c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

13 Juni 2023

14:16 WIB

Normalisasi Konsumsi Masyarakat Usai Hari Raya Redam IPR Mei 2023

Konsumsi masyarakat melandai usai Ramadan dan Idulfitri dan menyebabkan Indeks Penjualan Riil (IPR) melemah.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

Normalisasi Konsumsi Masyarakat Usai Hari Raya Redam IPR Mei 2023
Normalisasi Konsumsi Masyarakat Usai Hari Raya Redam IPR Mei 2023
Pekerja melayani pembayaran di kasir Hypermart, Jalan Tole Iskandar, Depok, Senin (15/5/2023). ValidnewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan, normalisasi konsumsi pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) menyebabkann kinerja penjualan eceran secara bulanan pada Mei 2023 melemah.

BI memperkirakan, penjualan eceran berada pada fase kontraksi sebesar 3,6% (month-to-month/mtm), turun cukup dalam dari pertumbuhan pada April 12,8% (mtm).

Adapun Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2023 sebesar 234,2 poin atau melambat dari 242,9 poin di bulan sebelumnya.

“(Penurunan penjualan eceran Mei) sejalan dengan normalisasi konsumsi masyarakat setelah periode Ramadan dan Idulfitri 1444 H,” katanya dalam siaran pers, Jakarta, Selasa (13/6).

Baca Juga: BI: Pengendalian Inflasi Indonesia Lebih Baik Dari Negara Maju

Penurunan kinerja penjualan terjadi pada seluruh kelompok, terutama pada Subkelompok Sandang sebesar -20,4% (mtm); Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar -2,7% (mtm); serta Peralatan Informasi dan Komunikasi sebesar -8,6% (mtm).

Secara spasial, kinerja penjualan seluruh kota cakupan survei tercatat menurun/melambat, kontraksi terdalam tercatat di Kota Bandung sebesar -14,5% (mtm), dikuti oleh Makassar sebesar -16,7% (mtm); dan Semarang termasuk Purwokerto sebesar -9,7% (mtm). 

Sementara itu, perlambatan terjadi di Kota Surabaya (2,7%, mtm) dan Banjarmasin (3,9%, mtm).

Kemudian, IPR Mei 2023 tumbuh tipis secara tahunan sebesar 0,02% (year-on-year/yoy), atau terhitung lebih rendah dibanding April 2023 yang sempat tumbuh 1,5% (yoy).

Berdasarkan kelompoknya, kinerja penjualan eceran tahunan didorong oleh Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 3,2% (yoy); serta Subkelompok Sandang sebesar 16,1% (yoy) yang diperkirakan tetap tumbuh positif. Sementara itu, Kelompok Suku Cadang dan Aksesori tercatat relatif stabil meski mash dalam fase kontraksi sebesar 4,8% (yoy).

Secara spasial, mayoritas kota masih tercatat tumbuh positif meski melambat. Antara lain Kota Medan sebesar 35,8% (yoy); Makassar 10,4% (yoy), dan Denpasar 9,2% (yoy). Sementara itu, Kota Banjarmasin yang tumbuh 10,7% (yoy) menjadi satu-satunya kota yang tercatat tumbuh meningkat. 

Pada Mei 2023, mayoritas kota masih tercatat tumbuh positif secara tahunan, namun menurun atau melambat secara bulanan pada seluruh kota cakupan survei. 

Sebagai perbandingan, kinerja penjualan eceran yang tumbuh positif pada April 2023 terjadi pada beberapa kelompok, terutama pada Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi sebesar 9,9% (yoy); serta Subkelompok Sandang hingga 17,6% (yoy). Sementara itu, Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau tercatat tetap tumbuh sebesar 4,6% (yoy) meski melambat dibandingkan bulan sebelumnya. 

Di sisi lain, Kelompok Peralatan Rumah Tangga dan Lainnya; Suku Cadang dan Aksesori; serta Bahan Bakar Kendaraan tercatat mengalami perbaikan meski masih berada pada fase kontraksi, masing-masing sebesar-2,9% (yoy), -4,9% (yoy), dan -8,3% (yoy).

“(Pertumbuhan penjualan eceran April) sejalan dengan periode Ramadan dan Idulfitri 1444 H, strategi potongan harga yang dilakukan ritel, serta kelancaran distribusi sehingga mendorong peningkatan permintaan dalam negeri,” jelasnya.

Baca Juga: BI: Normalisasi Kegiatan Masyarakat Akan Turunkan Penjualan Eceran

IPR Kuartal II/2023 Masih Tumbuh
Erwin menyampaikan, kinerja penjualan eceran diprakirakan tumbuh pada kuartal II/2023 meski melambat. Indeks Penjualan Eceran pada kuartal II/2023, tercatat tumbuh 0,8% (yoy), lebin lambat dari 1,6% (yoy) pada kuartal sebelumnya. 

“Pertumbuhan penjualan eceran ditopang ole peningkatan Subkelompok Sandang (16,8%, yoy) serta Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi (2,8%, yoy),” terangnya.

Sementara itu, Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan Suku Cadang dan Aksesori tercatat mengalami perbaikan meski masih berada pada fase kontraksi masing-masing sebesar-5,0% (yoy), -8,6% (yoy), dan -4,9% (yoy).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar