kampanye kesadaran dan kemudahan pendaftaran bagi pekerja formal dan informal.

Semakin banyaknya pekerja yang terdaftar, kontribusi yang masuk ke dalam program pensiun juga meningkat. Perluasan kepesertaan ini sejalan dengan salah satu sasaran RPJMN Tahun 2025-2029, yang terkait dengan penurunan angka kemiskinan dan ketimpangan kesejahteraan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi melalui investasi yang dilakukan oleh program pensiun.

Selain itu, lanjut Ogi, proyeksi pertumbuhan investasi juga didukung oleh suku bunga yang masih akan tinggi, dan dengan mayoritas investasi program pensiun ditempatkan pada instrumen pendapatan tetap seperti obligasi pemerintah dan korporasi, serta deposito.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar