c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

17 April 2023

14:40 WIB

Nilai Ekspor Indonesia Maret 2023 Naik 9,89%

Meski masih ada peningkatan, BPS mencatat pertumbuhan bulanan ini tidak setinggi pertumbuhan di bulan yang sama pada tahun 2022 dan 2021

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Fin Harini

Nilai Ekspor Indonesia Maret 2023 Naik 9,89%
Nilai Ekspor Indonesia Maret 2023 Naik 9,89%
Sebuah kapal tunda bersandar di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/12/2020). ANTARAFOTO/M Risyal Hidayat

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia terpantau meningkat pada bulan Maret 2023 dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Dalam peluncuran rilis Senin (17/4), BPS mengungkapkan nilai ekspor Indonesia mencapai US$23,50 miliar atau naik 9,89% secara bulanan atau MoM.

Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik, Imam Machdi mengatakan, pertumbuhan tersebut tak setinggi pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Ia melihat dalam tiga tahun terakhir memang terdapat kenaikan, tetapi pertumbuhan pada Maret 2023 tak setinggi periode Maret 2022 dan Maret 2021.

Secara tahunan atau dibandingkan Maret 2022, ekspor pada Maret 2022 turun 11,33%.

Imam mengungkapkan, kenaikan ekspor pada bulan Maret 2023 didorong oleh peningkatan nilai baik ekspor minyak dan gas (migas) dan ekspor non migas.

"Dibanding bulan sebelumnya jika kita lihat lebih rinci lagi bahwa ekspor migas Maret 2023 senilai US$1,34 miliar atau naik 12,79% dibandingkan dengan Februari tahun 2023. Ekspor nonmigas Maret 2023 mencapai US$22,16 miliar, naik 9,71% dibanding Februari 2023, sementara itu turun 11,70% jika dibanding ekspor nonmigas Maret 2022," katanya, Senin (17/4).

Secara kumulatif, ia menyampaikan, nilai ekspor Indonesia Januari–Maret 2023 mencapai US$67,20 miliar atau naik 1,60% dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$63,19 miliar atau naik 0,55%.

Menurutnya, peningkatan terbesar ekspor nonmigas Maret 2023 terhadap Februari 2023 terjadi karena beberapa peran, salah satunya pada komoditas bahan bakar mineral sebesar US$568,8 juta (14,29%). Kemudian ada juga komoditas logam mulia dan perhiasan/permata yang naik sebesar US$528,4 juta (93,04%), juga kenaikan nilai ekspor bijih, terak, dan abu logam sebesar US$218,8 juta (52,28%).

"Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewani/nabati sebesar US$260,0 juta (10,53%)," ujarnya.

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Maret 2023 turun 5,40% dibanding periode yang sama tahun 2022. Demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 5,69%. Sedangkan, ekspor hasil tambang dan lainnya naik 28,10%

Imam menyebutkan ekspor nonmigas Maret 2023 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$5,67 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,97 miliar dan Jepang US$1,78 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,51%. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$4,09 miliar dan US$1,53 miliar.

Adapun provinsi yang menjadi penyumbang terbesar ekspor Indonesia pada Januari–Maret 2023 adalah Jawa Barat dengan nilai US$9,19 miliar (13,68%), diikuti Kalimantan Timur US$7,95 miliar (11,83%) dan Jawa Timur US$6,31 miliar (9,38%).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar